Kalian tahu ada berapa banyak penduduk bumi saat ini? Tiga miliar, empat miliar, atau bahkan lebih banyak lagi.
Jawabannya ada tujuh miliar lebih, dan mungkin satu detik ke depan akan bertambah lagi.
Lalu, dari banyaknya penduduk bumi apakah itu mermengaruhi satu sama lain?
Hydra, gadis itu berdecak, ayolah ia tidak tahu akan hal itu. Ia bukan alumni anak ips yang pandai mengira-ngira suatu hal.
Ia hanya anak alumni Ipa yang tidak tahu mengenai perhitungan.
Lalu beralih ke gadis itu sekarang, ia terlihat tidak bersemangat hari ini. Tangannya mencoret-coret buku yang tadi ia baca sekilas, wajahnya murung lebih dari hari biasanya.
Semua orang tahu gadis itu pemurung, tapi hari ini gadis itu terlihat lebih murung, terlihat tidak ada janji janji manis yang membuat beberapa manusia bertahan bahkan hanya dua jam.
"Hydra, ada yang cari". Gadis itu mengangkat kepalanya. Menatap pemuda berambut kribo yang meneriakinya tadi. Menaikkan alisnya bertanda ia bertanya.
"Anak manajemenp ". Ia mengerutkanya alisnya lagi. Seingatnya ia tidak pernah berinteraksi dengan anak dari jurusan manajemen. Bahkan sekedar menyapa sedikitpun ia tidak pernah.
"Cepet atuh Dra, dia nungguin tuh".
"Ya sabar dong, orang dia yang butuh, kok gue yang harus buru-buru". Jawaban nyolot dari gadis itu membuat memet mengangkat kedua tangannya tanda menyerah, ia sudah menggerahkan seluruh tenaganya tadi untuk meneriaki seorang Hydra.
Ini Hydra loh, gadis aneh yang sayangnya hampir semua orang menyayangi gadis itu.
Dengan langkah malas-malasan gadis itu berjalan ke arah depan.
"Lia". Langkahnya berhenti, sejujurnya ia berbohong tadi jika ingin menemui seseorang yang memanggilnya. Ia hanya akan ke Kantin tadi lalu kembali lagi ke kelas. Bukan sombong, ia hanya sedang malas.
Badannya berbalik, tanpa bertanya lagi, tanpa banyak tanya lagi untuk apa seseorang itu menemuinya, ia sudah tahu, lebih dari tahu.
"Lo keliru, As. Sangat".
KAMU SEDANG MEMBACA
BACA
Teen Fiction"Stigmamu mengenai aku yang selalu terlihat kuat mungkin harus ku patahkan sejak dulu, Ra." "Seseorang memang hidup untuk dirinya sendiri, Ra. Karena kalau untuk diri orang lain, buat apa?, itu hanya akan membuat sakit." "Sa, beberapa hal memang seh...