02

486 58 15
                                    

Happy Reading......

Satu bulan sudah Salsabila dan Gilang sekolah di SMA Bangsa banyak yang berubah dari mereka. Dari gaya bicara, pakaian dan sebagainya.

Lebih banyak memiliki teman di sekolah baru dibandingkan disekolah lamanya dahulu. Disini Salsabila banyak berteman dengan orang-orang yang cukup baik. Walaupun Salsabila lebih sering menghabiskan waktu bersama ketiga sahabatnya yaitu Arin juga si kembar Vina dan Vika, tapi lepas dari mereka teman Salsabila banyak hingga dari adik kelasnya sampai kakak kelasnya, mereka suka terhadap Salsabila karna baik hati dan tak pernah sombong dengan apapun itu.

Sama halnya dengan Gilang, kini ia juga sudah memiliki banyak teman untuk di ajak mengobrol atau mengerjakan tugas-tugasnya yang diberikan oleh Gurunya.

Gilang memiliki empat teman dekat atau lebih tepatnya sahabatnya yang baru satu bulan berkenalan dengannya.

Shandy Maulana sahabat Gilang dari kelas 12 IPA2, ketampanan-nya jangan diragukan lagi. Semua perempuan yang melihatnya langsung tertarik padanya, ketampanan Shandy tidak membuat dirinya angkuh tapi malah sebaliknya dia ramah terhadap siapapun, itulah yang membuat para kaum hawa terpesona olehnya.

"Halo, Kak Sen" sapa seorang Siswi berambut panjang sebatas punggung dengan wajah cantik.

"Hai, Res" jawab Shandy pada-nya. Resti nama perempuan kelas 11 IPS1 yang sejak kelas 10 mengejar-ngejar Shandy karna terpesona samapai sekarang.

Walaupun Shandy telah memiliki pujaan hati, Resti tidak menyerah untuk mendapatkan hati Shandy seperti saat ini yang tengah dilalukannya.

"Kak, Sen. Ini tadi aku buat roti coklat dimakan ya" ucapnya seraya menodongkan kotak bekal berwarna biru kepada Shandy

Shandy sudah biasa diberi makanan oleh Resti. Menolak ? Tentu tidak. Lumayan buat ganjal perut sama doi, pikirnya. Ya, Shandy selalu menerima makanan yang diberikan oleh Resti lalu memakannya bersama sang kekasih.

"Makasih, Res." Shandy menerima kotak bekal itu, lalu melanjutkan ucapannya "gue pergi dulu, gue mau makan" sambungnya lalu melenggang meninggalkan Resti yang tengah tersenyum disana.

•••

"Salsa!" panggil Vika pada Salsabila yang tengah duduk dimeja-nya.

Salsabila menatap Vika, lalu berucap "Apa, Vik?" tanya Salsabila

"Kantin yu, lapel nih" ajak Vika dengan kecadelannya.

"Ayo, tapi Arin sama Vina belum balik dari toilet. Tunggu bentar lagi ya"

"Tapi gue udah lapel banger, Sal" keluhnya memegangi perut lngsingnya.

"Nanti mereka nyariin, tahan dulu"

Akhirnya mau tidak mau Vika harus menahan sebentar sampai kembaran dan sahabatnya kembali dari toilet. Salsabila melanjutkan membaca novel yang tadi terganggu oleh Vika.

"Minggir gue mau lewat"

Suara datar yang tak lagi asing ditelingannya berhasil membuat dirinya harus menghentikan lagi membaca lalu menggeser kursi kebelakang agar Fiki dapat keluar.

Bukan keluar dari meja Fiki malah menatap Salsabila yang masih melanjutkan membacanya, lalu berucap.

"Minggir dulu susah" ucapnya. Salsabila menghembuskan nafas kasar. tak ada yang berubah, batin Salsabila

Kulkas || Fiki UN1TY [On Going] [MAU DI REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang