1

326 119 76
                                    

"ANYA BANGUN!!". Teriakan keras Wanita paruh baya dari lantai bawah.
"IYA MAMA INI ANYA BANGUNN!!". Balas Anya tak kalah keras. Lalu dengan berat hati ia bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas pergi kekamar mandi.

Ia menatap dirinya didepan pantulan cermin. Melihat dirinya yang sudah siap dengan balutan seragam putih abu-abunya. Dan ehh tunggu, dimana dasi abu-abunya?
Yaampun bagaimana ia bisa lupa menyimpan dasinya itu? Tidak mungkinkan ia tidak memakai dasi? Sedangkan hari ini adalah hari senin."Tunggu, Apa? Senin?! OMG!! Mampus gue". Teriak anya.

Ia segera berlari menuju mobilnya tanpa mendengarkan teriakan-teriakan yang semakin menggema didalam rumahnya."DEMI APA!! Kenapa lagi ni mobil?! Gak tau apa gue lagi dalam keadaan darurat gini?! Gua tu mau upacara ya bil, lo kenapa pake acara mogok segala?! Udahlah Gu-"
"Ya Allah, anak siapa si ini? Udah tau telat malah ngajak ngomong mobil".ucapnya sambil memijit pelan pelipisnya.
"Udah sini bareng papa aja". Seraya memasuki mobilnya.
   
                                  -anya-

"Pa, bukain gerbangnya". Seraya menunjukan wajah memelasnya.

"Aduh, neng Anya telat lagi ya?". Anya meringis mendengar jawaban Pa Edo ini, memang tepat sasaran dan menusuk.
Anya memang sering berangkat telat, Hanya saja tidak seperti sekarang. Ia hanya selalu datang tepat pas waktu gerbang akan ditutup. Bukankah itu tepat waktu? Kenapa orang-orang  selalu menyebutnya telat?
"Telat lagi?". Suara dingin dan datar menyeruak kedalam indra pendengarannya otomatis membuat bulu kuduknya merinding karenanya.
Ia mengangkat kepalanya dan menatap mata hitam pekat milik si lelaki berbadan tinggi tegap yang mendapatkan julukan Ketos itu.

Lelaki itu berdehem pelan dan mengalihkan pandangannya. Huh, apa lelaki itu salah tingkah? Yeuh, Bagaimana ia bisa berpikiran seperti itu? Bukankah itu tidak mungkin? Tapi mungkin saja, Secara kan Anya ini cantik, lucu, tinggi, dan jangan lupakan ia memiliki body yang goals dan juga profesinya yang menjadi ratu gombal yang akan membuat semua lelaki blushing karenanya. Ah ia sangat bangga sekali karena telah mendapatkan julukan ratu gombal. Rasanya bahagia sekali melihat setiap kaum adam dengan rona merah dipipinya, sangat menggemaskan.

"Udah telat, gak pake dasi, baju dikeluarin, rok diatas lutut, sepatu putih, rambut diwarnain, mau sekolah apa mau nge mall?! Lo pikir ni sekolah punya nenek moyang lo?!". Ucap seorang siswi bermake up tebal yang sedari tadi memandangnya sinis. Anya hanya memutar matanya malas.
"Lah badut? Ngapain kesekolahan lo? Udah gak laku ya? Makanya mau ngehibur disini? Mau apa nih? Ada sulap gak? Atau atraksi?". Ucap anya ngelantur.
"Maksud lo apa?!".

"Lah gue pikir IQ nya tinggi ni badut". Ucap Anya seraya terkekeh pelan.

"Lo!-".

"Stop! Nila lo urus rajia di kelas 10 IPA dan lo ikut gue". Putusnya jangan lupakan dengan suara dingin dan wajah datarnya.

                                  -anya-

Sinar matahari pagi menuju siang ini semakin panas. Dan sekarang Seorang Anya Najla Aditama sedang berada dilapangan tepatnya di depan tiang bendera. Sudah sekitar 1 jam ia berdiri dengan tangan yang masih setia hormat pada bendera merah putih itu. Dan sudah 1 jam pula untuk lelaki dengan julukan ketos itu memperhatikan siswi yang tengah di hukum itu.

Kring...
Kring...

Akhirnya suara bel pertanda istirahat sudah berbunyi. Itu artinya jam KBM pertama telah selesai dan begitupun hukuman yang anya jalani telah selesai.
Ia segera beranjak pergi kearah kantin dengan sesekali menyapa atau membalas sapaan dari orang-orang yang berlalu lalang di jalan koridor menuju kantin.

Ia memasuki kantin dan segera duduk ditempat yang masih kosong."BI MAE!! SIOMAY SAMA ES TEH SATUU!!".Teriakan gadis SMA yang dapat mengundang banyak perhatian. Dan ada juga bisik-bisik dari hampir semua murid di SMA tersebut.

Buset dah si anya bar-barnya udah berkobar bro..

Dih gak tau apa tu meja tempat siapa

Berani banget dia duduk disana

"Ini neng pesanannya".

"Ah nuhun bi, ini uangnya".

Keadaan kantin yang mulanya tenang menjadi ricuh kembali saat datangnya 5 most wanted sekolah yang terkenal bad boy. Jangan lupakan dengan seragam sekolah yang dekeluarkan dan semua kancing bajunya dibuka sehingga menampakan kaos hitam sebagai penutup perut absnya.
Ke-5 nya berjalan mendekati meja yang sering mereka tempati dan menatap tajam gadis SMA  yang sedang asik makan sambil memainkan hand phone nya.
Anya mengangkat kepalanya menatap 5 orang asing di depannya dan
"Mau duduk? Duduk aja". Setelahnya ia kembali pokus pada makanan dan juga hand phone nya.

"Neng geulis siapa namanya?". Ucap dari salah satu ke-5 nya.

Anya kembali mendongak "Anya". Dan kembali pada kesibukannya.

Semuanya nampak cengo melihat tingkah acuh anya."Oh neng anya, neng anya ngapain disini?".
Anya memutar matanya malas. "Ngamen". Ucapnya asal.

"Oh ngamen ya neng". Jawabnya dengan  wajah polosnya.
"Ya makanlah! Gak liat lo". Ucap salah satu temannya.

"Lo ngapain disini?". Ucap salah satunya dengan datar.
"Sumpah ya gak liat lo?!". Ucapnya kesal seraya melemparkan sendoknya ke arah tulang kering lelaki itu.
Dan benar saja lelaki itu meringis pelan, Kemudian ia mencondongkan badan nya dan tersenyum miring melihat lawannya yang mati kutu akibat ulahnya.
"M-mau apa lo?". Ah anya merutuki dirinya kenapa ia bisa gugup gini. Lelaki itu hanya diam menatap Anya yang diam kikuk menunduk, Lelaki itu tersenyum miring "Anya Najla Aditama" bisiknya. Bulu kuduk Anya meremang, ia gugup setengah mati, Oh ayolah Anya? Ia mana pernah sedekat ini dengan pria lain selain keluarganya. Dan Eh,pria ini mengetahui namanya?  Perlahan Anya memberanikan diri mengangkat kepalanya dan membalas tatapan tajam lelaki didepannya."Matanya hitam pekat, halisnya tebal, hidungnya juga mancung, ganteng. Eh, astagfirullah". Batin Anya.

                                   -anya-

Jangan lupa vote guys!

ANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang