part 7

683 22 1
                                    

Sang Surya telah muncul memancarkan sinarnya,tetapi Syira masih bergelung di bawah selimut tebalnya. Hingga suara teriakan sang bunda membangunkan nya dari tidur nyenyak.

"Syiraaa bangun!"suara sang bunda membangunkan nya, tetapi hanya di balas erangan dari sang anak.

"Enghhh."Syira hanya mengerang dan kembali mencari posisi yang nyaman untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu.

"Ya Allah nih anak susah banget ya di banguninnya?" Frustasi Ema karena sangat susah membangunkan anak gadisnya ini. "Syira kamu mau bangun apa enggak? emangnya kamu gak sekolah? Atau kamu mau bunda siram? Iya?" Ancaman Ema berhasil untuk membangunkan Syira.

"Enghh,iya bunda iya. Ini Syira bangun." Jawabnya sambil duduk di atas kasurnya.

"Ok bagus, sekarang kamu mandi, siap-siap trs turun kebawah sarapan bunda tunggu." Kata Ema sambil pergi meninggalkan kamar Syira.

"Iya." Setelah kepergian sang bunda Syira langsung bergegas masuk ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

...

Syira telah siap dengan seragam sekolah nya dan dia sedang berjalan menuju meja makan yang terdapat Ema sedang menyusun makanan di dalam kotak nasi.

"Pagi Bun." Sapanya setelah sampai di meja makan dan langsung duduk untuk sarapan.

"Pagi sayang."jawab Ema sambil memasukkan lauk kedalam kotak nasi.

"Buat bang Gavin Bun?" Tanya Syira.

"Iya sayang buat abang kamu."

"Oh." Balasnya sambil memasukkan suapan nasi kedalam mulutnya. Saat sedang mengunyah makanan nya Syira teringat sesuatu yang ingin dia tanyakan kepada sang bunda.

"Oh iya bun,syira mau nanya sesuatu sama bunda."

"Kamu mau nanya apa sayang?"

"Mm... dokter yang ngerawat ayah itu namanya Gibran ya Bun?"

"Iya kok kamu tau? Oh kamu kemaren pas nunggu ayah ketemu ya sama dokter Gibran?"

"Iya Bun, kemaren Syira ketemu dia pas dia mau meriksa keadaan ayah."

"Hmm iya-iya, menurut pendapat kamu gimana sayang dengan dokter Gibran?" Tanya Ema meminta pendapat Syira tentang dokter Gibran.

"Ha? Maksudnya pendapat apa Bun?" Tanya nya yang bingung atas pertanyaan yang diajukan oleh bundanya.

"Iya pendapat, pendapat kamu tentang dokter Gibran. Dia itu orang nya gimana kalok menurut kamu,baik, ganteng,atau apa gitu?" Tanya nya sambil menjelaskan lebih terang tentang yang dia maksud mengenai dokter Gibran.

"Ih apa sih bun? Orang cuek ,dingin,galak,aneh,trs kalok ngomong gitu gak di saring dulu gitu di bilang baik." Jawabnya kesal karena dia jadi teringat kembali tentang Gibran yang mengatinya lemot. Tentu saja Syira kesal,bahkan sangat kesal jika di Katai seperti itu,terlebih lagi yang mengatainya adalah guru yang sangat tidak dia sukai.

"Loh aneh gimana? Trs klok ngomong gak disaring dulu gimana maksudnya?" Tanya Ema yang bingung dengan jawaban sang anak.

"Iya aneh,masa Syira waktu itu dihukum sama dia gara-gara Syira telat dateng . Syira di suruh lari lapangan lima kali trs di awasin sama tuh guru. Trs masa dia bilang kalok Syira gak boleh korup, kayak mana mau korup coba bun? Orang Syira lari aja dia awasin. Aneh kan? Trs dia itu kalok ngomong gak disaring,maen jeplak aja klok ngomong. Masa dia ngomongin syira lemot. Ih sebel deh Syira sama tuh guru." Ceritanya panjang lebar kepada bundanya atas dirinya yang benar-benar kesal terhadap Gibran gurunya.

"Oh gitu? Jadi dokter Gibran itu guru kamu disekolah?" Tanya Ema.

"Iya bun dia guru syira di sekolah,guru baru yang ngeselin." Jawabnya yang masih kesal kepada Gibran.

Suamiku Dokter Gibran (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang