Segalanya

7.5K 1K 540
                                    



Entah bagaimana konsep sebuah dunia,
Dimana orang-orang hidup
Dan tinggal.
Yang dimana orang-orang tersebut
Mengeluh tentang beratnya hidup,
Namun juga tertawa karenanya,
Menertawakan hal-hal kecil.
Lucu,
Bahwa segalanya terlihat berat,
Tetapi ternyata kau masih bisa hidup,
Menikmati segala hal itu.
Namun yang ku maksud
Bukanlah hal itu...

















Jaemin pulang tepat pada waktu yang sudah di janjikan, dia pulang membawa serta Ed dan El ke mansion, dan kepulangannya yang membawa si kembar tersebut membuat Renjun, Jeno dan Haechan memasang wajah bertanya-tanya karena sangat penasaran.

'Siapa lagi mereka?'.

"Kami yang rendahan ini menghadap Nyonya Renjun yang agung...". Saat mendengar salam sapaan dari dua anak kembar tersebut, Renjun seketika hanya bisa tersenyum dengan paksa, feelingnya mengatakan bahwa kedua pria itu seperti sejenis dengan Jack. Ed dan El segera belutut dengan hormat dihadapan sang Nyonya yang tengah duduk di sofa ruang tamu.

'Cobaan apa lagi ini ya Tuhan...? Cukup Jack saja, jangan ada lagi...'. Kurang lebih begitulah isi hati dan pikiran Renjun saat melihat kedua pria dengan wajah serupa tersebut berlutut dihadapannya.

"T-tunggu! Kalian sebaiknya berdirilah dulu. Nana... Siapa mereka?". Wajah frustasi Renjun terlihat sangat kentara, dia menatap pada Jaemin yang duduk santai di single sofa dengan tatapan penuh tanda tanya, sementara yang di tatap hanya diam saja dengan wajah datarnya.

"Biar saya saja yang menjawab, Nyonya". Salah satu dari pria kembar disana angkat bicara, mengajukan diri untuk menjawab rasa penasaran yang dimiliki Renjun, dan hal itu membuat semua orang mengalihkan fokus padanya karena rasa penasaran.

Renjun menatap secara bergantian dua pria itu dengan pandangan berkerut meminta penjelasan, walau dia sempat bingung siapa yang barusan berbicara karena wajah kedua pria ini benar-benar sangat mirip, hampir serupa, tapi ada satu hal yang membedakan keduanya yaitu gaya rambut mereka.

"Apa Nyonya berkenan untuk mendengarkan jawaban dari kami yang rendahan ini?".

Terlihat si manis memejamkan matanya sebentar, tiba-tiba saja dia merasakan kembali perasaan muak karena ucapan-ucapan tersebut sangat mirip sekali dengan apa yang sering di ucapakan Jack, bawahan Jaemin. Renjun ingin menegur hal ini, tapi lebih baik dia menahannya terlebih dahulu untuk sekarang, dan akan membicarakan hal mengganggu ini bersama sang kekasih nanti.

Jeno dan Haechan yang berada di sana pun ikut terheran-heran dengan kelakuan dua pria kembar tersebut yang tidak jauh beda dengan Jack, semua ucapan serta tindakan keduanya terlihat tidak masuk akal. Sepertinya Jeno dan Haechan perlu bicara tentang hal ini bersama dengan Renjun juga nanti.

"Tentu, tapi bisakah kalian duduk di sofa? Kalian tidak perlu terus seperti itu". Renjun menghela nafas, sudah cukup dengan seluruh pekerja di sini terutama Jack yang selalu membungkuk padanya setiap saat, jangan pula di tambah mereka berdua.

"Kami tidak berani, Nyonya. Kami tidak berani menyamakan kedudukan Nyonya yang agung, jika Nyonya tertidur di lantai, maka kami akan menggali tanah agar lebih rendah dari anda".

Itulah sebabnya mengapa seluruh budak Jaemin selalu membungkuk hormat ketika ada sang Tuan dan Nyonya. Mereka tidak berani menyamai tinggi mereka dengan sang Majikan. Seorang budak haruslah lebih rendah dan tidak boleh menyamai sang Tuan dan Nyonya yang mereka anggap agung.

BAD Jaemren [✔] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang