🍥🍥Semua yang gw ucapin itu cuma bualan, jadi gw minta jangan pernah percaya.
🍥🍥
______________________________________
“Al, lu udah tau semua nya?”
“Kenapa lu nggak cerita sama gw Ra? Siapa? Jawab!” Suara isakan terdengar, Laura menangis tersedu sambil menatap sosok laki-laki yang berdiri menghadap jendela rumah sakit.
“G— gw takut buat cerita sama lu, ini aib Al. Gw juga berniat buat gugurin kandungan gw kok,” Al menengok, memandang tajam ke arah teman masa kecilnya tersebut, “Apa dengan lu bunuh bayi yang nggak punya salah apa-apa masalah lu bakal kelar Ra?”
Gadis itu menggeleng kembali terisak sambil memukul perutnya, “Hancur Al, semuanya hancur, apa yang gw rencanain lulus sekolah semuanya buyar cuma gara-gara bayi yang nggak pernah gw harapin ini. Al, gw harus gimana?!” Al mendekat memeluk Laura memberikan kekuatan sambil mengusap lembut surai milik gadis yang menjabat sebagai ketua OSIS sekolahnya.
“Ra, gw yakin pasti bakalan ada jalan keluarnya. Lu nggak boleh putus asa dan berniat buat bunuh bayi itu, sekalipun lu nggak ngarepin kehadiran dia. Dia layak buat hidup Ra, bayi itu nggak salah.” Dalam dekapan Al, Laura mengangguk.
Suara isakan perlahan memelan, Al melepaskan pelukan nya lalu meraih wajah sembab milik Laura, “Al, gw takut. Gw takut nggak bisa—”
“Ada gw sama Bunda, Ra.”
“Al?” Yang dipanggil menoleh, “L—lu mau kan jadi Ayah bayi yang ada di dalam perut gw?”
Al hanya diam lalu pamit undur diri, Laura benar-benar terpuruk, dia tidak tau harus berbuat bagaimana.
*
Senja mulai menghiasi langit sore, semilir alir juga tampak mengambil tempatnya sore ini. Meniupkan beberapa helai daun dan menerbangkan benda-benda ringan.
“Lu suka senja?”
Gadis manis dengan lesung pipi itu menoleh, mendapati laki-laki disebelahnya yang menatapnya. “Senja itu indah, tapi cuma sesaat.”
Al berdecak mendapati jawaban dari gadis disebelahnya, “Tapi jangan pernah lu nyuruh gw milih antara Senja sama Fajar.” An tersenyum. “Kenapa?” tanya Al bingung.
“Yaudah jelas lah gw nggak bakalan milih dua-duanya, gw sih kalau dipaksa mah gw bakal milih lu.” Semburat merah muncul di pipi An, “Apa?” tuntut Al.
“Bercanda Al, sans. Yakali gw suka sama cowok kutub kayak lu, nggak mungkin.”
“Gimana kalau suatu saat nanti lu yang suka sama gw?” Tanya Al menggoda sambil menaik turun kan alis nya. “Ngaco, mana ada An suka sama beruang kutub!” Elak perempuan itu membuang wajah ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alan
Mystery / ThrillerSaat kamu berfikir itu adalah aku padahal nyatanya itu semua kebalikan dari fakta yang ada. Yang kamu lihat dan rasakan belum tentu yang sebenarnya. Apa yang kamu dengar dan kamu ucap belum tentu sesuai dengan realita. Aku hadir untuk dicintai buk...