1. Mimpi (lagi)

2K 175 8
                                    

mention of trauma , rape⚠️

"Joohyun! Dimana kau? jangan sembunyi!"

Suara gedoran pintu tentu saja membuat ketakutan luar biasa untuk sosok yang saat ini sedang meringkuk di dalam lemari kecilnya. Entah sudah berapa lama dirinya bersembunyi di dalam sana, sudah berapa peluh yang mengalir deras dari sekujur tubuhnya dan sudah berapa kali tangis yang dia jatuhkan dari pelupuk matanya. Tak terhitung.

Yang diinginkannya saat ini adalah si sumber suara itu segera menghilang, walau nyatanya tak mungkin. Sudah hampir setengah jam si sumber suara masih saja menggedor keras pintu kamarnya. Takut. Hanya itu kata yang dapat dia ungkapkan saat ini. Gadis yang bernama Joohyun itu terus merapal puluhan doa agar dirinya selamat, setidaknya kali ini saja. Namun sial, nasib sepertinya tak berpihak padanya.

Suara gedoran makin keras, mungkin pintu kamarnya sebentar lagi akan rusak, hingga satu hentakan dan yah, pintunya benar-benar rusak.

"Jangan sembunyi Joohyun! Aku tau kau di lemari. Kenapa menghindar? Aku ini ayahmu." Teriak sosok yang baru masuk itu dengan suara yang keras.

Lemari tempat Joohyun bersembunyi terbuka, si lelaki itu menyeringai yang tentu membuat Joohyun bergidik ngeri.

Lelaki itu menarik Joohyun cukup keras untuk keluar dari lemari sempit yang hanya cukup untuk diisi beberapa potong kain saja.

Tubuh Joohyun terlempar ke ranjang. Si lelaki mendekatinya dengan tatapan menyeramkan dan siap menerkam. Tidak, ini bukan ayahnya. Ini bukan ayahnya yang dulu selalu memberikannya pelukan hangat dan kado terbaik setiap natal tiba.

Dihadapannya adalah monster dengan perwujudan ayahnya. Joohyun ingin ayahnya, ayahnya yang dulu sangat menyayanginya.

"ayah! kumohon jangan! lepaskan aku ayah!"
Joohyun meronta, mendorong, bahkan menendang tubuh lelaki yang ada dihadapannya.

"Ssuuuttt-tenang. Ayah disini, ayah akan membuatmu rileks, tenang Joohyun sayang..."

Bukannya malah tenang, kata-kata itu justru membuat Joohyun makin menggila. Ia menjerit sekencang mungkin yang mana langsung dibungkam dengan tissu yang sudah dibawa ayahnya. Nafas Joohyun tertahan, ia mulai melemas, kehilangan kesadaran lalu gelap.

••

Joohyun terbangun dari tidurnya,lebih tepatnya dari pingsannya. Seluruh tubuhnya berkeringat namun badannya dingin seperti es. Ia melihat ke sekitar, tubuhnya sudah berada di kasurnya yang nyaman. Tapi, bagaimana bisa dia kesini? Bagaimana caranya? bukankah tadi ia masih ada di sevel?

Kemudian sosok berambut pendek sebahu, masuk dengan membawa nampan yang berisi bubur dan segelas susu coklat hangat. Sosok itu tersenyum.

"akhirnya bangun juga, kamu ga kerasa ya udah 2 hari ga bangun?" Seungwan menaruh nampan itu di nakas sebelah tempat tidur Joohyun dan tersenyum menghampirinya.

"d-dua hari?" Tanya Joohyun kaget. Bagaimana bisa dia tidak sadarkan diri selama 2 hari? apa saja yang terlewat? apa yang terjadi padanya?

"iya, kamu ga lapar? nih dimakan dulu buburnya. Pasti lemes kan?" ajak Seungwan. Wanita itu kini mengambil mangkuk bubur yang ada di nampan kemudian berniat menyuapi Joohyun yang masih tertegun di tempat tidurnya.

Joohyun memegangi perutnya. Benar. Tanpa disadari perutnya kelaparan. Efek tidur panjang dengan mimpi yang seburuk itu pastilah sangat menguras tenaga.

Ketika Seungwan mengarahkan sendok makannya kepada Joohyun, Joohyun menerimanya. Ia tau kapasitas tubuhnya yang saat ini sangat butuh untuk diisi asupan barang sedikit saja.

Beberapa suapan bubur itu masuk ke dalam perutnya. Joohyun merasa cukup, ia sudah kenyang sekarang.

"minum dulu, minum susu ya?"Seungwan menyodorkan susu hangat itu pada Joohyun. Yang diberi tidak menolak, karena itu merupakan salah satu minuman kesukaannya.

Hanya butuh beberapa teguk saja, Joohyun telah memghabiskan satu gelas susu hangat. Seungwan tersenyum senang.

"nah gini dong, kan jadi seneng makanannya abis semua. Sekarang minum obat ya?" perintah Seungwan.

"obat apa?"

"sewaktu kamu pingsan, dokter Park kasih beberapa obat lagi. Katanya untuk stamina tubuh, kemungkinan kemarin kamu pingsan karena kelelahan. Kamu aktivitas apa sih? jangan sampai begini lagi ya? Aku khawatir." Ujar Seungwan panjang lebar.

Joohyun hanya tersenyum tipis. Sebab memorinya kembali pada saat dirinya ada di sevel. Dia baru ingat bahwa terakhir kali dia sadar adalah ketika melihat anak dan ayahnya berjalan bersama membawa bungkusan kado natal yang mana itu membuat Joohyun membuka kembali memorinya dengan si brengsek yang nyatanya adalah ayahnya sendiri.

"aku mau obat tidurnya." Pinta Joohyun.

"No, kamu tidur udah 2 hari. Ga akan aku beri kamu obat tidur lagi. Kamu bisa lakuin semua hal selain tidur hari ini. Aku ada kegiatan juga dan kamu wajib ikut." ucap Seungwan tegas. Untuk kali ini saja ia ingin Joohyun patuh padanya.

Setelah menyiapkan semua obat Joohyun. Seungwan bergegas keluar dari kamar. "abis minum obat mandi, aku jemput nanti jam 9 pagi. Harus sudah siap." Kalimat terakhir sebelum sosok itu menghilang dibalik pintu kamar Joohyun yang sudah tertutup.

Joohyun menghela napasnya, ia tau permintaannya adalah bodoh. Bagaimana bisa dia mengharapkan obat tidur agar dirinya bisa tidur kembali padahal ia baru saja terbangun dari tidur selama 2 hari. Apalagi fakta bahwa setiap tidurnya pun percuma, selalu diiringi dengan mimpi buruk akan masa lalunya.

Seungwan benar, setidaknya untuk hari ini ia harus melakukan sesuatu selain tidur. Ia harus mengalihkan pikirannya sejenak. Kata dokter Park pengalihan itu perlu. Joohyun perlu itu.

Kemudian Joohyun bangkit dari kasurnya, dan menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Ia berniat memulai harinya kali ini

Meski dunia belum bisa kembali diterima olehnya, setidaknya apa salahnya mencicipi sedikit rasa dari dunia yang ia punya saat ini

tbc....

holla~ gloss disini. Kalau kalian masih inget, ini AU yang jarang banget aku update karena bingung mau post gimana , narasi semua wkwk.
Dan akhirnya aku memutuskan untuk pindahin ini ke wattpad.

Welcome to my story yaa~

Enjoy✔︎

Bad Dream ☘︎ {Seulrene}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang