18++
"selamat pagi Pak Trevor"
"selamat pagi Pak Trevor"
"selamat pagi Pak Trevor"
"selamat pagi Pak Trevor"
Sapa para pegawai kantor tiap kali berpapasan denganku. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum kepada mereka.
Aku masuk ke kantorku kemudian aku mulai bekerja dengan segala berkas berkas kantor yang menumpuk.
Setelah aku mengecek dan membuat proposal, tak lama aku mendengar suara ketukan pintu, kemudian aku melihat Ruri (sekertarisku) yang masuk dengan membawa beberapa berkas sambil tersenyum. Aku mempersilahkannya duduk dan kami mulai terlibat pembicaraan bisnis.
Entah bagaimana dan siapa yang memulai, pembicaraan bisnis kami berubah menjadi pembicaraan yang lebih pribadi.
Aku menekan satu tombol yang biasa digunakan untuk mengkunci pintu secara otomatis dan jarak jauh tentunya.
Setelah itu Ruri mulai berjalan kearahku dan duduk dipangkuanku.
Ruri memeluk leherku ketika aku mencium dan melumat bibirnya, tanganku mulai mengelus elus tubuhnya kemudian aktifitas kami berubah menjadi lebih panas dan intens yang berlangsung selama kurang lebih satu jam.
Setelah itu kami membenarkan pakaian kami masing masing. Kemudian aku mengatakan "nanti malam mau kerumahku?"
Mata Ruri berbinar dan langsung menyanggupinya. Aku tersenyum senang. Dan sebelum keluar dari ruangan, seperti biasa Ruri akan memberikan kecupan ringan di bibirku.
Jam menunjukkan pukul sembilan malam, yang artinya sudah waktunya untuk pulang. Hari ini aku tidak lembur karena aku akan kedatangan tamu istimewa dirumahku.
Aku bergegas menuju rumahku yang jaraknya tak begitu jauh dari kantor. Hanya membutuhkan waktu sekitar setengah jam untuk sampai.
Ketika aku baru saja sampai dirumah dan hendak membuka pintu. Aku mendengar ada yang memanggilku dari balik tubuhku. Aku menoleh dan memeluknya "Ruri.."
"kau sepertinya baru sampai." Kata ruri sambil mengecup bibirku sekilas.
Aku hanya membalasnya dengan anggukan sembari tersenyum lalu aku memutar kunci dan membuka pintu. Kami berdua langsung memasuki rumah.
Aku meletakkan tasku disofa dan duduk disebelahnya. Ruri mengikutiku dan segera duduk menempel tepat disebelah kiriku.
Ruri memelukku dan menaikkan kakinya diatas kakiku. Kemudian dia melepas dasiku dan melumat bibirku. Aku hanya mengikuti alur permainan lidahnya.
Setelah dirasa cukup aku melepaskan tautan bibir kami. Kami mulai menarik nafas kemudian aku bertanya pada Ruri yang terlihat masih belum puas.
"menurutmu, aku ini bagaimana?"
"bagaimana apanya?" ruri yang belum paham malah bertanya balik.
"kepribadianku" ucapku singkat sambil mengelus pahanya.
Dia tersenyum menggoda kemudian mengatakan "secara profesional, kau sudah sangat disegani bukan karena arogansi melainkan karena kau adalah figur pemimpin yang sangat baik, dimana para pegawai sangat menghormatimu dan para atasan sangat senang akan talentamu"
Aku tersenyum "kalau secara pribadi?"
"hmm... aku berkerja denganmu sudah lebih dari tujuh tahun, dan menurutku kau itu orang yang sangat baik, raman dan murah senyum. OH! Kau juga orang yang sangat dermawan. Kau bahkan rela memberikan setengah dari gajimu untuk panti asuhan maupun panti jompo yang memerlukan bantuan finansial. Selain itu..."

YOU ARE READING
THE STORIES
RandomTHE STORIES A Story by DIVEYOSKI "DIFFERENT STORIES DIFFERENT EXPERIENCES" tidak berisi cerita bersambung. berbeda judul maka berbeda cerita pula Menulis hanya untuk mengisi waktu luang