"Mba ngelamar nya di mana yah?" Tanya Zea kepada mba mba yang sedang menulis."Nanti mba langsung saja ketemu sama anak pemilik kafe ini. Nah nanti mba bilang saya mau ngelamar di sini terus ntar mba nya ini kasi surat lamaran nya terus ntar mba di tes." terang mba mba itu.
Zea menangguk paham lalu mengucapkan Terima kasih. Lalu pergi keruangan yang di bilang dengan mba itu.
Zea menaiki tangga dengan baju kemeja nya dan satu surat lamaran di tangan nya dengan senyum tipis nya.
Sesampai nya di depan ruangan zea masuk dengan senyum ramah nya.
"Misii." Ujar zea.
Pemuda yang sedang duduk sambil berkutat dengan berkas di hadapan nya menoleh ke samping dengan muka datar nya.
"Mmm, Pak saya mau ngelamar." Ucap zea dengan ramah.
"Ngelamar? siapa yang mau lamaran? saya sudah punya istri." Balas pemuda itu.
"Eh pak bukan gitu saya mau ngelamar kerja pak. Saya juga gamau sama om om." sahut Zea terkekeh kecil.
Bapa itu tertawa. "Kamu bisa saja. silahkan duduk." Titah bapa itu.
Zea duduk kursi berhadapan dengan bapa itu. "Ini pak surat lamaran nya." Kata nya sembari menyerahkan surat putih berisi lamaran.
Bapa itu tersenyum. "Kamu masi SMA?"
Zea mengangguk pelan. "Iya pak"
"Emm, sudah punya ktp?" Tanya bapa itu.
Zea mengeluarkan ktp nya dari tas kecil nya memberikan kepada pa itu.
"Baik nanti kamu di test ama anak saya. Oiya nama saya zio panggil saja pa zio." Antasasi pa zio.
"Suruh Gavin keruangan saya." titah pa zio pada telfon.
"Gavin? hah?" batin Zea berucap.
" Eh tapi nama Gavin banyak." lanjut Zea membatin.
B
eberapa menitpun pintu terbuka dan terdapat lah lelaki berbadan tinggi. Pa zio menoleh.
"Nah ini anak saya Zea, nanti kamu di latih sama anak saya." kata pa zio.
"Iya, Pak." kata Zea dengan senyum kikuk.
"Kenapa Gavin? kok diam aja." Tanya zio karna melihat sang anak hanya diam di tempat.
Gavin mengerjap pelan. "Ah, Gapapa pah. Oiya lo turun kebawah sama gue."
Zea berdiri dengan senyum kikuk nya lalu mengikuti Gavin yang sudah turun kebawah.
Sesampai nya di ruangan kusus untuk mengetes karyawan baru.
"Gausah ngetes lo gue terima."Lirih Gavin.
Zea melongo hah.
"Mulai besok lo boleh kerja di sini. Oh iya lo datang nya pas jam 3 ya kan lo sekolah dulu jadi nya lo yang sore sampe malem." Terang Gavin.
Zea menangguk kepala nya "Oke, btw seragam nya?"
"Bentar." ucap Gavin lalu membuka lemari dan mencari seragam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEA
Short StoryZeanne aurellia. Gadis berambut sebahu menatap nasib nya ia terkekeh kecil kenapa hidup nya sangat miris? Andai diri nya tidak ada di dunia mungkin ia tidak dapat takdir yang miris ini. Tapi bagaimana seorang gavin bisa meluluhkan hati zea?Peduli da...