- GERAL - 17

304 25 39
                                    

"Tanpa disadari dan tanpa diinginkan, perasaan itu bisa berubah begitu saja tanpa bisa dicegah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tanpa disadari dan tanpa diinginkan, perasaan itu bisa berubah begitu saja tanpa bisa dicegah."

- Someone -

***

Jam telah menunjukkan pukul 9 malam. Dan Geral baru saja sampai di rumah setelah mengantarkan Reva pulang.

Saat ini Geral tengah merebahkan dirinya di kasur dengan tatapan yang mengarah lurus ke langit-langit kamarnya. Tak ada alasan, hanya saja ingatannya masih terarah ke kejadian tadi. Saat ia bersama dengan Reva.

"Geral, gue boleh nanya sesuatu?" Reva bertanya saat mereka sedang berada di mobil. Geral yang sedang fokus menyetir hanya mengangguk saja, tak ada alasan untuk tak membiarkan gadis itu bertanya.

"Kenapa lo berubah?"

"Hem?" Bingung dengan pertanyaan Reva yang tiba-tiba itu, Geral menoleh sejenak dan menatap Reva dengan tatapan bertanya, kemudian ia kembali menatap depan, fokus ke jalan.

Reva memandang Geral dengan senyumnya. "Kemarin-kemarin lo dingin banget ke gue, nggak pernah peduliin gue, apalagi ngomong sama gue. Tapi sekarang lo tiba-tiba mau nganterin gue? Kenapa?"

Masih menatap lurus ke depan, Geral mengerjapkan matanya. Bingung mau menjawab apa. Karena sebenarnya ia pun tak tahu kenapa ia bisa seperti ini. Itu diluar kendalinya.

"Geral, kenapa?" tuntut Reva, meminta jawaban. Namun, ia berusaha menyembunyikan senyumannya saat melihat wajah bingung Geral. Satu hal yang ada dipikirannya saat ini. Lucu.

Geral meneguk ludahnya, ia berusaha mencari jawaban yang tepat. Tapi ia tak tahu harus mengatakan apa.

"Nggak ada alasan." Dan kalimat itulah yang berhasil keluar dari mulutnya. Ia tak memiliki jawaban lain selain itu. Ah, yang lebih tepat ia belum mengetahui jawaban pastinya, karena memang ia tak tahu.

Sedangkan Reva hanya mengangguk saja, sebenarnya jawaban dari Geral tak begitu penting, karena sudah cukup baginya mengetahui bahwa Geral mulai menganggap keberadaannya.

Tak lama kemudian, mobil Geral berhenti di depan mini market, memang, Reva yang menyuruhnya.

Reva turun dari mobil dan menutup pintunya. Sebelum membalikkan badan untuk pergi, ia mengetuk kaca jendela mobil Geral, membuat Geral menurunkan kaca mobilnya.

"Makasih," ucap Reva tulus dengan senyumannya. Dan sesaat, hal itu mampu membuat Getal, untuk yang pertama kalinya, tertegung dengan senyuman itu.

Tapi dengan segera ia mengerjap, menguasai perasaanya, dan kemudian ia mengangguk pelan tanpa memandang ke arah Reva.

"Eh, Ral!" Geral yang berniat menutup kaca mobilnya jadi mengurungkan niatnya saat Reva memanggilnya. Ia memberi tatapan bertanya.

GERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang