"Jaehyun gue hamil!"
"HAH? KOK BISA?"
"Hah? Lu gak inget? Jelas-jelas kita dalam keadaan sadar pas malam itu."
"Bukan anak gue kali."
"GUE GAK PERNAH TIDUR SAMA COWOK LAIN."
"Coba inget-inget lagi. Lo kan punya banyak temen cowok."
"Tapi gue gak se...
Cowok berambut cokelat itu balas tersenyum tipis terus menggeleng pelan, "Nggak kok."
"Sorry tadi agak macet." bohongnya. Padahal Jennie telat gara-gara pake make up nya lama, soalnya bekas nangis semalem belum hilang.
"Gak papa, mau pesen apa?" Taeyong nyodorin daftar menu ke Jennie.
Jennie nerima daftar menu itu, melihatnya sebentar, "Thai tea aja, gue gak bisa lama Yong, ada urusan lain."
Jennie gak mau terikat sama Taeyong lebih jauh, walau sebenernya emang udah jauh. Kedua orangtua Jennie dan Taeyong sudah bertemu satu sama lain dan mereka juga sudah merestui hubungan Taeyong dan Jennie, walau sebenarnya mereka belum official, karena Taeyong yang gak mau pacaran sebelum dia menjadi ceo.
Jennie sadar, sekarang Taeyong udah jadi ceo, bukankah itu artinya kalau Taeyong udah mau pacaran?
Dan ternyata...
TAEYONG MAU HUBUNGAN YANG LEBIH SERIUS.
Setelah pesanan mereka sampai, Taeyong ngeluarin benda kotak berwarna merah, terus dia buka dan isinya cincin berlian.
Jennie terkejut bukan main.
Taeyong berdehem pelan sebelum mulai ngomong, "Jen, gue mau serius sama lo."
Mata kucing Jennie udah membendung air mata.
Gimana ini?
Jennie emang cinta dan sayang banget sama cowok bermata bulat ini. Tapi mengingat gimana keadaannya saat ini, kayaknya Jennie terlalu egois dan gak tau malu kalau nerima Taeyong.
Perasaan bersalah begitu besar dalam hati Jennie. Dia benci dan jijik sama dirinya sendiri.
Kalau aja malam itu Jennie gak datang ke rumah Jaehyun.
Kalau aja malam itu Jennie gak terbuai rayuan Jaehyun.
Kalau aja malam itu Jennie gak bosen nolak ajakan Jaehyun yang ke seribu kalinya.
Kalau aja malam itu Jennie mengingat Taeyong.
Pasti sekarang jari manisnya udah terpasang cincin cantik itu.
