Kegiatan membantu dengan ikhlas tapi berharap imbalan terus dijalankan Schlau secara rutin. Mula-mula rasa canggung dan berdosa membuatnya sungkan-sungkan untuk mengurusi masalah pelanggan dan meminta bayaran darinya. Dan sekarang rasa itu sudah sirna karena terbiasa, bahkan Schlau selalu memberikan kartu yang dinamainya sebagai "kartu pesanan masalah". Dari kartu itu ia akan berikan pada setiap pelanggan bersamaan dengan pesanan. Di dalam kartu itu tersedia sebuah pena untuk pelanggan yang mau menuliskan permasalahan dia pada Schlau. Di sisi bawah kartu, tertulis aksara kecil bertuliskan "*Biaya konsultasi 10% dari total pesanan".
Namun tetap saja, Schlau yang memiliki kepribadian baik hati dan penolong masih menyimpan benih-benih mulia itu dalam hatinya. Benih itu terkubur oleh ketamakan si Bos, dan suatu saat akan tumbuh mekar mengalahkan kebatilan. Suatu saat nanti.
Bulan sudah berganti bergandengan bersama waktu. Dunia yang dahulu terasa panas dan gerah, kini berubah menjadi lemari pendingin versi jumbo. Semilir lembut angin hangat telah tergantikan oleh angsana yang mengoyak tubuh makhluk hidup. Musim dingin, musim saat di mana banyak orang mencari-cari kehangatan. Ada yang meringkuk di perapian, membungkus tubuhnya dengan setumpuk pakaian, hingga menenggak berbagai macam jenis alkohol: arak,
anggur beralkohol, bir, bourbon, sampai vodka.
Meski begitu, tetap saja, Luxury Center Restaurant masih menerima pelanggan-pelanggannya yang singgah. Malah, restoran milik Bos Eugine itu semakin ramai dikunjungi oleh pembeli, terkhusus untuk pengunjung yang ingin meminum alkohol. Ingin mabuk-mabukan. Dan, pastinya tren ini akan menjadi ladang untuk Schlau "memeras masalah" dari mereka.
Dari kejauhan, tepat di sudut dekat pintu keluar restoran, terlihat Vlad sedang memunggungi Schlau dari belakang. Pundaknya yang menonjol seperti punuk unta, tampak bergoyang-goyang mengikut pergerakan rahang lonjong penjaga keamanan itu. Rambut Vlad yang panjang dan gimbal menjuntai-juntai di atas meja tempat ia berada. Secara keseluruhan, Vlad tak ubahnya seperti pohon kelapa yang merindu tanah.
Dengan ganasnya dia menggigit sepotong daging ayam kalkun bagian paha yang di-gril dan menampilkan asap yang menguap-uap melepas kalor. Mungkin dia tidak memedulikan, Vlad terus menggigit daging tebal itu dengan dibantu oleh taring yang panjang untuk menyobek-nyobek santap siangnya . Ditambah, segelas besar air bening beralkohol tinggi—vodka, ia teguk sekali habis.
Kebetulan sekali jam istirahat siang telah tiba. Untuk itu Schlau memutuskan untuk membawa piring makanannya menuju meja Vlad dengan harapan dia bisa lebih mengenal penjaga keamanan itu lebih dalam lagi. Karena selama sebulan lebih sudah Vlad bekerja di restoran dan Schlau tidak pernah bercengkerama apa pun dengannya.
"Permisi, Pak." Schlau meletakkan piringnya di atas meja bundar yang cukup untuk dua orang itu. "Boleh saya bergabung di meja ini?"
Tidak ada sepatah kata pun yang terjawab dari mulut Vlad. Ia terus melanjutkan konsumsinya dan menunduk pada penampang batu di hadapan. Sesekali ia menunggingkan moncong botol vodka dan menuangkan isinya ke dalam gelas.
Schlau memutuskan untuk duduk saja di kursi itu bersama Vlad. Wajahnya menatap Vlad dengan ngeri, seolah sedang berhadapan dengan makhluk Dracula. Schlau menancapkan garpunya di permukaan mengilat steak sapi, kemudian dari tangan kirinya yang menggenggam pisau, dia gesekkan dan membelah daging itu secara merata. Restoran membebaskan para pegawainya untuk memesan menu yang ada secara gratis dengan porsi yang telah ditentukan.
"Bagaimana tugas hari ini, Pak?" tanya Schlau, "Memang di musim dingin seperti ini sangat sulit menjadi seorang penjaga keamanan seperti Anda."
"Ya," jawab Vlad singkat dan dingin, sedingin butiran salju yang mulai menghujani jalanan kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senampan Solusi
General FictionBLURB: Schlau adalah seorang pelayan senior di restoran berbintang lima di pusat kota. Setiap pelanggan yang berkunjung dan memesan wine, bir, atau alkohol lainnya, akan ia berikan bonus berupa selembar kartu ucapan. Schlau selalu memberi saran ata...