Tak Mengerti

8K 1.1K 648
                                    





Di mengerti pun
Tidak akan jelas,
Di perjelas pun
Hal itu berkabut.
Itulah rasaku padamu,
Mari kita buat alam semesta ini iri.
Hanya kau dan aku
Berdiri ditengah kolam darah
Saling memeluk dan berbagi kehangatan,
Untuk menyaksikan banyak jiwa tersiksa.





















Setelahnya mereka sampai di mansion milik Jaemin, tidak henti-hentinya Jeno serta Haechan berdecak kagum ketika mata mereka melirik ke segala arah, sedari semua orang baru saja tiba di mansion tersebut, keduanya tidak berhenti membuka mulut.

Hal itu membuat Renjun menggeleng pelan melihat kelakuan sang sahabat dan teman kekasihnya itu, dia seperti melihat dirinya sendiri saat pertama kali menginjakkan kaki di rumah Jaemin ini.

"Ini bukan rumah. Ini seperti kastil! Gila... Sekaya apa kau Jaemin!?". Seru Jeno pada Jaemin, dia merasa sangat takjub, seperti berada dalam lingkungan kerajaan kuno eropa begitu matanya menyusuri setiap detail interior mansion besar milik sang teman, dan tidak jauh berbeda dengan Haechan. Mereka berdua terus berdecak kagum.

Sambil berjalan menuju ruang tamu, Jack pamit terlebih dahulu untuk menyiapkan makan malam bagi sang Tuan dan Nyonya beserta kedua tamu yang tidak lain adalah teman dari majikannya.

Kini hanya tinggal mereka ber-empat sampai di ruang tamu, menempati tempat ternyaman versi masing-masing, dan duduk santai di sofa empuk yang terlihat sangat mahal tersebut.

Sejenak melupakan kesedihan atas kepergian orang tua Jaemin. Ke-empat— lebih tepatnya Jeno, Haechan dan Renjun mulai berbincang-bincang dengan ringan. Mencoba mengalihkan rasa dan suasana sedih atas duka yang sedang merundung, tidak baik untuk terus-menerus larut dalam kesedihan.

Kau tau... Setan mudah untuk menguasai.

"Sekarang sebaiknya jelaskan padaku, kenapa kalian bisa bersama?". Bukan apa-apa, Renjun hanya penasaran dan sedikit heran saja pada dua orang yang duduk berdampingan di depannya ini, kenapa bisa bersama? Renjun sendiri tahu bahwa mereka berdua tidak cukup dekat satu sama lain.

Sahabatnya itu tidak pernah dekat dengan lelaki lain selain dirinya dan Daehwi, teman sepergosipannya di kampus. Lalu kenapa dengan Jeno? Sejak kapan mereka berdua mulai mengenal satu sama lain, dan setahu Renjun juga, sang kekasih tidak terlalu dekat dengan Jeno.

Seperti yang semua orang tahu, Jaemin tidak pernah memiliki satu pun teman di kampus, kekasihnya itu tidak cukup bersahabat dengan semua orang.

"Ehe... Ceritanya panjang, Njun". Cengiran lebar tercetak di wajah Haechan, dia bingung harus memulai cerita dari mana dulu, jika tidak diberi penjelasan sang sahabat pasti akan terus meneror dirinya sampai mendapat apa yang di mau.

"Kalau begitu, persingkat saja, apa susahnya!?". Lihat, sambil mendengus kecil Renjun berkata, dia sudah sangat penasaran. Sementara Jaemin yang sedari tadi duduk disampingnya memilih untuk diam sambil memeluki pinggang ramping Renjun dengan wajah datar, pria itu nampak tidak tertarik untuk bergabung dalam topik percakapan tidak bermutu di antara ketiganya.

Jeno mempersilahkan Haechan untuk menjelaskan. Jadi, dia hanya diam sambil terus menatap wajah pemuda manis di sampingnya itu.

"Jadi... Hari itu, saat aku buru-buru pulang dari apartment Jaemin, aku mampir ke super market terlebih dahulu untuk membeli beberapa bahan makanan. Lalu kami bertemu, berbincang ringan, bertukar nomor,dan... Ya! Begitu". Sudah Haechan pastikan bahwa ceritanya dipersingkat sesuai kemauan sang sahabat, dia dengan susah payah menjelaskan, sementara Jeno terus memandanginya dengan lekat dari samping. Membuat pipi Haechan terasa sedikit panas?

BAD Jaemren [✔] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang