2. Perdebatan Soal Rencana Pernikahan

8.7K 257 22
                                    

Typo bertebaran!

Happy Reading
_______________________________________________________

Author POV.

Hari telah berganti. Tetapi matahari belum keluar dari persembunyiannya. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk sebagian orang-orang yang tetap melakukan kewajibannya untuk bangun di pagi hari. Lebih tepatnya waktu subuh untuk menjalankan kewajiban umat islam untuk shalat Subuh.

Tok! Tok! Tok!

"Nak, bangun! Sudah waktunya shalat Subuh!" ucap Pak Hendra membangunkan anak pertamanya.

Hening. Tidak ada sahutan di dalam kamar.

Tok! Tok! Tok!

"Kai, bangun!" Kali ini dengan intonasi sedikit tinggi.

Karena tidak ada respon, akhirnya Pak Hendra membuka pintu kamar anaknya. Dan ternyata pintu kamar Kai tidak terkunci, jadi Pak Hendra langsung masuk. Ia melihat sang anak yang masih bergelayut dengan mimpinya.

Pak Hendra mendekati putranya. "Kai, bangun. Ini sudah subuh. Waktunya shalat," ucap Pak Hendra lembut sambil menepuk pipi Kai tersebut.

Kai pun mulai menggeliat. "Nanti, Yah. Lima menit lagi," ucap Kai dan langsung tidur kembali membelakangi Ayahnya.

"Gak bisa, Nak. Ini sudah mau jam setengah enam. Nanti kamu bisa terlambat juga berangkat kerjanya." Pak Hendra mengguncang tubuh anak pertamanya.

Kai pun perlahan membuka matanya. Dia perlahan bangkit dari tidurnya dan langsung duduk dengan kepala tertunduk.

"Segeralah berwudhu dan langsung shalat. Ayah akan siapkan sarapan," ucap Pak Hendra sambil mengacak-ngacak rambut putranya.

Pak Hendra memang seperti itu kepada anak-anaknya. Dia menganggap anaknya itu seperti masih kecil. Setelah kepergian istrinya tujuh tahun yang lalu, Pak Hendra sekarang bertugas untuk menjadi Ibu sekaligus Ayah untuk kedua anaknya. Walaupun ada Nadia yang bisa mengurus pekerjaan rumah, Pak Hendra tetap melakukan pekerjaan rumah sendiri.

Kai POV

Setelah kepergian Ayahku, aku langsung turun dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar untuk pergi ke kamar mandi untuk berwudhu. Rumah kontrakan yang aku tinggali ini mempunyai 3 kamar, 1 kamar mandi, dapur, dan ruang tamu. Aku dan Nadia menempati kamar yang berada di depan, sedangkan Ayahku memilih di kamar belakang dekat dengan dapur dan kamar mandi.

Setelah berwudhu, aku kembali ke kamar dan bersiap melakukan shalat Subuh. Saat mengambil sarung dan sajadah di lemari, tak sengaja ada sebuah foto yang jatuh. Aku mengambilnya dan melihat foto tersebut. Foto itu adalah foto masa lalu yang membuat diriku berubah hingga sampai saat ini. Aku pun langsung tersadar dan langsung menyimpan kembali foto tersebut ke dalam lemari.

⭐⭐⭐

Saat ini, aku, Ayahku, dan Nadia sedang menikmati nasi goreng yang dibuatkan oleh Ayahku. Sebenarnya Nadia yang mau membuatkan sarapan untuk kami. Tetapi, Ayah melarangnya dan menyuruh Nadia untuk pergi ke warung untuk membelikan minyak kayu putih buat Ayah. Ayah merasa dirinya tidak enak badan. Apalagi setelah perjalanan jauh dari kampung menggunakan bis, pasti Ayah merasa lelah.

"Yah, soal pernikahan gimana? Kapan rencana pernikahan Kak Kai dilaksanakan?" tanya adikku.

Tumben. Tidak biasanya dia kepo urusan orang dewasa.

Selingkuh Dengan Kakak Ipar | 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang