Kyara Queensha 11

1.9K 94 0
                                    

Kini Alfarel sedang di anter Michellino ke rumah sang ayahnya, bagi Alfarel itu MichelIino seperti omnya jadi ia tak akan takut atau tak akan salah bicara seperti sebelumnya.

"Uncle Michel Al mau nanya boleh?" tanya Al kepada Michel.

Michel yang sedang fokus ke tab pun terhenti akibat omongan Alfarel. "Tanya apa sayang?"

"Kenapa mom marah sama kakak baik itu? Kan kakak baik itu sudah nolong Al om!" ucap Alfarel sambil mengingat kejadian tadi di supermarket.

"Al duduk di pangkuan om nanti om jelasin."

Perlahan Al pindah ke paha Michel sebagai pangkuannya. "Ayo om kan Al sudah pindah ayo om cerita."

"Iya sayang, apa yang Al mau tanya sama om?" Michel sambil menghadapkan mukanya ke arah Alfarel.

"Itu ih om mah gitu kan tadi Al sudah bilang ko nanya lagi sih om mah gitu ngga dengerin omongan Al." Alfarel ngambek ke Michel pasalnya dirinya sudah bercerita tetapi laki-laki di depannya ini malah bertanya lagi.

"Hahaha oke oke maaf iya sayang, om akan jawab tapi ini rahasia kita ngga boleh mom tau. Jika mom tau kita yang akan di marahi, emang Al mau mom marah sama Al lagi?"

"Tidak, Al ngga suka mom marah-marah. Al sukanya mom tersenyum, tertawa dan peluk Al." 

Michel mendengarnya pun ikut terharu seorang anak kecil yang berumur 5 tahun begitu menyayangi sang ibunya. Kasih sayang anak 5 tahun ini begitu besar dan tulus.

"Al sayang iya sama mom?"

"Al sayang banget sama mom melebihi diri Al sendiri. Kalau Al sudah besar, Al nanti yang jaga mom dan Al aja yang kerja biar mom selalu ada buat Al."

"Iya makanya Al harus jadi anak pintar kaya mom, biar Al bisa jagain mom dari orang jahat."

"Orang jahat? Siapa yang jahat sama mom Al? Sini biar Al yang marahin."

Michrl tertawa mendengar Al seperti orang dewasa yang akan berantem melawan musuhnya. "Hahaha tidak ada yang jahat sama mom kamu ko, kan mom kamu mom terhebat."

"Ih om mah nakal jailin Al terus entar Al ngadu sama mom aja, om Michel jail biar di marahin mom." ucap Al sambil cemberut.

"Sini om jelasin kenapa mom marah, karena mom sayang sama Al makanya mom marah ketika Al bicara dengan orang yang tidak mom kenal. Kalau Al bicara dengan om tuh baru mom tidak marah. Mom bukan marah, tapi mom sayang sama kamu. Mom mau kamu ngga sembarangan bicara dengan orang. Jadi kamu paham kan?" Michel menjelaskan dengan ucapan yang mudah agar Al memahaminya. Ia sangat yakin Alfarel pasti mengerti, karena otak Al di usia 5 tahunnya sudah mengerti dan memahami omongan orang dewasa.

"Al paham, Al nanti mau minta maaf sama mom. Al juga salah sama mom, Al benarkan om?" tanya Alfarel dengan muka lucu.

"Kamu benar sayang, kamu harus mengakui kesalahan kamu ketika kamu berbuat salah, jika kamu tidak salah pun. Kamu di tuduh atau di salahkan, kamu juga harus bersuara agar kamu tidak di pandang sebelah mata."

Akhirnya sekian lama perjalanan mereka ke rumah Abian. Abian yang di anggap daddy oleh Alfarel dan Abian menerimanya katanya asalkan Alfarel bahagia ia akan malah bahagia juga.

Alfarel turun dari mobil sambil  di pegang oleh Michel. Semua menghuni rumah Abian sudah tidak asing dengan kedatangannya, ketika Michel datang sendiri yang selalu di tanyakan oleh para pegawai rumah Abian adalah Alfarel. Bagi mereka anak kecil laki-laki berusia 5 tahun itu sangat ganteng dan pintar, tidak jarang banyak yang menyukainya bahkan ada yang berharap memiliki anak seperti Alfarel.

Mereka memasuki halaman rumah Abian dan sda salah satu asisten yang sedang menyiram bunga yang ada di halaman depan rumah Abian.

"Eh ada tuan Michel silahkan masuk tuan." salah satu asisten rumah Abian melihat kedatangan mereka dan menghampirinya.

"Makasih bi, oh iya Abian apakah ada? Saya kesini atas perintah Queen dan Queen meminta Alfarel untuk menemui Abian." Michel memberitahukan kedatangannya kepada asisten Abian.

Asisten yang mendengar nama Queen mereka paham maksud Michel. "Ada tuan, silahkan masuk saja. Tuan Abian berada di halaman belakang."

Setelah mendengarkan itu mereka masuk kedalam dan mencari Abian yang katanya berada di halaman belakang.

Setelah sampai di halaman belakang ternyata benar Abian sedang duduk menikmati secangkir kopi di sana sambil menikmati udara segar.

"Daddy!!" teriak Alfarel ketika melihat Abian

Abian yang mendengar suara teriakan itu sepertinya mengenal tapia ia tak mungkin menghayalkan bahwa anak itu berada di sini. Ah tidak mungkin Alfarel di sini bukanya ia berada di luar negeri tidak mungkin anak itu sudah pulang.

"Daddy!!" Alfarel berteriak lagi karena dirinya tidak di lihat oleh daddynya.

Alfarel melihat ke belakang dan benar itu suaranya nyata kini anak yang sedang ia rindukan ada di depan matanya sungguh seperti mimpi saja. "Al itu kamu sayang?"

"Iyalah ini Al masa hantu Al sih dadd! Daddy nih di panggil dari tadi tidak melihat Al datang." Alfarel memanyunkan bibirnya kini dirinya sedang ngambek dengan sang ayahnya.

"Kamu ini gimana sih Bian, Alfarel sudah dari tadi memanggil dirimu, dan kamu lihat lah masih sibuk menikmati udara dan sekarang anakmu ini ngambek dengan dirimu." Michel melihat Abian dari tempat mereka berdiri dengan muka betenya.

"Maafkan dadd sayang, dadd pikir itu bukan kamu habisnya kamu tidak memberitahukan bahwa kamu akan berkunjung ke rumah dadd." Abian bangkit dan berjalan arah anaknya.

"Apa? Kami harus memberitahukan kamu?  Kami kesini karena perintah QUEEN jadi kamu harus izin juga kepadamu ha?" Michel sudah tidak habis pikir gimana sahabat dari bosnya bisa begini.

"Maksud kalian? Queen? Maksunya Kyara sendiri yang menyuruh Al kesini?" Abian kaget mendengar bahwa temannya sendiri yang menyuruh anaknya ke sini. Tapi tunggu jika ia menyuruh anak kesini berarti ada sesuatu yang terjadi.

"Iya mom yang minta Al kesini katanya mom Al harus datang temui dadd, apakah dadd tidak rindu dengan Al?"

"Oh cimoy aku sangat merindukan anak ku ini. Nah Al dadd mau tanya kapan Al sampai di Indonesia?"

"Hari ini dadd, dan dadd tidak menjemput Al di bandara, malah yang menjemput Al malah mom. Dadd kemana? Kenapa tidak jemput Al? Apa dadd sudah tidak sayang Al makanya hanya mom saja yang menjemput Al?" ucap Alfarel sambil menahan air matanya.

"Bukan begitu sayang, tadi dadd ada urusan maafkan dadd iya sayang, maaf dadd tidak menjemput kamu." Abian merasa bersalah kepada anaknya ini. Walaupun Alfarel bukan anak kandungnya tapi ia menyayangi anak ini.

Michel yang melihat keduanya ikut terlarut dalam suasana. Ia berharap mereka selalu bahagia dan semoga tidak ada hal buruk yang menimpahnya.

****

Yuhu saya balik lagi, setelah sekian lama liburan kini saya kembali, mohon maaf jika lama untuk update maaf iya. Dan jangan lupa klik tanda bintang sebagai vote dan komen.

Oh iya saya buat cerita baru yang berjudul Lauren dan The Story Of The Ghosts yuk di baca kali kalian minat. Sampai jumpa di chapter selanjutnya.

Publish : Bekasi, 09 Januari 2021

Kyara QueenshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang