Bab 1

86 15 23
                                    

Ting.

Suara pesan masuk berasal dari ponsel Riska. Dengan cepat, Riska pun segera membuka pesan tersebut.

Putri:
Gue di taman belakang. Ajak anak-anak lain.

"Guys, taman belakang." ucap Riska setelah membuka pesan yang baru saja masuk.

***

Taman belakang.

"Tumben ke taman belakang?" tanya Seftih.

"Ya gak papa. Mau disini aja." jawab Putri, yang diangguki oleh teman-temannya itu.

"Lu pada hari ini sibuk gak?" tanya Alya.

"Gak." jawab Putri.

"Jalan, yuk? Lama gak jalan-jalan nih." ajak Alya.

"Kemana? Dufan? Mall? Keliling Jakarta?" tanya Tasya.

"Keliling Jakarta aja." Jawab Nayla, yang di angguki oleh para The Girl Squad.

***

Jarum jam terus berjalan, pada akhirnya, bel pulang sekolah pun berbunyi. The Girl Squad pun segera keluar dari kelas mereka, dan menuju parkiran sekolah.

"Sekarang? Atau ke rumah dulu?" tanya Livia.

"Pulang ke rumah aja dulu." jawab Seftih.

"Okay."

***

Nathania, gadis itu tengah bersiap-siap didalam kamarnya. Ah, bukan bersiap-siap. Tepatnya, bersiap-siap dengan kepanikkan. Karena, teman-temannya itu sudah berada di depan rumahnya beberapa menit yang lalu.

Tak lama, Nathania pun selesai bersiap-siap dan segera keluar dari rumahnya. Pada saat Nathania membuka pagar rumahnya, terdapat mobil berwarna hitam, yang Nathania pastikan itu adalah mobil Putri.

Dengan segera, Nathania pun memasuki mobil tersebut.

"Lama banget lu, anjir." umpat Nayla pada saat Nathania duduk di sampignya.

"Heh, tadi tuh gue udah cepet, ya." balas Nathania.

"Udah, jangan berantem." lerai Riska yang duduk di samping Putri yang tengah menyetir mobil.

"Sisanya mana?" tanya Nathania.

"Gak bisa ikut." jawab Tasya, yang di angguki oleh Nathania.

***

Beberapa jam mereka mengelilingi kota Jakarta, pada akhirnya mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah mereka. Bukan rumah mereka masing-masing, namun rumah The Girl Squad. Ya, mereka membeli rumah ini agar ketika mereka ingin berkumpul, mereka akan ke rumah ini.

Rumah ini sederhana, namun ketika kalian memasukinya, kalian akan langsung betah. Sebab disini terdapat Wi-Fi, kolam renang kecil, dan lain-lain.

Namun pada saat Putri, Riska, Seftih, Nathania, Nayla, dan Tasya memasuki rumah tersebut. Alangkah terkejutnya mereka ketika mendapati dua orang yang tengah terbaring lemah di atas sofa, dengan tangan yang memegang sebuah gelas kosong.

"Telfon ambulan sekarang." perintah Riska sambil menahan air matanya yang akan keluar sebentar lagi. Dua orang itu adalah Nisa dan Alya. Ya, mereka berdua adalah anggota The Girl Squad.

Mendengar perintah Riska, Nathania segera menelfon ambulan. Tak lama, ambulan pun datang.

***

Rumah sakit

Sesampainya sepuluh persahabatan itu sampai dirumah sakit. Nisa dan Alya segera diperiksa oleh Dokter. Suara tangis itu ada, namun suara tangis yang paling keras adalah Riska. Sebab, Riska lah yang paling dekat dengan Nisa dan Alya.

Tasya, gadis itu sudah mengabari orang tua Nisa dan Alya bahwa anak mereka tengah terbaring lemah di atas brankar rumah sakit.

***

Hai!
Maaf baru publish sekarang. Dikarenakan saya sedang sibuk dengan tugas-tugas sekolah saya.

Beri saran apabila ada kekurangan di cerita ini,
dan tolong jika kalian menemukan sebuah kalimat 'typo', harap segera komentar.

Terima kasih.

-Rabu, 21 Oktober 2020-

The Girl SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang