07.

525 76 28
                                    

Hi !
Mis me ? Definitely not haha
But, I miss you guys :). Missing your votes and comments, I really miss you guys -♡︎.

•••

Langit sudah mulai cerah hujan pun sedikit demi sedikit berkurang tidak seperti tadi. Fiki berlari kesana kemari mengejar bola berwarna oranye di lapang yang sedikit licin bekas hujan.

Ia tak ingin masuk kelas karena ia tahu di kelasnya masih ada bimbingan buat kemah nanti dan dia sangat malas. Fiki menepi karena sudah lama juga ia bermain sendiri.

Pandangannya mendongak ke koridor matanya menangkap kakak beradik sedang berjalan di sana. Tiba-tiba saja bibirnya melengkung ke atas ia tersenyum tanpa sebab !.

"Fik! Balik gak ?" Teriakan itu mengalihkan pandangan Fiki. Ia mendongak ke atas melihat dua temannya di sana .

Fiki tak berniat menjawab ia berdiri berjalan ke arah kedua temannya satu tangan ia masukan ke dalam saku celana menambah kesal cool dirinya. Sebelum hilang di belokan Fiki menyempatkan dulu untuk melihat Salsa yang sedang berjalan bersama Gilang.

"Nih broo tas Lo. Sama sama" kata Fajri.

"Belum juga ngomong" timbal Zweitson

"Biar inget. Biasanya dia lupa" sindir Fajri.

"Bacot" ketus Fiki.

"Nah kan bener apa kata gue" seru Fajri.

Fiki dan Zweitson tak berniat membalas ucapan Fajri. Kini ketiganya sudah berada di parkiran sedikit meng-lap jok motornya karena terkena hujan tadi.

"Ngopi Yo gabut banget gue" kata Zweitson tiba-tiba sebelum memakai helm nya.

"Dimana ?" Tanya Fiki ia sudah naik dan menyalakan mesin motor.

"Tempat biasa aja lah, ada es krim menu baru" ujar Zweitson penuh semangat. Dasar bayi :)

Mereka hanya mengangguk naik motor masing-masing keluar dari area sekolah. Jalanan masih sangat basah bahkan sesekali ada gerimis.

20 menit mereka sampai di cafe tempat biasa anak-anak sekolah nongkrong. Biasanya 15 menit juga sampai tapi karena jalannya licin mereka harus hati-hati.

"Hi bro, kemana aja nih" sapa Raka anak dari SMA sebelah yang berteman dengan Fiki. Mereka kenal juga bertemu di tempat ini.

"Biasa tugas" Jawab dan tanya Fiki. Ia ikut duduk di sebelahnya di ikuti Fajri dan Zweitson yang terlebih dahulu bersalaman dengan yang lainnya.

Raka mengangguk ia kembali meminum jus yang tadi ia pesan. "Mau pesen gak nih ? Gue traktir lah" ujar Raka .

"Traktir ? Bener nih makan sepuasnya?" Tanya Fajri antusias.

"Heem pesen aja" Fajri dan Zweitson senang bukan main kapan lagi Sultan di traktir haha.

Mereka berdua sudah masuk ke dalam Fiki dan Raka kembali mengobrol karena sudah lama tidak berjumpa.

"Loh Fiki ? Ngapain di sini ?" Suara itu menarik perhatian Fiki dan Raka.

Fiki menaikan sebelah alisnya. "Lo ngapain di sini ?" Tanya Fiki balik. "Bukannya tadi pingsan Lo ? Ngapain jalan-jalan?"

"Ko Lo jadi banyak ngomong sih ?" Heran Salsa.

"Lo bocah ngapain di sini sendiri kagak takut di culik Lo?" Kini Raka yang bersuara.

"Duh ada suara orangnya gak ada" kata Salsa dramatis.

"Basi Lo" kesal Raka. Salsa tertawa pelan

"Gue mau beli makanan sih ke sini, sama Kakak gue lagi parkir dia tadi" jelas Salsa.

"Gak nanya" jawab Raka sedikit bercanda jelas-jelas dia tadi bertanya.

"Ihh Lo ya akar kan tadi Lo nanya!" Pekik Salsa.

Raka sudah tertawa melihat teriakan Salsa yang tak berubah jika mereka bertemu. Tak lama Gilang pun datang merangkul pundak Salsa.

"Ngapain sih teriak-teriak, malu di liat orang" kata Gilang.

"Itu tuh si Akar nyebelin!" Adu Salsa.

"Udah lah pesen dulu kasian yang di rumah. Masuk dulu Fik, Ka" pamit Gilang sambil membawa Salsa masuk.

"Lo kenal Salsa?" Tanya Fiki.

"Iya, temen dari kecil pas gue belum ke sini. Gue pindah ngikut ortu karena kerjaan di sini akhirnya netap di sini, eh pas ada pertemuan antar perusahaan ternyata gue ketemu lagi sama dia seneng sih udah lama juga gak jailin dia" jelas Raka sambil terkekeh. Sedangkan Fiki mendengarkan seraya mengangguk pelan matanya tertuju pada gadis yang sedang memesan makanan di dalam cafe.

"Lo satu sekolah sama Salsa ?" Kini Raka yang bertanya.

Fiki mengangguk. "Satu kelas, malah satu meja"

"Haha, gimana dia ? Bawel pasti" tebak Raka.

"Bukan lagi"

Keluarlah dari dalam cafe dua orang yang sedang memeluk kotak es krim persis seperti anak kecil.

"Buset, nyesel gue traktir Lo berdua. Miskin mendadak ini" kata Raka melihat Fajri dan Zweitson membawa masing-masing dua kotak es krim besar belum lagi es krim yang kecil-kecil.

"Ye, es krim doang paling abis 1 juta, atau lebih dikit" ucap Fajri dengan entang meneruskan menjilati es krim yang berada di tangannya.

Raka tak berniat menanggapi perkataan dua orang yang sedang asik dengan es krim mereka. Tiba-tiba ponsel Raka berdering telpon masuk.

"Ka ? Di mana kamu ?"

"Raka di cafe biasa mah, kenapa ?"

"Pulang ya, adik kamu nangis ini dari tadi pengen sama kamu. Tapi bawa es krim juga katanya"

"Iya iya Raka pulang"

Setelah itu Raka mematikan panggilan telpon bersama Mama nya. Ia harus pulang tapi harus membeli es krim dulu untuk adiknya namun ia malas untuk masuk ke dalam cafe.

"Gue duluan ya adik gue nangis minta es krim" kata Raka ia mulai membereskan bawaannya

"Dan, INI GUE AMBIL DULU. BAYAR AJA DUITNYA DI MEJA" teriak Raka sambil membawa es krim entah itu milik Fajri atau Zweitson. Sebelum di amuk di memilih kabur.

Fajri ingin mengumpat tapi tidak jadi setelah melihat uang berwarna merah sepuluh lembar tergeletak di meja.

"Haha es krim cuman 200 ribu juga" gumam Fajri dan di dengar oleh Fiki.

Fiki langsung menoleh menatap tajam ke dua sahabatnya. "Balikin itu bukan duit Lo"

"Sesekali Fik" jawab Fajri.

"Itu bukan duit Lo"

"Iya iya gue balikin besok" pasrah Fajri. "Tapi kita jajanin dulu laper. Kuy Son" Zweitson langsung berdiri siapa yang akan menolak di ajak makan tanpa mengeluarkan uang ?.

Perut dulu urusin, kalo dosa tanggung Aji aja -Zweitson 2K21.

















Hi 🖐️
Apa kabar reader ? Baik ? Alhamdulillah.
Maaf ya baru up setelah beberapa bulan, seabad kali ya wkwk.

Vote jangan lupa <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kulkas || Fiki UN1TY [On Going] [MAU DI REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang