01. first day of school

71 9 6
                                    

"Aku ingin memulainya lagi. Semuanya. Seperti aku terlahir kembali dan seolah tak pernah menginjakkan kaki di Indonesia."

♥️♥️♥️

Baru jam setengah tujuh pagi. Melanie menghela napas setelah turun dari mobil sang ayah. Keluarganya memang keterlaluan. Bagaimana bisa mereka membuat Melanie terburu-buru sedangkan sekolah masih sepi. Sekolah dimulai pukul 07.45. kurang 95 menit! Bayangkan apa yang akan ia lakukan di sekolah itu.

Saat di mobil, Melanie sempat protes ke ayahnya. "Dad! Apa-apaan ini? Lihatlah! Sekolah masih sangat sepi. Apa yang harus kulakukan untuk menghabiskan 95 menit waktu yang tersisa?"

"Mungkin kamu bisa berkeliling di sekolah. Sudah, turunlah! Daddy buru-buru ke kantor."

Melanie mendengkus. Ia berdiri tepat di depan gedung sekolah yang megah. Di sana, terdapat bendera dari berbagai negara yang berjejer rapi, termasuk bendera Indonesia.

Melanie masuk ke SMA internasional. Joanna sengaja mendaftarkannya ke sekolah itu. Ia pikir, mungkin Melanie bisa menemukan teman yang juga berasal dari Indonesia. Terlebih lagi, sekolah tersebut juga dekat dengan tempat tinggalnya.

Melanie pindah ke Amerika saat ia lulus sekolah dasar. Tiga tahun ia tinggal di sini setelah kemudian memutuskan untuk tinggal lagi di Indonesia karena telah menemukan teman yang pas, Aldi.

Tak heran jika Melanie sangat fasih berbahasa Indonesia. Di rumah, ia juga sering menggunakan bahasa Indonesia ketimbang bahasa Inggris. Melanie sudah terbiasa. Terlebih adiknya Eveline tertarik sekali mempelajari bahasa itu.

Melanie menghela napas panjang kemudian memutuskan untuk melakukan apa yang disarankan ayahnya. Berkeliling di sekolah barunya.

Ia menyukai sekolah barunya ini. Ruangan kelas didesain sangat menarik, terlihat menyenangkan. Sekolah ini sangat-sangat luas. Ada taman dan lapangan yang juga sama luasnya. Berkali-kali Melanie terperangah. Karena lelah, Melanie memutuskan untuk duduk di bawah pohon yang berada di belakang sekolah, dekat taman.

Sudah 20 menit Melanie mengelilingi sekolah. Banyak murid yang mulai berdatangan dengan pakaian bebas. Satu hal lagi yang selalu Melanie sukai saat bersekolah di sini. Ia tak perlu mengenakan seragam dan berpenampilan bebas semau dirinya.

Mau pakai sandal, sepatu, rok pendek, kaos oblong, terserah asal mereka memakai baju. Namun, bagaimana pun juga, Melanie terlanjur suka dengan seragam yang dahulu dikenakannya di SMA.

Sudah lima menit Melanie duduk di bawah pohon rindang hingga suara jeritan kucing menarik perhatiannya.

Ia beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke belakang gedung sekolah, asal jeritan kucing itu berada. Namun, jeritan kucing itu mendadak hilang saat Melanie memasuki belakang gedung sekolah tersebut.

Meski begitu, Melanie tak menyurutkan niatnya untuk melihat apa yang terjadi pada kucing itu.

Melanie mengerutkan kening kala melihat seorang gadis di belakang gedung sekolah. Gadis berambut panjang berwarna pirang dengan topi hitam di kepalanya tengah berdiri membelakangi Melanie.

Ia semakin penasaran kala melihat kaki kucing di depan gadis itu. Sepertinya tubuh kucing itu tertutup oleh kaki tadis itu.

"Hey! what are you doing there?" Gadis itu menoleh, tampak terkejut melihat keberadaan Melanie. Namun, dengan segera gadis itu memperbaiki ekspresinya.

Melanie akhirnya berdiri tepat di depan gadis itu setelah tak ada jawaban yang keluar dari mulut gadis berambut pirang.

"Aku mendengar suara jeritan kucing, dan saat aku datang kemari, kucing itu sudah mati," jelas gadis itu.

MELANIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang