Pada dasarnya
Kamu hanya bisa aku kagumi saja.
-FROM HOME -
Pagi yang cerah bahkan sinar matahari sampai menerobos masuk lewat celah-celah rumah, membuat semua orang mengawali hari dengan ceria. Tapi sepertinya tidak berpengaruh untuk dua manusia yang saling lempar pandang bengis diruang makan. Duduk berhadapan dengan meja makan yang jadi penengah.
"Kemana lo semalam?" suara Juan terdengar untuk pertama kali di keadaan hening yang sempat menyelimuti keduanya.
Diseberang meja makan, sesosok laki-laki tersenyum miring serta mengambil satu sendok nasi ke dalam mulutnya "Tumben perduli."
Juan berdecak "Na, lo tuh sebenarnya serius gak sih sama Naya??"
Narendra tersenyum kecut lantas menatap netra Juan layaknya pisau yang siap menusuk kedua bola mata laki-laki yang juga menatapnya bengis.
"Urusan gue, lo gak usah ikut campur!"
Juan mengepalkan kedua tangannya disisi piring yang nasinya sudah habis ia makan, sorot matanya menatap Narendra.
"Liat aja, seberapa hebat lo jadi cowok brengsek, bangsat." Juan berdiri dengan emosi yang menggebu-gebu, kursi yang ia duduki sampai sedikit terpental kebelakang.
Narendra tersenyum kecut.
- FROM HOME -
"KEENANNNNN, liat bongshik gak?" pagi yang cerah dimulai dengan teriakan Khanaya yang menggema sampai terdengar ke lantai dasar, anak Mama sepertinya memang punya suara persis toa masjid yang bisa membangunkan seisi rumah dalam sekali teriakan.
Ketika Chandra, Keenan, dan Naya akan membangunkan penghuni rumah dengan suara nyaringnya, beda lagi dengan Bagas yang akan membangunkan penghuni rumah dengan suara tawa nyaringnya, Bagas recehnya kelewat batas.
Bongshik itu kucing kesayangan Khanaya yang diberi oleh Juan saat Khanaya merayakan ulang tahun ke 17 tahun, sudah satu tahun lamanya. Padahal Bongshik ini kucing kesayangannya Juan tapi dengan suka rela diberikan kepada Khanaya yang memang sama-sama pecinta kucing.
Juan tidak ragu untuk memberikan hak asuh Bongshik ke Khanaya, katanya Bongshik pasti lebih suka kalau Khanaya jadi Mama nya Bongshik.
"Bongshik berak dikasur Keenan, AAAAAA KAK NAYA CUCIIN KASUR KEENAN BODO AMAT!!!" Keenan yang kamarnya bersebelahan dengan Khanaya menyembulkan kepala nya dari balik pintu kamar Khanaya dengan marah.
Bagaimana tidak, saat Keenan membuka matanya dipagi hari yang ia lihat adalah Bongshik dengan santainya pup di sebelah Keenan yang masih dilanda kantuk berat.
Otomatis Keenan langsung bangun dan reflek menendang Bongshik, hingga pup Bongshik sempat tertunda karna Keenan mengganggunya.
"Terus Bongshik nya lo kemanain Keenan? KEENANNN!!! BONGSHIK NYA DIMANA??" Khanaya memukul-mukul pintu kamar Keenan yang sengaja dikunci oleh pemiliknya dari dalam.
"Keenan kunciin di balkon!!"
"Keenan mah goblok." nada bicara Khanaya sangat terdengar halus tapi tidak dengan kalimatnya, bersamaan saat Khanaya mengumpati Keenan, Bagas keluar dari kamarnya dengan kemeja berwarna putih bagian lengannya dilipat hingga sikut.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐑𝐎𝐌 𝐇𝐎𝐌𝐄 || 𝐉𝐄𝐍𝐎
FanfictionFt. Lee Jeno (Nct Dream) ❝Rumah bukanlah tempat asalmu, rumah tempat kamu menemukan cahaya saat semuanya menjadi gelap, dan aku pastikan rumahmu adalah aku!!!❞ ©Na_jenday7, 2021.