Bab 4

18 9 7
                                    

Istirahat pertama sudah dimulai. Kini, kantin sekolah sudah dipenuh oleh siswa dan siswi SMA Garuda Jakarta. Termasuk geng The Girl Squad.

"Eh, Nay," panggilan dari Riska membuat Nayla menoleh.

"Lo seriusan suka sama Adit?" tanya Riska. Ya, The Girl Squad telah mengetahui bahwa Nayla menyukai Adit. Tentunya dari Nathania, anak itu telah membocorkannya pada saat The Girl Squad menuju kantin. Jahat memang.

Nayla menaikkan bahunya dengan muka yang sangat datar, menandakan moodnya tengah tidak baik.

Riska menatap Nayla. "Oh ya, Nay, waktu itu, siapa yang culik lo?" tanyanya.

Deg. Seketika detak jantung Nayla pun berdetak dengan cepat.

"Gak tau, soalnya dia pake masker sama kacamata." jawab Nayla.

Nathania mengerutkan keningnya. "Waktu gue ngedeketin lo, lo kayak natap seseorang diluar. Terus lo minta buat pulang. Siapa yang lo tatap?"

Hening. Tidak ada yang bersuara, namun tiba-tiba Keyssia meminta Nayla untuk menemaninya ke toilet. Nayla pun segera menemani Keyssia.

"Gue rasa, seseorang yang culik Nayla dan ngeracunin Alya sama Nisa ada dibalik kita." ucap Putri.

"Siapa?" tanya Seftih.

Putri menggeleng. "Gue gak tau siapa."

Tasya menatap mimik wajah teman-temannya secara satu-persatu. Tidak ada yang mencurigakan, namun meskipun begitu, Tasya merasakan sama seperti Putri.

"Tapi gini deh, ya. Kalian pikir deh. Waktu kita lagi jalan-jalan, keliling kota Jakarta, trus kita pulang. Pas kita ke rumah, kita udah nemuin Alya sama Nisa yang pingsan." ucap Seftih.

"Lo pada bunuh diri apa gimana?" tanya Riska sambil menatap Alya dan Nisa secara bergantian.

Alya dan Nisa menggeleng kompak. "Kita sebenernya lagi makan, trus mau minum. Pas kita minum, kita ngerasa pusing." jelas keduanya.

"Pas kalian pusing, kalian ada mikir sesuatu?" tanya Livia yang sedaritadi diam.

Alya terlihat berpikir sejenak, kemudian menggeleng. Nisa pun sama.

Tak lama, Keyssia dan Nayla pun datang.

"Pada bahas apaan? Keknya serius banget," ucap Nayla.

Saat Nathania ingin menjawab, suara bel masuk tiba-tiba berbunyi. Nathani medengus kesel, meskipun kesal, Nathania tetap memasuki kelasnya. Namun, tiba-tiba ia menabrak seseorang yang tengah membawa sebuah buku.

"Eh, sorry, gue gak sengaja," ucap Nathania meminta maaf, kemudian membantu murid itu untuk membersihkan bukunya.

Setelah selesai, murid itu pun berterimakasih pada Nathania, sedangkan Nathania pun segera memasuki kelas. Sebab, sekolah kini sudah sepi. Saat memasuki kelasnya, Nathania menatap mimik wajah teman satu kelasnya.

Tidak ada yang mencurigakan.

"Lama banget lo diluar. Ngapain?" tanya Tasya saat melihat Nathania menghampirinya.

"Gak sengaja nabrak murid yang lagi bawa buku." jawab Nathania santai.

"Cowok atau cewek?" sambar Seftih yang ada di depan Tasya.

"Diliat-liat sih, cowok. Soalnya dia pake masker sama kacamata." jawab Nathania tanpa sadar.

"GANTENG GAK?!" teriak Nayla. Masalah cowok mah, dia yang paling semakin di depan.

"Maybe," jawab Nathania tak peduli.

"Wait!!" teriak Nisa.

"Apa, sih? Berisik," umpat Riska kesal.

"Lo bilang, cowoknya pake masker sama kacamata?" tanya Nisa sambil menatap Nathania. Lima detik kemudian, The Girl Squad pun menyadari apa yang dimaksud Nisa.

***

The Girl Squad

Nathania:
Lo pada serius percaya?

Seftih:
Enggak, sih. Tapi kan, kek dia tuh mencurigakan banget.

Livia:
Sumpah, bingung.

Putri:
Btw, dia kelas berapa?

Nathania:
Gue gak tau.

Tasya:
@
Nayla plis jujur. Yang culik lo namanya siapa?

Nayla:
Gue gak tau!

Tasya:
Plis, Nay.

Nayla:
GUE BILANG GUE GAK TAU!!! NGERTI?!

***

Holaaa! The Girl Squad's back! By the way, nama judul dan nama gengnya aku ganti, ya. Jadi jangan bingung, ya, wkwk.

Don't foget to vote and comment, okay?

-Selasa, 3 November 2020-


The Girl SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang