Nama ku adalah Sena Veanna, aku biasa dipanggil Anna, aku berumur 23 tahun. Dan di usiaku yang masih muda terbilang muda ini, aku sudah cukup sukses.
Aku sudah mampu untuk memenuhi setiap kebutuhanku. Aku bisa membeli apapun yang kuinginkan, tas, sepatu, mobil, rumah, bahkan apartemen mewah sekalipun.
Biarpun orang-orang mengatakan bahwa aku bekerja di dunia malam atau dunia yang kotor aku tidak mempedulikannya. Karena itu semua tidak benar. Mereka hanya lah iri terhadapku. Karena aku yang masih muda ini sangat sukses. Melebihi anak anak mereka yang seusiaku atau bahkan lebih tua dariku.
Pekerjaan ku ini sepenuhnya halal dan legal tentunya. Aku bekerja sebagai seorang arsitek yang masih melanjutkan kuliah. Dan di kuliahku itu aku menjadi mahasiswi yang mengajukan diri sebagai asisten dosen.
Tiap kali aku mendapatkan pelanggan untuk merancang suatu bangunan, tentu saja aku mendapatkan uang. Tiap kali aku mengikuti program penelitian dan membantu dosenku, aku pasti akan di beri uang sebagai tanda terimakasih telah membantu dosenku itu.
Aku bukanlah pekerja malam seperti yang orang lain katakan. Aku juga tak butuh obat obatan terlarang untuk menghibur diriku sendiri.
Semua ini tak lepas dari perkataan "mereka" Semua. Mereka yang berkata bahwa aku tidak akan bisa menempuh pendidikan tinggi, aku tidak bisa bekerja, aku tidak bisa melakukan apapun.
Ketika aku bertanya pada mereka "kenapa kalian semua terus meremehkan ku?"
Mereka menjawab "perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, toh nantinya kau juga akan berakhir di dapur untuk memasak."
"Benarkah?" Tanyaku.
"Lalu kenapa kalian terus meremehkan kemampuanku padahal kalian belum melihat kemampuan ku?" Tanyaku lagi.
"Bukannya sudah jelas?. Kau itu perempuan kemampuan yang sudah Pasti bisa kau lakukan adalah melayani suami diatas kasur lalu hamil dan melahirkan."
"Benar." Ucapku
Mereka tersenyum penuh kemenangan. Namun tak lama setelah itu senyuman mereka perlahan memudar.
"Itu kan jawban yang kalian inginkan?" Tanyaku yang tidak benar-benar bertanya.
"Aku punya mimpi. Aku memiliki cita cita yang ingin kucapai."
"Aku tidak mau terus berkubang dalam kepasrahan dan keputusasaan seperti kalian semua"
Mereka menatapku tak suka.
"Kau--"
"Apa kalian pikir perempuan itu tak bisa melakukan apapun? Apa kalian pikir perempuan dilahirkan hanya untuk melayani suami tanpa bisa menghasilkan suatu pencapaian sendiri?"
"Hmmm~" Gumamku sambil memiringkan kepala tanpa melepas tatapanku pada mereka yang terlihat sangat kesal.
"Aku tak menyangka ternyata aku terlahir dari lingkungan keluarga yang sangat kolot dan ketinggalan jaman ini."
"Dasar anak kurang ajar!" Teriak ayahku.
Ayahku menerjangku dengan amarahnya yang meluap-luap, menampar dan menjambak rambutku berkali kali.
Aku tidak melawan karena itu hanya akan sia sia saja. Berteriak pun rasanya tak berguna. Karena mereka tidak akan menolong ku. Mereka yang lain hanya menonton ku dengan duduk disofa dan terlihat santai. Seolah-olah mereka sedang menyaksikan pertunjukan yang menarik.
Ayah menendang perutku dengan sangat keras hingga membuat ku terduduk dengan keras di lantai yang dingin. Aku menunduk sesaat, membiarkan darah yang entah datang dari mana menetes kelantai.
Aku tertawa terbahak-bahak sambil tetap menunduk. Walau aku tidak melihat mereka namun aku tau tatapan apa yang mereka berikan padaku.
"Kenapa?" Ucapku sedikit lirih sambil menahan sakit.
"Kenapa ayah malah memukuliku?"
"Ahhh.... Aku tau...." Aku kemudian mulai mengangkat wajahku dan mulai menatap mata ayahku yang masih berdiri menjulang dihadapan ku.
"Ayah memukuliku karena ayah tidak bisa membalas kata kata ku kan?" Ucapku tersenyum
"Kau anak sialan!" Ayah menarikku hingga aku kembali berdiri. Tangan pria paruh baya yang ku panggil ayah sudah siap untuk memukulku lagi. Sebelum itu terjadi aku mengatakan "akan ku tunjukkan, akan ku tunjukkan!"
"Aku pasti bisa sukses tanpa campur tangan kalian semua. Akan ku tunjukkan itu! Pegang omonganku!"
"Tidak mungkin! Tidak mungkin anak bodoh sepertimu bisa sukses tanpa campur tangan kami semua?" Bantah kakak laki-laki ku yang selalu membuat ku menderita.
"Akan ku buktikan...." "ketika aku sudah sukses! Maka!.... Aku tidak akan memberikan sedikit pun buah dari kesuksesan ku."
"Kalian semua adalah orang-orang yang membuat ku menderita. Maka kalian harus merasakan penderitaanku. Terlepas dari darah yang mengalir dinadiku. Kalian bukanlah keluargaku dan aku tidak akan mengakui kalian sebagai keluarga ku!"
BRAKK!!!
Pukulan teramat keras mendarat di kepala ku hingga membuat ku pingsan. Namun hal terakhir yang dapat kulihat adalah ayah dan kedua kakak laki-laki ku yang tersenyum penuh kemenangan.
Published : Rabu, 6 januari 2021

YOU ARE READING
THE STORIES
Ngẫu nhiênTHE STORIES A Story by DIVEYOSKI "DIFFERENT STORIES DIFFERENT EXPERIENCES" tidak berisi cerita bersambung. berbeda judul maka berbeda cerita pula Menulis hanya untuk mengisi waktu luang