Demi apazi udah bab 10 aja, twing.
Jangan lupa puter media nya, ya!
Jangan lupa vote juga.
***
Setelah mengisi perut yang lapar, The Girl Squad pun pulang. Hanya saja, Keyssia masih ingin bersama Arga.
"Key," panggil Arga.
"Hm?" dehem Keyssia sambil memainkan ponselnya.
"Si...Nisa...cantik, ya?" ucap Arga pelan, bahkan hanya dia dan Keyssia yang mendengar ucapan itu. Keyssia yang tadinya fokus dengan ponselnya, kini menoleh menatap Arga tidak percaya.
"Hah?! OMG! Akhirnya sahabat kecil gue ini udah gak gengsi lagi!" Ya, apa yang Keyssia katakan itu benar. Saat kecil, Arga jika bertemu dengan perempuan, dan jika ditanya perempuan itu cantik atau tidak, Arga menjawab tidak. Bukan apa-apa, dia hanya gengsi.
"Biasa aja elah, Key."
"Apa lo bilang? Biasa? Hey, sejak kecil, lo selalu gengsi bilang perempuan cantik. Dan sekarang? Wow!" ucap Keyssia kagum.
"Lo ngapain aja, sih, di Kalimantan sampe-sampe gengsi lo hilang?" tanya Keyssia. Arga hanya menaikkan kedua bahunya, tanda tidak tahu.
"Dih. Trus, lo mau gimana?" tanya Keyssia. Lama berpikir, Arga pun membisikkan sesuatu ditelinga yang tertutup dengan hijab Keyssia. Jawaban dari Arga membuat Keyssia semakin bangga dengan percaya diri Arga.
***
The Girl Squad
Keyssia
P
Masukkin yang boys kuy?Seftih
Sapa?Keyssia
Temennya Adit sama Arga gitu.Putri
Buat grup yang baru aja, jangan yang ini. Banyak rahasianya.Livia
Iyalah banyak rahasianya, orang lu pada suka gibah😏.Nathania
Bisa diam tidak?Livia
TidakKeyssia keluar dari roomchat grup The Girl Squad, tak lama kemudian muncul-lah sebuah grup baru.
Botjah Alay .g
Keyssia telah menambahkan Putri, Riska, Seftih, Livia, Alya, Nisa, Tasya, Nathania, Adit, Putra, Defano, +62**********, Anda
Udah izin?
Keyssia
Udah kokNisa
Kam cwk.+62**********
Hallo semua, gue Arga. Sahabat kecilnya Keyssia, jangan lupa disave. Makasih.Nisa
HaiiArga
Hai. Lo Nisa?Nisa
IyaArga
Boleh pc sebentar gak?Nisa
Emm***
Pagi telah tiba. Hari ini adalah hari minggu. Dimana, jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, dan dimana Adit tengah bersiap untuk lari pagi. Entah dorongan darimana cowok itu ingin lari pagi, biasanya cowok itu akan tetap berada didalam kamar dengan ponsel ditangannya.
Adit membuka sebuah aplikasi, dan membuka roomchat antara dirinya dan pacarnya itu.
Nayla
OnlineNay
Udah siap?Semalam, Adit sudah mengajak Nayla mengiyakan ajakkannya, maka tak heran jika ia bertanya seperti itu. Tak lama setelah Adit mengirim pesan itu, pacarnya pun membalas chatnya.
Iya
Tunggu ya
Dengan segera, Adit berjalan, bermaksud untuk menjemput Nayla. Gang rumahnya dan gang rumah Nayla bersebelahan. Tak lama Adit pun sampai didepan rumah Nayla, terdapat gadis yang tengah duduk di depan rumahnya. Adit tersenyum, kemudian memanggil gadis itu.
Gadis itu pun mendongak, kemudian berdiri dari duduknya.
"Ayo," tangan gadis itu menarik tangan Adit. Sementara Adit hanya membiarkan Nayla menarik tangannya, dengan senyuman manis tercetak dibibirnya.
***
Ditempat lain...
Riska. Gadis itu tengah berada didalam kamarnya, dengan mata yang menatap TV yang tersedia didalam kamarnya. Mulutnya kosong, tidak ada isi. Maka Riska pun berniat untuk membeli beberapa cemilan di indosmart.
Jika ditanya apakah orang tua Riska sudah mengetahui bahwa Riska amnesia, tentu sudah. Mereka-orang tua Riska-tentu terkejut, namun perlahan-lahan mereka menerimanya.
Riska berjalan dengan semangat, bahkan saat menyebrang pun ia tidak menoleh ke kanan dan kiri. Alhasil, ia pun terpental jauh. Riska meringis keras, Adit dan Nayla yang tengah lari pagi pun menghampiri Riska yang telah dikelilingi oleh semua orang.
"RISKAAA!!!" teriak Nayla setelah meletakkan kepala Riska dipahanya, tak lupa dengan air mata yang mengalir begitu deras. Bagaimana tidak? Kepala Riska kini berlumuran darah, dan Nayla tidak memperdulikan dengan celana putihnya.
"Nay? Itu lo? G-gue nitip yang lain, ya. Gue sebenernya gak amnesia, I just lied about it. Forgive me." Ucap Riska sedikit terbata-bata.
Nayla hanya mengangguk, dengan air mata yang masih mengalir deras.
"Salah satu dari kalian ada penghianat, find him, or it will to be late." Ucap Riska lagi, namun kali ini sangat pelan. Bahkan hanya Riska dan Nayla yang bisa mendengar semua itu. Tak lama setelah itu, Riska pun memejamkan matanya.
Hal itu membuat air mata Nayla yang mengalir deras, bertambah deras. "RISKAAAA!!" lagi-lagi, Nayla berteriak. Memanggil nama Riska, memukul pipi kiri Riska. Tubuh itu sudah tidak bernyawa, nyawa itu telah pergi.
***
Kini kau kembali, bukan kembali seperti dulu.
Melainkan pulang ke surga-Nya.
Meninggalkan banyak kenangan bersama kami.
Kau berhenti melindungi, menjaga, dan menyayangi kami."Hati-hati, ya!"
"Jangan berantem, baikkan cepet!"
"Jangan keseringan minum es, entar sakit!"
Ada banyak hal yang kami pelajari dari hidupmu.
Yang tak bisa kami sebutkan secara satu-persatu.
Kau yang paling peduli diantara kami.
Kau yang sering memarahi kami saat kami melakukan kesalahan."Udah ah, jangan nangis,"
"Nah loh, jatoh kan,"
"Gimana gak jatoh, kalian aja lari-larian. Liat sekarang, berdarah kan jadinya,"
Jika saja kami tahu kapan maut akan datang,
Mungkin kita akan menghabiskan waktu seharian,
Dan saat maut datang,
Kita tidak lagi mengeluarkan air mata yang deras.Kau pernah bilang kepada kami, "Gapai impian kalian, abaikan semua hinaan."
Terimakasih.
Terimakasih telah menjadi tangan dan bahu kami.
Satu hal yang kami sampaikan, semoga kau tenang dialam sana."Di masa depan nanti, kalian mau jadi apa?"
"Gapai impian kalian ya, jangan dengerin apa kata orang."
Kenangan itu akan kami simpan baik-baik, kemudian menceritakannya lagi dimasa depan.
***
Jangan lupa vote, thengkyuu:').
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl Squad
Teen FictionTentang sebuah geng bernama "The Girl Squad" yang ada disebuah sekolah SMA Garuda Jakarta. Dimana, geng tersebut berisikan anggota sepuluh gadis remaja yang masih menduduki kelas 10. Akankah persahabatan ini tetap bertahan atau akan kandas ditengah...