Hari potek

86 18 35
                                    

"Baik, pelajaran hari ini sudah selesai, keluar dengan tertib dan hati hati di jalan." Ujar seorang guru laki laki yang mengajar di jam terakhir hari ini.

"Iya pak." Jawab semua murid di kelas itu serentak.

Willy membalikkan tubuhnya kebelakang, menatap bergantian Delon dan Satria yang sedang membereskan bukunya bukunya.

"Nongki kuy!" Ajak Willy.

"Gue mah gas ae, gabut juga di rumah." Ujar Delon yang disusul dengan anggukkan dari Satria.

Willy mengangkat kedua jempolnya lalu menoleh kearah Atlan, "Lo ikut lan?"Tanyanya.

Atlan mengambil tasnya yang ringan, berdiri dengan wajah riangnya,
"Gue ada janji." Dia menggeser kursi yang ditempati Willy kemudian bergegas pergi.

"Ada cewe, lupa sama temen lo!" Pekik Willy yang dibalas acungan jempol oleh Atlan sambil terus melangkahkan kakinya keluar kelas.

"Tai emang," Willy menengok ke belakang,

"Kuy lah."

------


Atlan mengusak rambutnya, kemudian merapikannya asal, penampilan dengan baju yang dikeluarkan dan ransel yang menggantung sebelah di pundak kanannya menambah daya tariknya saat ini.

"K-kak Atlan!" Atlan menghentikan langkahnya, menatap seorang gadis yang memegang sekotak hadiah kecil ditangannya sambil menunduk di depannya.

Atlan membungkukkan badannya, mencoba melihat wajah sang gadis,
"Orangnya gaada di lantai." Bisik Atlan.

Gadis itu reflek mengangkat wajahnya, matanya melebar saat melihat wajah Atlan sedekat itu dengan wajahnya.
Entah kenapa bibirnya kaku untuk
mengatakan sesuatu sekarang.

Atlan meringis memperlihatkan gigi giginya, ia mengambil hadiah kecil yang di pegang gadis itu, "Ini untuk gue, kan?" Tanyanya.

Gadis itu mengangguk, Atlan tersenyum, ia mengusak pelan kepala sang gadis, kemudian melangkahkan kakinya pergi. Meninggalkan gadis yang kini tengah mematung dengan wajah bersemu.

"Jantung? Lo sehat, kan?." Ujar gadis itu sambil memegangi dadanya yang berdetak hebat, ia menarik napasnya panjang, "HUAAAA!!"

Atlan menahan tawanya, ia mengantongi hadiahnya, kemudian berjalan menuju parkiran.

"Atlan!" Zara melambaikan tangannya, tersenyum menampakkan gigi giginya.

Senyum Atlan merekah, ia ikut melambaikan tangan, kemudian berjalan mendekati Zara.

"Lama banget." Kata Zara sambil memberengut sebal.

"Sorry sorry tadi ada-"

"Becanda elah," Potong Zara sedikit terkekeh.

"Ga terlalu lama kok, yuk." Ujarnya sambil tersenyum.

Atlan menahan senyumnya, "Gue ambil motor dulu." Ujarnya, berbalik sambil sedikit berlari kecil.

'Manisnya,' Batin Zara Yang tanpa sadar mengukir senyuman di wajahnya.

"Woi ra!" Zara tersentak, sedikit mengerjapkan matanya.

"Ngelamun ae, mikirin gue ya?" Tanya Atlan dengan pedenya, ia sudah berada diatas ninjanya sekarang.

"Yeuu geer lo!" Ujar Zara sambil memukul pelan lengan Atlan, yang dipukul malah meringis menampakkan giginya.

"Udah cepet naik, nanti kesorean." Ujar Atlan yang di balas anggukan oleh Zara.

Motor itu melaju meninggalkan area sekolah, menyisakan sebuah tatapan sendu dari seorang gadis yang sedari tadi telah memperhatikan kedua orang itu dari jauh.

"Udah sabar ae Sher, itu cewenya aja yang kecentilan! Udah punya cowo masih aja deketin cowo laen!" Omel Cheysa yang disusul dengan sesuatu yang menginjak kakinya.

"Adaw!" Pekiknya, ia menoleh dan mendapati Kayla yang menatapnya tajam.

"Apaan!?" Kayla memutar bola matanya malas, dasar Cheysa.

Kayla mengusap pelan bahu Sheryl, "Nggak papa Sher, masih banyak cowo laen yang-"

"Satria!" Teriak Kayla tiba tiba saat melihat Satria dan kedua temannya berjalan melewati mereka, ia melambaikan sebelah tangannya, "Haii!"

Satria menoleh kemudian tersenyum tipis melihat pemandangan di depannya.

"Wah wah anjir gue ditikung!" Ujar Delon, ia menatap Kayla dan Satria yang tengah tersenyum bergantian sambil menutup mulutnya tak percaya.

"Tuh tuh liat tuh apaan senyum senyum begitu! Gue kaga pernah liat!" Heboh Willy sambil menunjuk nunjuk wajah Satria.

Satria berjalan menghampiri Kayla, tidak memperdulikan ocehan yang keluar dari mulut kedua sahabatnya.

Ia menggandeng tangan Kayla, "Pulang bareng gue." Ujarnya kemudian menarik tangan yang kini berada dalam genggamannya.

Kayla menahan senyumnya, menoleh kebelakang sambil melambaikan sebelah tangannya kepada kedua temannya, "Gue duluan!" Katanya sedikit berbisik.

Cheysa membulatkan mulutnya, "Lo utang cerita ke gue Kay!" Teriaknya.

Sheryl menganga, bagaimana bisa saat dirinya terpuruk, bisa bisanya sahabat monyetnya itu malah menari nari di kebun bunga.

"Gue kudu sedih apa seneng Chey?" Ucap Sheryl lemas.

"Gue juga gangerti Sher, apa apaan itu bocah ga ada cerita!" Kesal Cheysa.

"Jadi kita nongki berdua doang dong wil?" Tanya Delon sambil menoleh kearahh Willy.

Willy mengangguk lemas, "emang dasar nasib."

------

"Makasih ya lan." Ujar Zara, mereka ada di depan gerbang rumah Zara sekarang.

Atlan mengangguk, "Gue balik ya." Ujarnya.

"Lah gamau masuk dulu? Udah kaya kang ojek aja." Kata Zara.

"Kaga usah dah ntar gue kesorean, kasian nenek dirumah sendirian." Ujar Atlan, Zara hanya menganggukkan kepalanya.

"Masuk gih, gue balik." Atlan mengusak pelan rambut Zara, tersenyum kemudian menaiki ninjanya,

"Jangan kangen." Ia menaik turunkan alisnya kemudian melenggang pergi.

Zara mematung, otaknya belum bisa merespon kejadian yang baru saja terjadi.

'Itu tadi, apa woy!?' -Zara

🍂🍂🍂🍂







- Lee -

ATLANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang