inginkan;

13 5 0
                                    

Setelah mengakhiri obrolan singkat itu, aku pergi menuju balkon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah mengakhiri obrolan singkat itu, aku pergi menuju balkon. Ditemani tiupan angin yang semilir, suara gesekan pepohonan dan aku membawa sebuah kotak berwarna biru yang terlihat kusam. Perlahan ku buka kotak itu, didalamnya terdapat sebuah album, buku catatan serta sebuah pin kecil berbentuk kucing.

Hal pertama yang aku lakukan adalah membuka album foto, di bagian awal terdapat sebuah foto yang menampilkan dua sosok anak remaja yang tengah tersenyum lebar. Saat berada di akhir halaman, aku menemukan sebuah foto, yang menampilkan sosok yang sangat ku kenali tengah tertidur diatas meja dengan lengannya ia jadikan sebagai bantal.

Lama sekali.. aku memandangi foto itu, aku masih ingat cerita itu, kala di sabtu sore, ia tengah berada di perpustakaan kota, belajar untuk menghadapi ujian akhir semester bersama dengan seseorang.

Ia masih ingat, saat mereka hendak pulang, tiba-tiba hujan turun dengan lebat. Tak satu pun dari mereka yang membawa jas hujan. Alhasil, mereka berdua harus menunggu hingga hujan reda. Rasa kantuk tak bisa lagi ia tahan dan berakhir memilih untuk tidur sejenak.

Belum lama ia terlelap, ia merasakan hembusan napas yang lembut mengenai wajahnya. Sesaat ia ingin membuka mata, ia merasakan sebuah tangan mengelus perlahan kepalanya dan sebuah kalimat tertangkap oleh telinganya.

"Maafin aku."

Entah apa yang dimaksud, saat itu ia memilih untuk tidak menghiraukan perkataan lawan bicaranya itu. Namun, ternyata kalimat itu memiliki makna. Tepat sehari setelah itu, seseoranng itu pergi tanpa pamit. Ia yang merasa kecewa memilih untuk tak memperdulikannya lagi. Hingga orang itu kembali saat ini.

Kak, dia kembali



"Mbak, es kopi hitam sama susu pisang satu ya."

"Atas nama siapa kak?"

"Lala."

"Baik. totalnya 25 ribu ya kak."

Saat aku ingin mengeluarkan isi dompetku, tiba-tiba ada tangan yang menyodorkan untuk membayar pesananku.

"Aku aja." Ucapnya.

"Makasih."

"Cari tempat duduk aja, nanti aku bawain."

Aku pun pergi dan segera mencari bangku yang bisa ditempati dan pas sekali tempat yang kemarin kami datangi tengah kosong.

"Nih." Ucapnya sambil menyodorkan minuman milikku, ya minuman kesukaan kakakku.

"Jadi, mau ngobrol apa?"

Sejenak aku membiarkan keheningan menerpa kami, lalu aku meletakkan kedua tanganku di meja dan menangkupkan keduanya.

"Kamu inget dua tahun yang lalu.. saat kamu pergi.. tanpa pamit. Kamu tahu apa yang aku alami?"

"No, I don't.. why?"

"Saat itu hujan deras, aku lari dari rumah.. pergi ke rumahmu. Aku baru sadar maksud perkataanmu waktu itu. And as you know, aku gak nemuin kamu disana. Rumah kamu udah kosong, aku.. aku teriak manggil kamu.. walaupun aku tahu.. kamu udah pergi. Aku-"

"La.."

"Aku pulang.. dan aku nangis.."

"Lala maafi-"

"Kamu tahu saat itu hari apa? Itu hari ulang tahunku."

"Maaf Laa."

"La, aku punya alasan tersendiri kenapa aku pergi. Aku juga udah jelasin semuanya kemarin."

"Oke, kalau memang apa yang akmu ungkapin kemarin itu benar, aku mau kamu turuti permintaanku."

"Anything for you."

"Mulai besok sampai dua hari kedepan. Jangan coba hubungi aku, jangan cari tahu keberadaanku, anggap aku gak pernah ada di kehidupan kamu."



Kak, doakan semuanya berjalan dengan baik

in between stardust💫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang