Chapter 4| Ryomen

3.1K 510 13
                                    

Bukan sihir bukan tipuan, perempuan Surai coklat ini menyesali perbuatannya semasa hidup dan hendak kayang saja untuk menyelesaikan masalah.

Pasalnya perempuan ini bahkan sudah lupa dengan isi rumahnya yang penuh dengan senjata tajam dan jebakan yang sangat tak family friendly untuk anak anak, manik mata nya menatap ke arah anak yang akhirnya dia pungut itu, ditelusuri sejenak pun membuat perempuan tua ini menghela nafas sejenak.

Tiga tahun dan anak itu di asuh oleh anjing, pantes kelakuannya kayak anjing. Ternyata karna udah dididik.

Dan kenapa anak itu ada di hutan cuma karna pemotong kayu malas membawa anjing yang merawat anak ini, alhasil anak ini lah yang di bawa, kelakuannya juga mirip mirip.

"Sukuna Ryomen. Awas aja kalau kau menganggu ku di sini, akan ku cincang dan ku beri kau ke induk lama mu." Ujar Himuro sambil menendang anak bersurai pinkish itu dari jebakan paling dia sayangi.

Crak.

Yah sebagai tumbal dia harus terkena jebakan itu sih, kepala nya bocor sejenak sebelum mengalami pemulihan sendiri, sementara anak yang akhirnya dinamai sukuna ini melongo tak percaya.

"Sudah ku bilang jangan menganggu!" Ketus Himuro sambil menjewer anak itu dan mulai melemparnya ke sebuah kamar yang di rasa paling aman.

"Diam di sini sampai aku memanggil mu untuk makan malam!" Ujar Himuro sambil pergi dari sana dengan membanting pintu rumahnya dengan penuh kekesalan.

Punya anak lagi punya anak lagi, ngasuh anak nya dulu dia salah salah. Pernah punya anak dan anak itu langsung di bakar karna di kira penyihir, ada yang di penggal, ada yang di bunuh, ada pula yang bunuh diri.

Dan sekarang dia memelihara anak baru lagi? Apa kali ini? Menjadi sebuah monster dan memakan dirinya hidup hidup? Itu tak akan buruk sih, tapi akan merepotkan juga jika hal itu ga kejadian, sontak Himuro melihat ke arah matahari, sudah sore dan dia bahkan harus memasak untuk bocah sekarang.

'Makanan apa yang bisa di makan bocah tiga tahun sih?' batinnya sambil menangkap babi hutan dan mulai menyembelih, menguliti, mencincang dan sebagainya sampai daging babi itu menjadi kotak kotak kecil.

"Sekarang bumbu dap- AKU AJA PELIHARA ANAK SAAT 400 TAHUN LALU! BUMBU DAPUR KU JELAS KADALUARSA!" geram perempuan itu sendiri lalu membanting atap dapur nya dan segera berlari ke rumah penduduk setempat untuk diamb- diminta bumbu dapurnya.

Kembali dalam keadaan lemes sosok nya langsung membakar api dan mulai menunggu rebusan daging dengan sayur seadanya itu matang, sampai dia ingat satu hal lagi.

"NASI NYA BELUM DI MASAK!"

sontak berlari kembali mencuri beras dan mulai memasak nya dengan takaran air yang di kira kira kan. Ingatkan kembali padanya untuk melahap anak pungut itu kalo saja anak itu berani merepotkannya lebih dari ini.

Makanan pun siap pada saat matahari terbenam membuat Himuro kewalahan sejenak sebelum akhirnya mulai mengantar makanan layak makan itu ke kamar sukuna, tempat anak itu dia lempar agar tak tertimpuk jebakan jebakan Batman nya.

"Boc- lah? Ku ga bilang kau harus duduk terus dari tadi." Ujar Himuro melihat anak lelaki itu duduk dengan muka takut nan syedih.

Kau kira perempuan tua ini akan luluh?

Tidak, malah mangkin capek, meletakkan makanan di situ dan segera pergi tanpa kata kata lain, membuat anak itu menangis kencang sampai menghancurkan gendang telinga perempuan itu hanya dalam sekali pekikkan penuh tangis.

"ANJENG! BENAR KATA KAKAK! AKU HARUSNYA PELIHARA TUYUL SAJA!"

My Girl [Ryomen Sukuna x OC] ✅ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang