REGRET - 05

7 1 0
                                    

KRIIINGGGG... KRIIINNGGGGG..
Bunyi bel yang dinantikan para siswa pun akhirnya berbunyi. Seluruh siswa segera merapikan barang-barangnya dan beranjak keluar kelas untuk pulang ke rumah masing-masing atau pun pergi nongkrong bersama teman-temannya.

•• KELAS XII MIPA 3 ••
"Ly, lo balik sama gue atau sama si Arga?" tanya Gita.
"Gak tahu nih. Arga gak ngasih kabar apa-apa daritadi." jawab Lily sambil menatap HP nya.
"Kenapa gak lo samperin aja ke kelasnya?" saran Jenny.
"Iya juga ya.. Ya udah yuk guys ke kelas Arga." ajak Lily.
"Eh, gue gak ikut ya. Nyokap gue udah jemput. Bye ciwi ciwi.." ucap Jenny.
"Okay, byee." jawab Gita dan Lily.
"Yuk, Git." ucap Lily.
Lily dan Gita pun pergi menuju kelas Arga.
Sementara itu di kelas Arga..
"Ky, lo mau kemana?" tanya Arga.
"Mau gue ajak jalan-jalan. Kenapa?" ucap Rachel.
"Gak, gak. Dia baru aja sembuh, udah lo ajak jalan-jalan." ucap Arga.
"Cuma ke cafe depan doang, Ga. Ntar gue balikin lagi ke lo. Daripada Kyra gabut nungguin lo selesai latihan basket." ucap Rachel.
"Boleh ya, Ga?" mohon Kyra.
"Ya udah. 5 menit sebelum gue selesai latihan, lo udah harus bawa Kyra balik." jelas Arga.
"Posesif banget sih hahaha.. Iya deh, siap Pak Bos." ucap Rachel sambil hormat.
"Thank you, Arga. Byeee" ucap Kyra.
Rachel dan Kyra pun pergi menuju cafe, meninggalkan Arga and the genk di kelas.
"Lo suka sama Kyra ya?" tanya Agam sambil menatap Arga.
"Apaan sih, Gam? Nanya sih nanya, tapi muka lo gak usah deket-deket gitu dong." ucap Arga sambil menjauhkan wajah Agam dari hadapannya.
"Tapi serius deh, Ga. Lo nyerah sama Lily? Terus sekarang lo suka sama Kyra?" tanya Gavin.
"Gue masih suka Lily, sampai kapanpun. Dan gue gak akan suka sama Kyra." ucap Arga.
"Serius? Tapi gue gak pernah lihat lo posesif kaya gitu ke Lily." ucap Alfi.
"Apa--"
"Permisi.."
Belum selesai Arga berbicara tiba-tiba ada seorang wanita yang datang.
"Lily?" ucap Gavin.
Ya, wanita itu adalah Lily.
"Hai, Vin hehe.." sapa Lily.
"Ga, hari ini kita balik bareng kan?" tanya Lily.
"Gue ada latihan basket hari ini." ucap Arga sambil membereskan barang-barangnya.
"Ya udah, gue tungguin gak papa kok."
"Gak usah. Abis itu gue ada acara. Lo balik aja sama Gita."
"Tapi--"
"Ly, gue beneran gak bisa. Next time ya kita balik bareng, okay?" ucap Arga sambil mengelus rambut Lily.
"Gue duluan ya guys, byee." ucap Arga.
"Tapi, Ga? Argaa.." teriak Lily.
Namun Arga tetap saja berjalan dan menghiraukan teriakan Lily.
"Lo ada acara atau mau nganter balik anak baru itu, Ga? Kenapa lo gak jujur aja? Apa iya lo udah capek?" batin Lily.
"Ly, are you okay?" tanya Agam.
"Okay kok, Gam. Gue duluan ya.."
"Gue anter mau?"
"Gak usah, Gam. Gue sama Gita aja. Bye guys." ucap Lily.
"Kenapa harus Arga sih Ly?" batin Agam.
"Fix sih, Arga suka Kyra." ucap Alfi.
"Udah lah gak usah dipikirin. Biarin aja Arga mau suka siapa. Mending kita cabut aja yuk." ucap Gavin.
"Ayoklahh berangkat." ucap Alfi dan Agam.

                                 ***
"Three point yuhuuu." ucap seorang lelaki kepada Arga.
"Ah hoki aja itu mah." ucap Arga.
"Yah, ngeremehin seorang Devan Aksara nih hahaha."

Devan Aksara. Sahabat dekat Arga dalam ekskul basket, namun sikapnya sangat jauh berbeda dengan Arga. Devan adalah sosok lelaki yang ramah, care, dan tentunya Devan kalo ngomong difilter dulu, gak kaya Arga yang ceplas-ceplos dan nyelekit.
"Nongki dulu yuk, Ga." ajak Devan.
"Gak." tolak Arga.
"Kapan sih lo kalo di ajak nongki jawab iya? Di rumah mulu gak bosen lo? Sekali-kali menghirup udara segar gitu kek." heran Devan.
"Gak ya gak. Enakan juga main game di rumah." ucap Arga.
“Ya ya ya serah lo deh. Ya udah gue mau ke kamar mandi. Bye.” Ucap Devan.
“Hm...” jawab Arga.
"Arga.."
"Lama banget sih lo? Udah telat 5 menit ya ini." ucap Arga.
"Ya maaf sih, tadi gue sama Rachel keasikan cerita-cerita jadi lupa." ucap Kyra.
"Serah lo deh. Yuk balik."
"Ya ya."
Kyra pun berjalan mendahului Arga.
"Eh, Ga tungguu.." teriak Devan.
"Apaan? Gue gak mau ikut nongki, Van. Gue mau nganter balik temen gue." ucap Arga.
"Dih pede lo. Ini gue mau balikin jersey yang kemarin gue pinjem." ucap Devan.
"Hih tadi gue telat dimarahin, sekarang lo yang lama." omel Kyra.
"Sabar kek. Ini gue lagi ngobrol sama temen gue." ucap Arga.
"Cantik." batin Devan.
"Ya sorry gue gak tahu." ucap Kyra.
"Oh iya Dev, ini Kyra temen gue."
"Temen? C-Cuma temen?" batin Kyra.
"Hai Ky, gue Devan. Nice to meet you." ucap Devan.
"Hai Dev, nice to meet you too." balas Kyra.
"Ya udah, gue balik ya Dev. Bye." ucap Arga.
"Duluan ya, Dev." ucap Kyra.
"Oh iya, hati-hati kalian." jawab Devan.
Kyra dan Arga pun menuju parkiran untuk bergegas pulang.
"Gue harus dapetin Kyra." batin Devan.

Oh iya lupa. Devan itu juga orang yang ambisius tingkat dewa. Apa yang dia mau ataupun suka ya harus dia dapetin.

                                ***
Arga tiba-tiba menghentikan motornya di depan penjual nasi goreng depan komplek.
"Lo nurunin gue disini?" tanya Kyra bingung.
"Dongo. Noh dibaca ada apaan." ucap Arga.
"Nasi goreng Pak Joko. Udah gue baca, terus?" ucap Kyra.
"Ya terus kita makan nasi gorengnya Pak Joko lah. Gue laper."
"Oh gitu, bilang kek. Gue kira lo mau nurunin gue disini."
Arga tidak menghiraukan ucapan Kyra. Ia langsung menghampiri Pak Joko dan memesan makanan.
"Nasi goreng special 2 ya Pak. Minumnya es teh semua." ucap Arga.
"Siap Mas Arga. Wih, pacar baru?" tanya Pak Joko.
"Bukan Pak." jawab Arga singkat.
Arga pun segera menghampiri Kyra yang sudah duduk.
"Lo mesenin gue gak, Ga?" tanya Kyra.
"Hm."
"Baik banget deh." ucap Kyra.
"Hm."
Sekitar 5 menit mereka berdua hanya diam. Tak ada yang berusaha memulai pembicaraan.
"Nih, Mas Arga pesanannya." ucap Pak Joko.
"Terima kasih ya, Pak." ucap Arga sambil tersenyum.
"Lo kalo senyum manis padahal. Kenapa jarang senyum sih?" tanya Kyra.
"Bukan urusan lo."
"Gue nanya baik-baik ya ampun."
"Lo kemana aja selama ini?" tanya Arga yang tiba-tiba melenceng dari topik pembicaraan.
"Bukan urusan lo."
"Dih, sok-sokan ngikutin gue." ucap Arga sambil mengacak-acak rambut Kyra.
"Yang lo acak-acak rambut, Ga. Tapi yang berantakan hati gue." batin Kyra.
"Yah, malah diem. Jawab."
"Hah? Eh, itu.. 1 minggu setelah kejadian itu, nyokap bokap gue balik dari luar negeri dan mutusin tinggal di Medan. Ya jadi gue sama abang gue ikut. Terus, Abang keterima di UI dan gue juga pengen nemenin Oma, ya udah deh balik lagi ke sini." jelas Kyra.
"Oh gitu." ucap Arga.
"Udah gitu doang tanggepan lo? Ngapain gue cerita tadi." kesal Kyra.
"Gak usah dimaju-majuin itu bibir. Diserempet bajaj mampus hahaha" ucap Arga sambil tertawa.
"Ganteng banget Arga kalo ketawa.. Gimana gue gak jatuh cinta kalo pemandangannya kaya gini terus.." batin Kyra.
"Apa lo, gak usah ketawa-ketawa."
"Katanya tadi gue kalo senyum manis, makannya gue ketawa. Biar lo diabetes." ucap Arga.
"Dibilang manis sekali aja langsung kepedean lo."
"Biarin."
Arga dan Kyra pun menikmati nasi goreng buatan Pak Joko sambil terus bercanda. Setelah selesai makan, Arga pun segera mengantar Kyra pulang karena sudah hampir maghrib.

•• Rumah Arga ••
"Kok telat pulangnya?" tanya Oma.
"Tadi latihan basket terus mampir makan terus nganter temen, Oma."
"Temen? Sejak kapan kamu mau nganter temen kamu?" tanya Oma bingung.
"Iya temen aku Oma. Itu cucunya Oma Risma rumahnya cempaka 6." ucap Arga.
"Oh ya? Cucunya sudah balik ke sini lagi?"
"Iya, udah Oma.."
"Ya sudah. Eh, tapi tunggu.. Kenapa kamu nganter dia pulang? Gak biasanya kamu kaya gitu. Terus kamu juga hampir gak pernah mau mampir makan di luar? Sama gebetan kamu si Lily itu aja juga gak pernah kaya gitu.. Kamu suka sama cucunya Oma Risma ya?" tanya Oma.
"Apa sih, Oma.. Udah ya, Arga ke kamar." ucap Arga.
"Iya deh.." jawab Oma sambil tersenyum.

Di kamarnya, Arga terus memikirkan omongan Omanya.
"Masa gue suka Kyra? Masa iya secepat itu gue berpaling hati dari Lily? Gak. Gak. Gue masih sayang sama Lily. Ini cuma bentuk perhatian gue aja karena Oma Risma minta gue buat jagain Kyra." ucap Arga.
"Kalo gak suka, kenapa lo nungguin dia terus?" ucap Arfan tiba-tiba.
"Apaan sih Bang.." elak Arga.
"Lo gak mungkin lupa kegiatan lo 10 tahun lalu setelah nolongin cucunya Oma Risma."
Arga terdiam.

20 April 2007
"Abang, Arga mana?" tanya Oma.
"Itu di taman Oma." jawab Arfan.
"Arga, sini.. Kamu belum makan loh daritadi." teriak Oma.
"Nanti aja Oma, Arga belum lapar." balas Arga.
"Adik mu itu nunggu apa sih Bang? Beberapa hari ini bolak balik ke taman terus."
"Arga bilang, dia beberapa hari lalu sempet nolongin cewek yang kesasar Oma. Katanya cantik, makanya dia nunggu buat ketemu lagi." jelas Arfan.
"Emang siapa namanya? Rumahnya mana?" tanya Oma.
"Kalo namanya, si Arga lupa lupa inget katanya. Kalo rumahnya, si Arga gak mau ngasi tahu." ucap Arfan.
"Ya sudah kalau gitu. Oma masuk ya. Diawasi itu adik mu."
"Iya Oma."

Arga masih terdiam mengingat kejadian 10 tahun lalu. Ia semakin merasa bingung akan perasaannya.
"Gimana? Masih mau ngelak sama perasaan sendiri?" ucap Arfan.
"Apa sih Bang. Itu mah cuma ocehan anak kecil. Gue gak serius waktu itu." bantah Arga.
"Iya deh, terserah lo. Gue percaya sama lo. Lo udah gede, pasti lo tahu mana yang baik buat diri lo sendiri. Good luck adikku sayang." ucap Arfan sembari mengecup kepala sang adik.
"Apaan sih Bang, najis lo." ucap Arga sambil melempar bantal ke arah Arfan.
Arfan hanya tertawa melihat kelakuan adiknya itu.

[JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN YA! THANK U❤️]

REGRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang