Kebohongan

9.6K 1.2K 455
                                    







Kebohongan...
Dibuat oleh diri.
Sekali berbohong
Maka akan terus berlanjut,
Hingga menjadi candu yang begitu di minati.
Tanpa sadar
Menambah pahala masuk neraka.
Tertawalah selagi bisa,
Iblis bahkan telah terpingkal,
Dosa remeh yang menyenangkan itu...
Sangat mengerikan.


















"Ayo bersiap". Tiba-tiba saja Jaemin bersuara dengan lembut, mengajak Renjun untuk segera bersiap, saat ini mereka baru saja bangun dari tidur siang, dan jam di dinding menunjuk pukul 4 sore.

Hal itu membuat Renjun yang masih belum mengumpulkan semua kesadarannya seketika memasang wajah bingung, mata yang sedikit memerah, dia mengerjap pelan beberapa kali. Sedang berusaha mengumpulkan kesadarannya yang sebagian masih mengawang entah kemana, singkatnya si manis belum bisa mencerna perkataan dari sang kekasih.

Jaemin yang melihat ekspresi bingung di wajah baru bangun tidur milik Renjun, seketika tertawa pelan karena gemas. Sebelah tangannya terangkat untuk mencubit hidung mungil dan mangcung Renjun.
"Ayo bersiap, sayang...". Jaemin mengulang ucapannya sekali lagi.

"Kemana? Makan malam di luar?". Renjun mendongak menatap sang kekasih, bertanya setelah kesadarannya mulai terkumpul. Dia masih mengantuk dan kepalanya kembali disandarkan pada dada bidang Jaemin.

"Ya! Sekaligus mengenalkanmu kepada kedua orang tuaku". Sambil tangannya sibuk mengusap-usap lembut rambut Renjun, sesekali dia mengecup pucuk kepalanya dengan sayang.

Mata yang tadinya akan terpejam kembali, kini menjadi terbuka lebar saat mendengar perkataan Jaemin. Renjun langsung terduduk dan menatap sang kekasih dengan ekspresi wajah terkejut.

"HAH!? APAAA!? Appa dan Eomma mu!? Memang mereka akan kemari???".

"Hmm... Ya. Mereka sebenarnya sudah tau tentang mu dari lama dan ingin bertemu denganmu. Namun, mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka". Jaemin berkata dengan wajah tenang, matanya menatap lurus pada iris Renjun, terlihat sangat meyakinkan.

Setelah mendengar semua perkataan Jaemin, Renjun pun segera bangkit dari kasur yang hangat dan nyaman itu. Dia turun dari ranjang dengan senyum yang mengembang, senyuman yang mampu membuat siapapun terposana. Jaemin benci itu, hanya dirinya yang berhak atas apapun yang berhubungan dengan Renjun. Tidak dengan orang lain, dia benci karena sang kekasih tersenyum untuk hal lain, bukan untuk dirinya.

"Kalau begitu, ayo!!! Kenapa tak memberi tahu dari awal? Kita akan makan di restaurant atau dirumah mu? Nana aku harus pakai baju apa? Kita makan malam jam berapa? Oh tidak! Aku tidak sabar bertemu dengan—".

Chup!

Dengan perasaan gemas, Jaemin mencium bibir mungil sang kekasih yang tengah begitu bersemangat untuk bertemu 'calon mertua'? Di kecupnya bibir itu untuk membungkam mulut si manis yang terus terbuka menanyakan segala hal, membuat Renjun merenggut dan terdiam karena perbuatan Jaemin tersebut.

"Hahaha! Satu persatu, sayang. Pertama kita tak perlu terburu-buru. Kedua kita akan makan di rumahku". Tawa Jaemin pecah, terlihat begitu tampan dan menawan dimata Renjun, membuat si mungil menatapnya tanpa berkedip karena terpesona. Tawa dan senyum itu hanya Jaemin tunjukkan pada Renjun, benar-benar hanya untuk dirinya, tidak untuk orang lain.

BAD Jaemren [✔] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang