"Thanks ya Git.." ucap Lily.
"Iya sama-sama. Udah gak usah terlalu dipikirin ya, Ly. Gue yakin Arga masih sayang sama lo kok." ucap Gita sambil memeluk Lily.
Lily tersenyum, "sekali lagi makasih ya Git."
"Iya sama-sama, Lily."
Lily pun bergegas turun dari mobil Gita, "Byeee.."
"Byee, Ly.." balas Gita.
Setelah Gita pergi, Lily pun bergegas masuk ke dalam rumah.
"Kok gak balik sama Arga?"
"Kak Jasmine?! Ah akhirnya lo balik.." ucap Lily sambil memeluk erat Jasmine, sang kakak.
"Jawab dulu pertanyaan gue. Tumben gak balik sama Arga." ucap Jasmine.
Lily hanya diam, ia benar-benar bingung harus menjawab apa.
"Kalian putus?"
"Jadian aja gak pernah."
"Hah? Kalian selama ini kemana-mana bareng, saling tahu perasaan satu sama lain tapi gak jadian? Kok bisa?" tanya Jasmine penuh kebingungan.
"Ya bisa." jawab Lily singkat.
"Terus lo gak berusaha minta kepastian sama Arga?"
"Belum. Gue takut."
"Ngapain takut sih? Itu hak lo buat minta kepastian sama dia. Lo betah digantung kaya gini? Kalo nanti dia deket sama cewek lain, lo gak bisa apa-apa, Ly. Mau cemburu juga bukan siapa-siapanya kan."
"Bener juga Kak Jasmine. Gue harus ngomong sama Arga." batin Lily.
"Yah, malah diem bocah."
"Iya, lo bener. Gue harus minta kepastian ke Arga."
"Gitu dong. Ya udah sana ganti baju."
Lily pun bergegas ke kamar untuk berganti baju.
***
Pagi ini seperti biasa Kyra dan Arga berangkat ke sekolah bersama.
"Ga, sampai kapan sih lo mau anter-jemput gue terus?" tanya Kyra.
"Kenapa sih emang? Lo tuh udah enak dianter-jemput gratis lagi, masih aja banyak nanya." ucap Arga.
"Ya bukan gitu, Ga. Gue gak enak aja. Nanti kalo pacar lo marah gimana?"
Arga terdiam.
"Kok diem sih, Ga? Jangan-jangan pacar lo emang udah marah-marah. Bener, Ga? Duh entar kalo gue dilabrak terus dijambak atau dicakar sama pacar lo gimana? Sumpah serem, Ga..." ucap Kyra ketakutan.
"Lebay."
"Lebay pala lo. Lo tega ngeliat wajah gue yang cantik kaya Namtan Tipnaree ini nanti dicakar-cakar sama pacar lo?"
"Emang gue bilang, kalo gue punya pacar? Lagian lo udah parno duluan. Kebanyakan nonton drama jadi gini nih."
"Intinya gue itu gak mau lo kenapa-kenapa. Inget gak hari pertama lo masuk udah kaya gitu, boro-boro gue baik nih perhatian sama lo." lanjut Arga.
"A-Arga belum punya pacar? Terus kenapa dia perhatian banget sih sama gue... Duh santai, Ky. Jangan baper. Tahan." batin Kyra.
Saat mereka sedang berdebat, tiba-tiba datang Lily.
"Arga.."
Arga menoleh, "eh Lily? Ada apa?"
"Ada yang mau gue omongin, Ga.."
"Oh gitu, oke deh. Eh iya, Ly, ini Kyra temen sekelas gue." ucap Arga.
"Hai gue Kyra."
"Lily."
"Ya udah, lo duluan aja ke kelas. Gue mau ngobrol sama Lily. Bye tukang parno-an." ucap Arga sambil mengacak-acak rambut Kyra.
"Ngeselin ya lo." omel Kyra.
"Bahkan di depan gue lo bisa-bisanya kaya gitu, Ga.." batin Lily.
"Udah yuk, Ly."
Arga dan Lily pun bergegas pergi dan meninggalkan Kyra di parkiran.
"Lily siapanya Arga ya?" batin Kyra.
***
Arga dan Lily pun sampai di taman belakang sekolah.
"Kamu mau ngomong apa, Ly?" tanya Arga.
"Kita ini apa sih, Ga?"
Arga diam.
"Ga? Kenapa diem? Kita sering bareng, kita juga udah saling tahu perasaan satu sama lain. Kenapa kita gak jadian aja sih, Ga?" ucap Lily.
"Emang kalau kita sama-sama sayang harus jadian ya?" tanya Arga dengan polosnya.
"Ga, aku itu butuh kepastian. Aku gak bisa kaya gini terus."
"Ly? Dulu kamu fine-fine aja ketika aku bilang kita gak perlu jadian. Asal selalu ada satu sama lain, tapi kenapa jadi gini?"
"Sadar gak sih, Ga? Sekarang kamu udah gak pernah ada buat aku. Sekarang kamu selalu sama Kyra. Kamu suka sama dia, Ga?"
Lagi lagi Arga hanya diam.
"Kenapa diem lagi? Bener? Iya kamu suka sama Kyra?"
"Aku gak suka sama Kyra, Ly. Aku selalu ada buat Kyra ya karena aku gak enak sama Oma nya. Oma nya Kyra minta aku selalu jagain Kyra, udah gitu aja. Aku gak enak kalo enggak nurutin permintaan Oma nya."
"Denger ya, Ly. Aku masih sama. Aku masih Arga yang sayang sama kamu." jelas Arga.
“Oke, mulai sekarang aku janji sama kamu, aku bakal berusaha selalu ada buat kamu, Ly.” Sambung Arga.
Lily menatap Arga, "Gak usah janji kalau kamu gak bisa nepatin itu, Ga."
Arga menggenggam tangan Lily, "Aku janji, Ly."
KRIIIIINGGGG..
"Ya udah, Ga. Aku ke kelas ya.." ucap Lily.
"Iya. Semangat cantik." ucap Arga sembari mengacak-acak rambut Lily.
"Kebiasaan. Udah ah, bye."
Arga tersenyum melihat Lily yang berlari kecil menuju kelas.
••• KELAS XII IPS 5 •••
"Dari mana aja lo?" tanya Gavin.
"Boker." jawab Arga singkat.
Arga menoleh ke deretan bangku bagian belakang, yaitu tempat duduk Kyra.
"Gue harus gimana ya? Apa gue harus jaga jarak sama Kyra? Tapi gue gak enak sama Oma, dan kenapa gue juga ngerasa gak rela harus jaga jarak sama Kyra ya..” batin Arga.
Kyra merasa ada sepasang mata yang sedang memperhatikannya. Ia pun mengecek ke sekeliling kelas, sampai akhirnya terhenti di tempat Arga.
"Kenapa?" ucap Kyra tanpa bersuara.
Arga segera memalingkan wajahnya, ketika menyadari bahwa Kyra menatapnya balik.
"Dih bocah aneh."
"Kenapa, Ky?" tanya Rachel.
"Gak tahu tuh. Arga aneh. Dia ngeliatin gue, terus gue tanya kenapa eh malah malingin wajah."
"Biarin aja, emang Arga suka random gitu."
***
KRIIINGGGG... KRIIIINNGGGGG...
Arga membereskan barang-barangnya secepat kilat dan kemudian langsung beranjak keluar dari kelas. Hal tersebut jelas-jelas membuat Kyra dan yang lainnya bingung.
"Lah? Lo gak balik sama Arga, Ky?" tanya Alfi.
"Iya, aneh banget. Biasanya dia gak seburu-buru itu, apalagi sampe ninggalin lo." ucap Rachel.
"Gak tahu juga. Mungkin dia ada urusan mendadak kali sampe buru-buru gitu." jawab Kyra.
"Arga kenapa ya?" batin Kyra.
Kyra pun segera membereskan barang-barangnya, kemudian bergegas menuju halte bus dan pulang ke rumah.
Namun di tengah perjalanan menuju gerbang, Kyra merasa sangat pusing.
"Duh duh kok muter-muter gini sih?" ucap Kyra sambil memegangi kepalanya.
Tiba-tiba Kyra merasa ada cairan yang keluar dari hidungnya. Benar saja, Kyra mimisan.
"Duh mimisan lagi. Mana gak bawa tisu.." kesal Kyra sambil terus menahan darah yang keluar dari hidungnya.
Dari jauh, Devan memperhatikan gerak-gerik tubuh Kyra. Ia merasa ada yang tidak beres dengan gadis cantik itu, akhirnya Devan memutuskan untuk menghampiri Kyra.
"Ky, lo kenapa?" tanya Devan.
Kyra menengok, "eh Devan.. Gue gak papa kok."
"Gak papa lo bilang? Lihat itu lo mimisan. Udah-udah jangan ditahan gitu, Ky. Badan lo tegak aja terus agak condong ke depan dikit, biarin darahnya keluar." ucap Devan.
Kyra pun melakukan apa yang diucapkan Devan.
"Besok lagi kalo mimisan jangan ditahan gitu ya, Ky. Mending dibiarin keluar aja.."
"Iya, Dev. By the way thanks ya.. Udah nolongin gue."
"Iya santai aja, Ky." ucap Devan.
"Oh iya, Arga mana? Kok gak balik bareng?" tanya Devan.
"Arga tadi ada urusan gitu, Dev. Jadi gak balik bareng."
"Ya udah, lo balik sama gue aja yuk." ajak Devan.
"Gak--"
"Devan Aksara tidak menerima penolakan. Jadi lo harus mau balik sama gue hehe.." ucap Devan.
"Ya deh.. Sekali lagi makasih ya, Dev." ucap Kyra.
"Iya sama-sama.. Yuk."
Mereka pun berjalan menuju tempat parkir mobil Devan dan bergegas untuk mengantar Kyra pulang.
Setelah sekitar 15 menit akhirnya mereka pun sampai di depan rumah Kyra.
"Gue baru tahu lo tetanggaan sama Arga. Pantes aja berangkat bareng mulu." ucap Devan.
"Hehe iya Dev.. Btw thanks ya udah nolongin gue dan nganter balik gue."
"Iya, Ky. Yaudah gue duluan yaa.. Bye." ucap Devan yang kemudian menancap gasnya untuk pulang.
Kyra pun segera masuk ke dalam rumah.
"Balik sama siapa lo? Kok naik mobil?" tanya Rafa.
"Kepo banget."
"Eh cucu Oma udah pulang.." ucap Oma yang muncul dari taman belakang.
"Iya Oma.."
"Loh si Arga gak mampir dulu, Ky?" tanya Oma.
"Aku gak pulang sama Arga.." ucap Kyra.
"Kok bisa? Padahal Oma udah titip kamu ke Arga."
Kyra diam dan bingung.
"Padahal Oma udah percaya banget sama Arga. Oma udah bilang Arga buat terus jagain kamu." ucap Oma.
"Ya tadi Arga ada urusan mendadak, jadi gak bisa nganterin pulang." jawab Kyra.
"Maksud Oma apa ya? Apa selama ini Arga perhatian sama aku cuma karena Oma? Bukan emang Arga yang mau?" batin Kyra.
"Ah ya sudahlah. Sekarang kamu ke kamar aja, ganti baju terus istirahat. Muka kamu kelihatan pucet banget, Ky.." ucap Oma.
"Iya Oma.." jawab Kyra yang kemudian bergegas naik menuju kamarnya.Di kamar, Kyra terus memikirkan ucapan sang Oma.
"Jadi selama ini gue terlalu baper aja sama perlakuan Arga? Padahal jelas-jelas Arga emang cuma nurutin permintaan Oma. Lagian Arga kenapa gak bilang jujur aja sih? Kenapa sih pake acara bilang gak mau gue kenapa-kenapa. AHHH BABI!" ucap Kyra.
"Siapa yang babi?" ucap Rafa yang muncul dari balik pintu kamar Kyra.
“Lo.” Jawab Kyra.
"Dih baru juga masuk, udah dikatain babi aja. Lagi kedatangan tamu lo? Galak banget." ucap Rafa.
"Bukan urusan lo. Udah sana keluar ah." ucap Kyra sembari mendorong Rafa keluar kamar.
"Oh gitu ya.. Awas aja lo minta beliin box set series sama gue. Gak bakal gue beliin." ancam Rafa.
"Bodoamat. Udah sana keluar." ucap Kyra sembari menutup pintu kamar dan menguncinya.
"Lo kenapa sih dek?" teriak Rafa dari depan pintu kamar Kyra.
Kyra menghiraukan teriakan Rafa dan memilih menyalakan musik dengan kencang.
"Buset. Bener-bener ya ini bocah. Terserah lo deh." ucap Rafa kemudian bergegas kembali ke kamarnya.
Tidak hanya Kyra yang sedang merasa gelisah dan bingung. Hal yang sama juga sedang dirasakan oleh Arga.
"Lo kenapa sih? Harusnya lo gak gelisah gini dong. Lo itu udah bener milih Lily, karena emang dia kan cewek yang lo sayang." ucap Arga kepada dirinya sendiri.
"Ahhh.. Tapi kenapa gue jadi khawatir gini sama Kyra? Kenapa gue malah kepikiran sama dia terus..."
"Itu tandanya lo ada rasa sama dia bahlul." ucap Arfan.
"Apa sih, Bang. Gak."
"Gak usah ngelak gitu deh. Kalo gak suka terus ngapain sampe kepikiran gitu hahaha." ejek Arfan.
"Berisik deh. Udah sana mandi lo, bau gitu." ucap Arga.
Arfan pun hanya tertawa melihat adiknya yang sedang galau, sambil berjalan menuju kamar mandi.
Drrttt.. Drrttt..
Tiba-tiba HP Arga bergetar, ketika dilihat ternyata ada telepon masuk dari Devan.
"Halo, Van?"
"Lo tadi kenapa gak anter balik si Kyra?” tanya Devan.
“Gue ada urusan mendadak.”
“Tadi si Kyra mimisan, Ga. Wajahnya pucet banget lagi, terus gue anter dia balik aja. Gak tega lihatnya bener-bener pucet.” Ucap Devan.
Arga terdiam. Ia benar-benar khawatir dengan keadaan Kyra.
“Halo, Ga? Lo kok diem?”
“Eh, ya udah. Thanks infonya ya, Van. Bye.” Ucap Arga sambil menutup telepon.
Tanpa basa-basi lagi, Arga bergegas menuju rumah Kyra. Tidak sampai 5 menit, Arga sudah sampai di depan rumah Kyra. Arga mengambil HPnya dan menghubungi Kyra.
“Gue di depan rumah lo.” Ucap Arga kemudian mematikan sambungan telepon.KYRA POV
Lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
“Siapa sih yang tele—“
“Arga?” bingung Kyra.
Kyra pun mengangkat telepon dari Arga.
“Gue di depan rumah lo.”
“Hah—“
“Lah? Udah dimatiin aja. Apa sih maunya ini anak.” Kesal Kyra.
Kyra pun bergegas turun dan keluar untuk menemui Arga.***
“Ada apa?” tanya Kyra.
“Gue cuma mau lihat keadaan lo aja.”
“Maksud?”
“Devan tadi bilang kalo lo mimisan dan wajah lo keliatan pucet banget.” Ucap Arga.
“Oh.. Gak papa kok. Udah mendingan hehe..” ucap Kyra.
“Ya udah, bagus deh. Besok gue gak bisa berangkat bareng lo deh, Ky. Katanya si Agam mau bareng.” Ucap Arga berbohong.
“Oh gitu, ya gak papa, Ga. Gue bisa naik ojol atau sama Abang gue kok.”
“Ya udah deh, gue balik ya. Jangan lupa minum obat, Ky. Byee..” ucap Arga dengan tidak lupa mengacak-acak rambut Kyra.
“Terusin aja, Ga. Terus bikin hati gue berceceran.” Batin Kyra.
“Hmm iyaa. Hati-hati.” Jawab Kyra.
Setelah Arga pergi, Kyra bergegas masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang tidak karuan.[Jangan lupa VOTE dan KOMEN yaaa, thank uuu❤️✨]

KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET
Romance"Udah gue bilang dari awal, pilih salah satu atau lo bakal kehilangan semuanya. Sekarang yang tersisa cuma penyesalan kan?" --- Iya. Sekarang yang tersisa cuma penyesalan. Gue gak bisa apa-apa selain nangis, nangis, nangis dan juga marah sama diri g...