4.

33 6 3
                                    


BAB 4.

Zea berjalan gontai menuju kantin ia tidak lapar melainkan menghampiri teman nya yang bernama acel.

Sesampai lah di kantin ia berjalan menuju Meja pojok dimana terdapat acel yang sedang menunggu kehadiran Zea.

"Cell." Panggil Zea.

Acel yang sedang memakan batagor  mendongakan kepala nya. "Eh zee sini duduk." titah nya.

Zea duduk di samping kursi acel.

"Jadi gimana cel? Kata temen lo ada kerjaan gak?" Tanya Zea.


Oke aks  jelasin dulu yaa. jadi tuh acel sahabat kecil nya Zea dari SD mereka udah sahabatan kalo sama Raju Zea kenalan pas kelas 2Smp deket jugaa. kalo sama salsa zea baru kenal pas kelas nya di acak.

Zea kemarin abis ke supermarket cerita sama acel tentang apa yang terjadi ama dia. kurang lebih nya sih itu aja.


"Kata temen gua sih ada. Tapi jadi pelayan kafe, lo mau?"

Zea menangguk yakin. "Iya. Gue mau yang penting halal." jawab nya yakin.

Acel menatap zea. "Mamah angkat lo gini amat yah? hati nya dah di gade kali."

Zea terkekeh miris takdir nya emang seperti ini.

"Bago." Ucap nya terkekeh.


Hatiii nya miris tapi harus terlihat kaya lemon. Biasa aja.

"Trus gimana cel? Gue kapan bisa ngelamar kerja nya."

Acel menyalakan benda pipih nya, lalu menunjukan satu foto kepada Zea seperti kertas membuka lowongan.

"Hari selasa nerima nya."

Zea mengangguk paham. "Ouh yaudah makasih ya cell." ucap nya berdiri ingin ke kelas kembali.

"Eh lo mau kemana?"

"Ke kelas lah."

"Ga makan dulu? temenin napa."

"Ga ah gue ga laper."

"Entar baca w,a gue."

Zea membalas dengan mengajukan ibu jempol nya mengiyakan.

Ia berjalan meninggalkan area kantin yang begitu ramai. Zea memutuskan pergi ke perpustakaan ia ingin mencari buku ekonomi.

Sesampainya di perpus yang tidak jauh dari kantin. Ia masuk dengan gaya santai nya perpus tidak ramai karna murid juga jarang mondar mandir di sini.  Murid murid trisakti nya tuh santai santai sama nilai.

Mencari buku ekonomi kusus untuk bidang pekerjaan zea punya  cita cita yaitu menjadi pembisnis sukses cuma terkadang rasa malas nya menguasai diri nya untuk memperhatikan pelajaran yang di berikan ibu Siska.

ZEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang