BONUS CHAPTER (1) - I'M NOT LOSE ANYTHING RIGHT?

10 5 2
                                    






















Dua bulan telah berlalu, dua bulan pula Jinhwan terpejam dalam koma nya.

Dua bulan yang terasa suram.

Dua bulan yang sunyi sepi.

Dua bulan yang damai.

----

Langkah kaki seorang lelaki di lorong rumah sakit sedikit mencuri perhatian beberapa pasang mata.
Dia memasukkan kedua lengannya ke dalam saku mantel hangat nya, musim dingin sedang terjadi.

Kim Hanbin.

Dengan paras wajah yang semakin tampan, dan rambut yang sedikit memanjang , dan juga tatapan dingin yang setiap hari ia pancarkan dari kedua matanya.

Ia memasuki ruang rawat yang sudah dua bulan lebih ini di tempati oleh sahabat seperjuangan nya,

Kim Jinhwan.

Yang masih setia dengan tidur panjangnya , menjelajah di dalam dunia mimpi, seakan tidak mendengar tangis dan permohonan orang orang yang menjenguknya.

"Jinhwan, aku datang." Ucap Hanbin sambil mengusap pelan pundak Kim Jinhwan.

Inilah Hanbin, dia akan menjenguk Jinhwan setidaknya tiga kali dalam seminggu bahkan bisa lebih.

Lalu dia juga akan menyempatkan untuk berziarah pada makam Junhoe dua kali dalam seminggu.

Dan setiap malam dia akan menghubungi Jung Chanwoo , menanyakan hal yang sama dan membahas hal yang baru ia alami.

Dia mengatur siklus kehidupannya dengan sangat teratur.
Menjalankannya seakan tiga hal itu adalah hal wajib di dalam kehidupannya.

"Aku besok akan berkunjung ke rumah baru si Junhoe, dia pasti sudah merindukanku, ah ya kau mau menitipkan sidikit ucapan tidak untuk Junhoe? Setidaknya senyumanmu. " Monolog Hanbin sambil mendudukkan tubuhnya di kursi samping ranjang Jinhwan.

Satu lagi kebiasaan barunya, mengajak ngobrol kim Jinhwan, walaupun dia tau tidak akan pernah ada balasan dari seseorang yang sedang koma di hadapannya ini.

"Apa kau tidak lapar?, Masih tertarik dengan makanan tidak?." Pertanyaan yang sudah ratusan kali ia lontarkan pada Jinhwan.

"Setidaknya tersenyumlah Jinhwan, atau teteskan sedikit saja air matamu, perlihatkan sedikit tanda kehidupan."
Dan itu harapan yang selalu ia ucapkan.

Dia menghembuskan napasnya dengan perlahan.
"Aku rindu IRON."
Ia membuka galeri di handphone nya lalu menggeser geser setiap foto yang ia ambil bersama teman temannya dulu, IRON lebih tepatnya.

"Kalian membiarkan aku sendirian di sini, hah... padahal sangat sulit dan melelahkan sekali, walau baru dua bulan tapi rasanya sudah dua ratus tahun aku hidup tanpa adanya kalian, sangat menjengkelkan." Ucapnya dengan lirih.

Lalu pintu ruangan tersebut terbuka dan menampakkan seorang lelaki dengan perawakan sedang dan senyum yang hangat.

"Bagaimana keadaan nya?" Tanyanya pada Hanbin.

"Hyung masih saja bertanya, sudah tau masih begini."

"Setidaknya aku berbasa basi Hanbin. "

"Iya Taeyang hyung, aku paham."

Ya, lelaki tersebut adalah Taeyang , kakak tiri Koo Junhoe.
Ia sering menyempatkan waktunya untuk menjenguk Jinhwan.

"Sampai kapan kau akan begini bocah."ucapnya sambil menyentil pelan dahi Jinhwan.

MIAN (Finish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang