Chapter 5| bersih atau kotor

2.9K 468 16
                                    

Kadang bulan bukan tempat yang indah untuk sebagian orang, termasuk bagi perempuan berumur, yang na'as sekali karna harus memelihara anak baru.

Sementara dirinya segera mengasingkan diri ke bulan sejenak untuk mengamankan telinga nya sebelum kembali balik ke bumi dalam keadaan fresh.
Manik mata perempuan itu benar benar menatap kesal dengan rumahnya, bersih mengkilap bagai punya babu, astaga apa anak laki laki itu menyapu dan mengepel? Lantainya bahkan mengkilap sampai membuat pencuri dapat menebak mana yang jebakan mana yang bukan jebakan.

Dirinya menoleh ke arah selatan, melihat si anak yang dia PUNGUD dengan keadaan terpaksa itu sedang membilas kain lap dan mulai mengelap bagian lantainya lagi.

'.... Aku Ga bakal di tuduh memperbudak anak kan?' batin perempuan berumur itu sambil mengambil batu dan membuat pose duduk sejenak, memikirkan berbagai cara agar tak membuat hubungan ibu anak antara dirinya dan bocah berumur tiga tahun itu.

'aku bukannya ga mau ada anak. Cuma aku nya udah malas. Nanti nikahan aku pula yang keluarin duit. Malas aku tuh.'

Beginilah isi batin perempuan tua tapi wajahnya awet, muka boleh cakep, dompetnya menggambarkan isi hidup.

Lalat bahkan bisa bersarang di tempat penyimpanan uang milik perempuan itu dengan santai, satu satunya yang ada di penyimpanan uang Himuro hanya sebuah berlian kecil yang bahkan tak bisa ditukar dengan uang di sekitaran sini.

Menghela nafas penuh kekesalan dan kesabaran, Himuro menjewer sukuna yang lagi bersih bersih dan mulai menatap anak itu dengan tatapan kesal.

Lain hal sama si bocah pinkish itu yang malah senang dan tepuk tangan macam anak bayi,

"Siapa yang menyuruh mu bersih bersih? Aku suka sesuatu yang kotor." Ucap Himuro sambil menurunkan anak tiga tahun itu, berat, pasti makannya terlalu banyak.

"Kotor! Kepeleset! Nyuh!"

Tiga kata dengan tiga gerakan, membuat perempuan cantik berambut coklat harus ekstra sabar dengan tingkah bocah yang baru bisa bicara ini. Kesal juga dia melihat anak ini menunjuk kotoran, berpura pura kepeleset, dan berpura pura mati.

Apa maksud anak ini kotor membawa bencana? Nyaris saja Himuro melayangkan tangannya untuk menampar anak satu ini sebelum tali kesabaran kembali menyambung di hidupnya.

"Baiklah. Kau mau bersih bersih, Silahkan. Tapi jangan di kamar ku." Ujar Himuro final membuat anak itu tersenyum bahagia dan meloncat loncat kegirangan sebelum akhirnya kepeleset.

"Nah kan, ga dulu ye, ga peduli." Ucap Himuro mengabaikan anak kecil ini yang hendak menangis tapi tak di pedulikan oleh Himuro.

Perempuan itu memilih menutup pintu kamarnya, membuat anak kecil itu murung dalam keadaan basah karna saat kepeleset dirinya juga kejatuhan air pel lantai yang kotor.

Sunyi sejenak sebelum pintu kamar di buka oleh Himuro yang membawa satu handuk kering dan menaruhnya di kepala sukuna.

"Asal hati hati. Kotor atau bersih semuanya sama saja. Yang harusnya di bersihkan cuma serangga." Ujar perempuan itu sambil mengelap rambut sukuna dengan kasar dan kembali masuk ke kamarnya lagi dengan santai, membuat anak kecil tadi tersenyum senang dan tertawa sendiri bagai anak orang gila.

Sementara di ruangan berbeda Himuro malah mengumpat kesal sambil kayang dan mulai melakukan atraksi lainnya, sifat keibuan nya ternyata masih menempel dan membuatnya gelisah kalo bertindak tak peduli terus terusan.

Pengen menangis kesal tapi, Itu udah sifat nya sejak lama sebelum tragedi menyebalkan itu terjadi padanya.

My Girl [Ryomen Sukuna x OC] ✅ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang