sial atau beruntung?

5 0 0
                                    




"T-temani aku membeli hadiah untuk adik perempuanku." Suaranya begitu pelan dan malu-malu.
"Okayyy... jadi kamu mau kemana?" tanyaku sambil menikmati suasana malam. cih padahal tadi aku buru-buru..
aku kenapa sih?

"Ah dekat, cukup berjalan sedikit saja dari sini."
aku mengangguk paham. ternyata benar dekat, 5 menit saja sudah sampai.

"Oh apa kamu sering ke toko ini sebelumnya?" Tanyaku basa-basi pdahal aku sudah tau jawabannya.
"Ya,  2 hari lagi Robia berusia 14 dan aku tidak tahu hadiah seperti apa yang dia inginkan"

"Um, hobi adikmu apa?"
"Oh? dia suka membaca buku yang aneh aneh"
aku menyeringai tertarik. Wahai Robia sebagai kutu buku yang cinta akan genre fantasi, akan ku kerahkan semua buku-buku dengan rating tertinggi dan membuatmu tergila-gila akan itu!!!
teriakku dalam hati.

"hey kenapa kamu?" dia menyentuh lenganku.
"A-ah maaf aku melamun sebentar. Yah ini sangat kebetulan bahwa aku sebenarnya kutu buku dan aku sangat cinta dengan novel yang ceritanya gila! aku banyak rekomendasi apalagi yang sedang populer sekarang dijamin adikmu bakal puas sama hadiahmu! Ah jika mau genre romance aku juga  ada rekomendasi, genre aksi,slice of life Oh! Drama yang bikin mewek juga ada-" (bicara dengan cepat)

"Aah kamu sepertinya sangat antusias ya? aku hanya ingin membelinya satu buku karena duitku menipis juga. untung ada kamu, aku berterimakasih banyak banget kamu datang disaat yang tepat."
jawabnya tersenyum tulus.

jantungku berdetak sedikit kencang. dia mungkin tahu wajahku memerah sekarang seperti tomat berjalan.

"Aku rekomendasikan yang ini, ceritanya tuh dia menikah dengan om-om-"
"Hah? cerita macam apa itu! adikku masih 14 ingat?"
Aku tertawa lepas. dia tidak tahu saja adiknya bakal suka dengan cerita yang seperti ini.
"ya baiklah baiklah. Ini aku sarankan. ceritanya tokoh utama yang kuat memiliki kekuatan seperti raja, bagaimana,"
dia terus memperhatikan buku itu dengan seksama. bukunya tidak memiliki sequel. Tebalnya seperti novel biasa pada umumnya. sampul depan buku itupun tidak terlalu menarik tetapi tidak begitu buruk juga. Aku sudah membacanya. ceritanya luar biasa.
"Mmm baiklah aku percaya padamu. Awas saja aneh aneh ya!" Ucapnya merajuk. matanya yang tajam tetapi muka baby face nya itu, mau bagaimanapun juga, dia tetap mennggemaskan.



Aku menatap lenganku. jarum jam itu sudah mengarah pukul 8 malam. Ah sial aku telat. mampus aku.

"Y-Yuko. apa aku tidak apa-apa sampai sini saja?? Aku sudah agak telat" aku menatap lurus kemukanya walau harus agak sedikit membungkuk untuk melihatnya.
"Ah tidak apa apa kok kamu duluan saja. terimakasih banyak untuk semuanya"
"Ah tentu saja, apapun asal buat kamu"
Sialan mulut gak bisa diam.
tetapi aku melihat mukanya memerah padam.
"Ah.. kalau begitu hati hati!"
jawabnya malu-malu.
"Ya! kamu juga."

aku berbalik. ketika sudah cukup jauh darinya, aku berlari sekencang mungkin. Ibuku akan bersiap memegang senjata pemungkasnya yaitu sapu lidi bersejarah.

"dunia ini cukup anjrit tetapi tetaplah bersyukur." umpatku sambil terus ngos-ngosan berlari.

5'7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang