Satu minggu kemudian
Terhitung sudah satu minggu Alya terbaring lemah di atas brankar rumah sakit. Sedangkan Nisa sudah terbangun dua hari yang lalu. Dokter mengatakan bahwa keduanya terkena racun. Ketika mendengar penjelasan dari Dokter, The Girl Squad tentu terkejut dengan penjelasan tersebut.
Di dalam rumah The Girl Squad, tidak ada orang selain Alya dan Nisa. Pada saat itu, mereka tengah mengelilingi kota Jakarta. Lalu, siapa yang meracuni?
***
"Lagi ngapain lo?" tanya Livia sambil melihat apa yang dilakukan oleh Nayla.
"Biasa, nonton series." jawab Nayla santai.
"Ngulang lagi? Gak bosen gitu?" tanya Livia, lagi.
"Gak, dong." jawab Nayla.
"Trus?" tanya Livia, lagi dan lagi.
Nayla menautkan dahinya, pertanda bingung. "Trus apa?"
"Ish, jawab pertanyaan gue yang nomor satu. Ngulang lagi?" tanya Livia, yang hanya diangguki oleh Nayla.
Karena kesal, Livia pun segera pergi. Nayla menyadari hal itu, namun dia hanya berpikir, mungkin Livia akan ke kantin rumah sakit.
***
Putri, Riska, Seftih, Tasya, dan Nathania baru saja pulang sekolah. Ya, Nayla dan Livia tidak masuk sekolah selama satu minggu, dikarenakan ingin menjaga kedua sahabatnya itu.
Namun, ketika mereka memasuki ruangan IGD, mereka kebingungan. Sebab. mereka tidak menemukan Nayla. Meskipun begitu, mereka berusaha untuk berpikir positif, mungkin Nayla tengah ke kantin.
"Mana Nayla?" tanya Riska.
Putri menggeleng, tanda tidak tahu. "Mungkin lagi ke kantin." meskipun jawaban Putri seperti berpikir positif, namun nyatanya, Putri tengah mengkhawatirkan Nayla.
Sama seperti Putri, Seftih dan Tasya pun juga tengah mengkhawatirkan Nayla.
"Keyssia?" tanya Riska.
"Lo lupa apa gimana sih? Keyssia kan lagi-"
***
"Engh.." karena pusing, Nayla memejamkan matanya. Setelah dirasa pusing tersebut sedikit reda, Nayla pun perlahan membuka matanya.
"Hai. Sudah bangun?" tanya seseorang yang membuat Nayla sedikit takut, ditambah lagi dengan tangan dan kakinya yang tengah diikat.
"Lo siapa hah?!" tanya balik Nayla dengan emosi.
Mata Nayla sontak membulat ketika seseorang tersebut membuka maskernya.
"Lo punya masalah apa sama gue?!" tanya Nayla.
"Gak ada sih." jawaban dari seseorang tersebut membuat Nayla semakin kesal.
***
20.00
Hari sudah malam, namun Nayla dan Keyssia tak kunjung kembali. Entah kemana kedua anak itu.
"Kemana, sih, mereka? Lama banget." ucap Nathania kesal.
"Kita tunggu dua puluh menit, kalaunya mereka berdua belum balik, kita cari mereka. Gimana?" usul Livia, yang di angguki semua anggota The Girl Squad.
Lima belas menit berlalu, namun Nayla dan Keyssia belum kunjung kembali.
"Oih! Lama banget, sih!" batin Tasya.
Tak lama setelah Tasya membatin, suara pintu ruangan berbunyi. Hal itu membuat semua yang ada diruangan menoleh ke arah pintu.
"Key!" ucap Riska.
"Lo kemana aja? Kita semua khawatir." lanjut Riska.
Keyssia diam, kemudian dia menatap sekeliling. "Mana Nayla?" tanyanya saat tidak menyadari bahwa tidak ada Nayla disini.
"Gak tau, pas kita balik, Nayla udah hilang." jawab Nathania.
Putri menatap sekeliling, terdapat CCTV diruangan ini, kemudian Putri pun segera menyuruh teman-temannya untuk mengikutinya.
"Gue boleh ikut?" seseorang yang sedaritadi diam, kini bersuara.
"Big no! Lo disini aja. Tidur, ok?" perintah Seftih.
"Please," pinta Nisa.
"Ini perintah," balas Seftih yang membuat Nisa cemberut. Lucu.
***
"Ngapain, sih, Put?" tanya Seftih kebingungan.
"Diruangan ada CCTV, sedangkan Nayla sejak pagi ada diruangan juga." jelas Putri.
Namun, ketika mereka melihat rekaman CCTV tersebut, seseorang yang menculik mereka memakai baju serba hitam.
"Shit." umpat Tasya.
Nathania melihat jam dipergelangan tangannya. "Udah jam 9 malam, kita cari besok aja." usulnya yang kemudian diangguki oleh yang lain.
***
Matahari mulai memberanikan diri untuk naik, hal itu membuat semua manusia terusik dengan cahayanya. Begitupun juga dengan anggota The Girl Squad.
"Bangun. Sudah pagi." ucap Nisa pelan, namun mampu membangunkan kedelapan temannya itu.
"Tumben bahasa lo formal?" tanya Tasya saat bangun dari tidurnya.
Nisa menaikkan bahunya, tanda tidak tahu.
"Tunggu disini. Gue bakalan beliin sarapan buat lo pada." ucap Seftih kemudian segera pergi dari ruangan, karena malas mendengar titipan makanan dari teman-temannya. Mereka pikir, Seftih pembantu apa. Dasar teman laknat.
"Jahat ih. Gak mau dititipin." gumam Tasya kesal.
"Duain." lanjut Nathania yang mendengar gumaman Tasya.
"Apanya yang 'duain'?" tanya Riska.
"Nothing." jawab Tasya lebih dulu yang membuat Riska memutar kedua bola matanya malas.
Beberapa menit kemudian, Seftih pun kembali, dengan tangan yang menentang sebuah kantonga, yang dipastikan itu sebuah makanan.
"Akhirnya!" seru Tasya girang. Anak itu sudah kelaparan sepertinya.
"Kek bocah lu, Tas." cibir Putri.
"Biarin, wlee," Tasya menjulurkan lidahnya.
Riska menatap Alya yang masih setia memejamkan matanya. "Sampai kapan lo pejamin mata lo itu, Al?" batinnya.
"Abis makan kita cari Nayla." ucap Keyssia datar yang membuat semua yang ada diruangan tersebut diam.
"Gue gak ikut, mau jagain Alya." tolak Livia yang diangguki oleh Keyssia.
Setelah mereka makan, mereka pun segera mencari Nayla. Namun pada saat mereka menuju parkiran, tiba-tiba Nathania melihat seseorang yang tampak mencurigakan.
"Siapa dia?" tak ingin ambil pusing, Nathania pun segera menyusul teman-temannya itu.
***
Sudah panjang belum untuk part kali ini?
Jangan lupa untuk follow akun ini, vote serta komen juga, ya.
Terimakasih.
-Sabtu, 24 Oktober 2020-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl Squad
Teen FictionTentang sebuah geng bernama "The Girl Squad" yang ada disebuah sekolah SMA Garuda Jakarta. Dimana, geng tersebut berisikan anggota sepuluh gadis remaja yang masih menduduki kelas 10. Akankah persahabatan ini tetap bertahan atau akan kandas ditengah...