8. Sign

764 157 8
                                    

- BAD DREAM -

*

Kicauan burung menemani Joohyun yang sedang asik bermain air di tepi sungai di dalam hutan. Joohyun tersenyum riang, udara kali ini sungguh sejuk. Langit pun cerah, sungguh tepat untuk mengawali hari.

Joohyun mencipratkan beberapa air untuk membuat kumpulan ikan dalam sungai berpencar. Ia suka melakukannya karena menganggap sang ikan akan lebih bebas bermain apabila berenang secara berpencar. Kegiatannya terhenti kala sebuah suara menginterupsinya.

"Bae Joohyun! dimana kau? jangan main jauh-jauh." ujarnya
Joohyun menoleh, mencari asal suara itu.
Joohyun sedikit terkejut melihat siapa yang memanggilnya.

"kk-kakak??" ujarnya terbata.
Sang wanita yang dipanggil kakak hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya heran.

"apa yang terjadi padamu? kau sungguh aneh, Joohyun. Ayo kembali. Bantu kakak menyiapkan sarapan untuk kita."

Sang kakak menarik tangan Joohyun untuk kembali ke rumah , namun Joohyun menghentikan langkahnya. Membuat keduanya terhenti bersama.
"tunggu, kak." ujar Joohyun.

Sang kakak segera menatap sang adik dengan serius. Menunggu sang adik berbicara meski dirinya sudah tak sabar menunggu.

Joohyun masih diam, lidahnya kelu. Semua yang ada di depan matanya ini sungguh tidak masuk akal. Apakah ini nyata? atau cuma ilusi semata?
Joohyun melepas genggaman sang kakak, lalu menarik napasnya panjang.

"kak....."

"kenapa disini?

**
Dentingan sendok saling bersautan, sang pemilik hanya fokus pada apa yang menjadi santapan di hadapannya. Joohyun masih sulit memahami semua ini, secara tiba-tiba sang kakak kembali ke dalam hidupnya seperti tidak terjadi apa-apa. Sedangkan ia selama ini harus bersusah payah mengalami banyak hal sendirian. Ditinggalkan tiba-tiba oleh sang kakak dan juga sang Ibu membuatnya hilang arah. Belum lagi sang ayah yang bajingan membuatnya menjadi seseorang dengan kelainan jiwa seperti sekarang.

"tranggg...." suara sendok dijatuhkan begitu saja mengenai pinggir piring makan Joohyun. Sang kakak tersentak, kemudian menoleh pada adiknya.

"ada apa? apakah terlalu asin? tidak enak ya? maaf, aku baru belajar." ujar sang kakak.

"cukup. kemana kakak selama ini?" tanya Joohyun.

Sang kakak yang mendengarnya, langsung menggeleng kepalanya pelan, lalu tersenyum kecil.

"aku tidak kemana-mana, aku selalu bersamamu,Joohyun."

Joohyun mengernyit. Ia menatap kesal pada sang kakak yang dengan santainya menjawab pertanyaannya itu tanpa rasa bersalah sama sekali.

"cih....bagaimana bisa seorang yang meninggalkan aku 10 tahun lalu dengan santainya menjawab seperti tak terjadi apapun? Menyesal aku mencarimu dan menangisimu tiap malam. Dasar jahat!" Joohyun kesal. Ia kemudia bangkit hendak beranjak dari ruang makan di rumah sederhananya dipemukiman desa yang asri dekat hutan.

"Joohyun..." panggil Bae Geurin yang berhasil menghentikan langkah Joohyun untuk menjauh.

"aku serius ketika aku bilang aku selalu bersamamu. Meski bukan ragaku, setidaknya bagian dari diriku masih terus dan senantiasa bersamamu. Jangan sakit lagi. Aku sangat tersiksai melihatmu seperti sekarang. Bangkit, Joohyun. Sembuhlah. Maaf dulu aku pernah meninggalkanmu bersama pria jahat itu. Aku sangat menyesal, biarkan aku untuk menebusnya"

Air mata menetes dipipi manis Joohyun. Dadanya sesak. Ia berbalik menatap manik kakaknya. Manik indah itu selalu membuatnya merasa tenang sedari dulu. Joohyun tenggelam dalam manik itu.

Bad Dream ☘︎ {Seulrene}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang