5.

15 6 1
                                    

BAB 5.

Zea merebahkan tubuh nya di kasur sambil memainkan henphone nya.

"Aaaaaaaaaa orang pacaran tuh ngapain aja sih???" Teriak Zea ketika melihat vidio ke uwuwan orang.

Zea dari tadi rebahan doang gatau mau ngapain ngelamar kerja mah besok, Ia bosan.

Ia bangun dari kasur nya lalu berjalan ke arah kulkas yang sudah di sediakan di kost an ini. Membuka kulkas.

Zea merasa ada yang aneh.

"Gada makanan lagi sialan." Gerutu nya kepada diri nya sendiri.

"Duit gue tinggal dikit lagi."

"GUEEE MAU MAKAN APAAA" Teriak nyaa.

Ia mengambil jaket ungu nya yang berada di belakang pintu. Lalu berjalan keluar dari kost an.

Sesampai nya di rumah besar bercat putih Zea membuka pagar dengan rasa ragu nya.

Ini rumah mamah angkat nya sebenar nya Zea ragu untuk ke sini. Zea mengetuk pintu dan beberapa sesaat keluar lah wanita berparuh baya.

Eli menatap Zea dengan tatapan sinis.  "MAU NGAPAIN LO KESINI?"

"Mmmm, Zea mau—" belum selesai Zea berucap mamah nya sudah memotong.

"Kan saya sudah bilang! jangan pernah balik ke rumah ini!" gertak eli.

Zea menundukan kepala nya. "Zea cuma mau minta uang mah abis itu Zea ga akan balik lagi ke sini." ucap nya pelan.

"Minta uang? lo siapa? Lo inget ini ya! Elo bukan siapa siapa gua lagi! Lo bukan anak gua lagi! ngerti?" lanjut eli.

"Tapi kan mah."

"Gada tapi tapian!! Sekarang lo pergi dari sini pergi!!." sentak eli mendorong punggung Zea hingga melibatkan Zea terjatuh.

Zea menangis. "Apa salah Zea sampe mamah setega ini?" tanya Zea memberanikan diri.

Plak!

"MAMAH!!" Teriak nana dari dalam rumah menghampiri mamah nya yang serang debat sama adik nya.

"Gausah kamu bantuin adek kamu yang suka ngebantah ini! Dia cuma bisa nyusahin jadi pantas dia di kasarin." Ucap eli penuh kemarahan.

"Kalo gitu kenapa mamah mau angkat Zea?" Tanya Zea dengan suara serak.

"Kaliin gua lo berduit nyata nya malah bikin beban."

"Harus nya mamah jan gini juga! Zea masi sma mah! masi dalam proses kedewasaan."jawab nana.

Nana ikut menangis ia tak tega adik nya di perlakukan kejam oleh mamah angkat nya.

"Nana masuk rumah! kamu gausah ikut campur." Titah mamah yang masi geram di tempat.

Zea berusaha berdiri. "Jangan omolen kak nana mah, mamah boleh nampar aku sepuas nya tapi jangan kasarin kak nana."

Eli menatap Zea dengan sengit. "Pergi lo dari sini pergi!"

"Kak, gue pergi dulu yah. Lo jaga diri di sini baik baik." Ucap Zea kepada kakak nya.

ZEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang