-2-

54 24 40
                                    

Gabi menatap seluruh objek yang ada di dalam kamar, Ia merasa asing, kata mamanya ini adalah kamarnya. Dilangit-langit kamar terdapat gugusan bintang yang indah, dilengkapi dengan lampu-lampu kecil. Memberi kesan bintang yang berkerlap-kerlip.

Tak lupa boneka panda besar yang ada disofa ujung kamar. Bisa Ia pastikan, boneka dan dirinya pasti lebih besar boneka.

Ternyata gue suka panda, batin Gabi.

Kamar Gabi bernuansa putih, banyak dihiasi benda-benda yang berbentuk panda. Bahkan jam dinding di kamarnya berbentuk panda. Dari dulu Gabi memang mengoleksi benda-benda yang berhubungan dengan panda.

Gabi dinyatakan amnesia oleh dokter, setelah kecelakaan mobil yang menimpanya. Pantas saja saat Ia sadar, Ia tidak mengenali mamah dan papahnya.

Setelah mengetahui Gabi amnesia Davi dan Emma sangat sedih, tapi mereka berusaha menerima keadaan. Mereka masih sangat bersyukur karena Gabi sadar dari koma.

"Gede juga kamarnya." Kagum Gabi.

Gabi mendekati jendela besar di kamarnya, matanya langsung memandang ke arah kolam renang yang ada tepat di bawah kamarnya.

"Wah, ada kolam renang." Gabi terpesona. Ia tidak tahu seberapa kaya papahnya. Tapi yang Gabi tau pasti papahnya sangat kaya, karena rumah yang ditinggalinya sangat besar, bahkan ada kolam renang dan taman yang penuh dengan bunga mawar.

"Hmmm, bosen." Gabi duduk di samping ranjang, manik hazel miliknya menatap sebuah foto dengan figura panda yang lucu. Saat ingin menyentuh foto, tiba-tiba Emma datang.

"Sayang, gimana kamu udah baikkan?" Tanya Emma lembut. Tak lupa saling berpelukan sebentar.

"Udah kok Mah," jawab Gabi, Ia tersenyum ceria. Ia merasa beruntung memiliki ibu yang sangat baik dan sayang padannya.

Emma senang melihatnya. "Ayo makan dulu."

Gabi hanya menganggukkan kepalanya, lalu berjalan bergandengan dengan Emma menuruni anak tangga ke ruang makan yang ada di lantai 1. Suasana rumah sekarang terlihat lebih hidup.

Gabi duduk di kursi. "Papah gak ada?" Tanya Gabi, Ia tak mendapati Davi di ruang makan.

"Papah lagi ke Bogor, kan udah bilang kemarin," kekeh Emma.

"Eh iya lupa hehe," cengir Gabi. Dengan gemas Emma mencubit pipi Gabi yang tirus. Rasa sedih terlintas dihatinya.

"Makan yang banyak ya," ucap Emma.

"Ay ay captain."

***

4 hari berlalu, Gabi sekarang sudah merasa baikkan, luka-luka kecilnya pun sudah hilang tidak meninggalkan bekas. Meskipun ingatannya belum kembali.

Gabi, ingin sekali ingatannya kembali, Ia ingin tahu bagaimana kehidupannya dahulu.

Pagi ini Gabi hanya bersantai, mamahnya sudah pergi dari jam 9, katanya akan ke butik. Ternyata mamahnya adalah wanita karir.

Gabi hanya menonton film, baca novel, dan rebahan. Sebenarnya Emma mengajak Gabi ikut ke butik agar tidak bosan, tapi Gabi menolak.

Who I'm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang