Sudah beberapa tahun berlalu.
Sosok perempuan berambut coklat itu memandang sendu ke arah pakaian pakaian yang ia buat dengan beberapa benda dan bahan, netra nya memandang ke jendela yang menunjukkan langit yang biru dengan awan yang putih itu.
Syukurlah badai telah hilang setelah dua Minggu dia harus berpuasa tuk tak memakan sayuran dan buah buahan di hutan, cuaca yang indah meski pintu rumah nya tak dapat di buka karna tertimbun salju, sosok perempuan ini langsung mengambil sekop dan mulai melobangi atap rumahnya untuk keluar dan segera membersihkan bagian depan pintu.
Sampai hidungnya tak salah menghirup aroma familiar, helaan nafas kesal keluar sebelum akhirnya mengaktifkan domain secara tak sengaja, menghantam sekitar 10 shaman peringkat khusus dalam sekian detik, 20 orang lagi hanya mengalami patah tulang atau kehilangan anggota badan mereka
"Bersyukurlah, bagi kalian yang patah tulang. Aku bukan kutukan yang doyan dengan rendahan penuh dosa seperti kalian." Ujar perempuan itu sambil menendang salah satu kepala hingga berguling guling mengenai kaki shaman lain.
Sosok lelaki berusia 20an dengan tatapan kurang percaya dengan yang ia lihat sekarang, perempuan itu menatap lamat sang lelaki hingga akhirnya tertawa penuh komedi.
"Oh hai. Kau sudah bisa berbicara tanpa bahasa isyarat?" Sapaan setelah sekian lama membuat pria itu sedikit memandang ke langit sebentar sebelum akhirnya ikut membasmi para shaman yang patah tulang nya.
"Heee.. apa ini? Menyedihkan sekali, kedengkian mu itu sangat pekat." Gumam Himuro sambil mulai memegang bahu sang anak yang masih ia anggap bocah itu, satu hal yang menarik di wajah lelaki itu cuma mata merah nya yang layak dicongkel.
Srakkk
Bukan main bukan sihir, meski sudah di ledek soal masalah dirinya yang dahulu bisu, lelaki itu tetap memeluk nya dalam diam di tengah hamparan salju yang bernoda darah, membuat perempuan itu menghembuskan nafas sebelum akhirnya mengenakan syal pada lelaki itu dengan tatapan datar nya.
"Pergi sana. Aku tak menerima mu kau tau. Hidup bahagia dan laporkan saja kalau aku memakan semuanya hidup hidup dan kau selamat." Ujar Himuro sambil mulai menendang tumpukan mayat itu dengan kaki nya sendiri.
Tapi bukan sukuna kalau pria itu tetap mengikuti hingga rumah lama tempat ia pernah di berikan tempat tinggal selama beberapa bulan....
Tak dapat di pungkiri ruangan yang berdebu nan kotor itu masih sama saja. Pandangan pria itu sampai ke kamar yang terbuka dengan deretan kain di dalam sana yang berbentuk seperti sebuah pakaian.
"Kau ini.... Aku beri kau 2 hari. Pergi atau kau mati sebagai manusia, pikirkan itu." Ancam Himuro saat melihat lelaki paruh baya itu ternyata hendak masuk ke kamar nya dengan tatapan penuh hipnotis.
Bulan terus bergerak, bumi terus berputar, semua hal tak akan berhenti hanya untuk menunggu mu memutuskan sesuatu, lelaki itu merenung di kamar mendengar kabar dirinya punya waktu 2 hari memutuskan.
Mati atau pergi.
Kalau mau jujur dia ga mau pergi, tapi nyawa nya satu satunya akan menjadi tumbal. Dirinya bangkit dari kamar dan menelusuri tiap ruangan yang di perbolehkan tuan rumah untuk di buka, tapi Himuro tak pernah berada di sana dan terus mengurung diri di dalam kamar.
Entah karna dia terbiasa sendiri atau bagaimana, perempuan itu benar benar lebih fokus pada urusannya dan tak mau peduli pada apapun.
Tapi. Sebentar lagi dia akan mati toh, lebih baik dia dekati saja, lagipula dia memutuskan untuk tinggal.
Pintu di buka memperlihatkan kain kain yang berceceran, dengan benang benar yang terbuat dari woll tampak sedang dalam tahap proses rajutan.
Sebuah coretan di dinding kayu tampak banyak dengan benda tajam di sekitarnya.
Hingga lelaki itu merasakan adanya sebuah besi dingin yang menempel di lehernya, tampak Himuro dengan raut serius memandang lelaki itu dengan hampa, tak akan segan membunuh dirinya jika ia bergerak.
"Aku memutuskan menetap. Meski waktu ku cuma akan tersisa dua hari." Ujar nya final sebelum akhirnya melihat ke arah Himuro yang tampak dalam kondisi tertegun sejenak. Perempuan itu menatap datar kembali sebelum akhirnya melempar pria itu keluar dari kamarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/253728207-288-k775354.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl [Ryomen Sukuna x OC] ✅ (Revisi)
SonstigesKisah ibu dan si anak pungut. Keabadian bukan hal menyenangkan untuk setiap saat, ada kala waktu jenuh membuat sang mahkluk abadi merasa ingin mengakhiri hidup nya dan memilih pergi ke alam lain. Tapi bagaimana jika sosok sang anak pungut ini mena...