Chapter 25

1.8K 85 33
                                    

Satu tahun kemudian...

Semuanya telah usai. Tidak ada lagi yang namanya cinta dalam kehidupan Satria. Hari-harinya hanya diselimuti dengan kesedihan dan juga kegalauan.

"Gue minta maaf Sat, gue disuruh Alena buat ngasih ini ke elo," ucap Aldi yang duduk di samping Satria sambil memegang kertas undangan pernikahan.

Satria pun menengok ke arah Aldi.

"Lo gak perlu minta maaf! Gue tau ini bukan kemauan elo, sini undangannya! Gue mau lihat!" pinta Satria.

Aldi pun memberikan undangan itu dengan berat hati.


Tertera dengan rapi nama dalam undangan itu.

Alena Nurasyifa
&
Andika Putra


"Secepat itu Na?" batin Satria sambil tersenyum kecut.

"Thank bro, insyaallah gue datang. Oh iya, gue ada urusan nih, gue cabut duluan ya. Gapapa kan?"

Aldi paham dengan ucapan Satria.

"Iya Sat gapapa, hati-hati!"

"Oke."

Satria Pov

Bukan lebay! Tapi saat ini hati gue sangat sakit, dada gue sesak. Pengen rasanya bunuh kudanil yang sedang mandi di sungai Amazon.
Tapi apa boleh buat?
Gue cuma bisa ngikutin alur kehidupan.

Saat ini gue berada di jalanan, menaiki motor kesayangan gue. Ya karena gue gak bisa menaiki cewek gitu aja.
Pikiran gue traveling entah kemana, tapi raga gue masih berada di atas motor. Aliran angin yang semakin kencang membuat gue nyaman untuk kebut-kebutan.
Karena disaat kecewa jalan ninjaku adalah kebut-kebutan.
Bukan nyari mati! Tapi seru aja gitu, bikin enak hati.

Tiba-tiba paha gue bergetar.
Apakah ini yang dinamakan cinta? Oh tidak!

Itu ternyata handphone gue, menandakan ada telepon.



Gue pun menepi ke sisi jalan, dan langsung mengangkat telepon itu.

"SAYANG KAMU DIMANA SIH? KATANYA MAU JEMPUT AKU. KOK GAK ADA DI GERBANG SEKOLAH." ucap penelepon itu.

Gue pun melihat lagi ke layar ponsel, di sana tertera nama 'Icih pakot♥'

"Icih? Siapa Icih?" batin gue penuh tanda tanya.

"Yang? Oy? Lo masih di sana kan?" ucap si Icih.

"Icih?" panggil gue.

"Iya sayang ini gue!"

"Siapa Icih?"

"Kan elu yang kasih nama kontak itu tolol!"

"Bang Sat! Sadar lo! Ini gue Kak, ANARA."

"Gak tau, gue lupa. Udah ah otak gue lagi traveling, jadi jangan ganggu gue!" gue pun mematikan telpon itu.

Saat gue sampai rumah, gue langsung ingat kenangan bersama Alena di rumah ini. Meski sudah satu tahun, tapi gue tetap mengingatnya.

"ALENA! ALENA! ALENA! Belum puas lo mikirin dia? Lo anggap gue apa sih Kak?" teriak seseorang di ambang pintu.
Seorang gadis memakai baju SMA, berhijab tetapi tidak sepenuhnya seperti Alena yang benar-benar menutup auratnya.

Satria Anggara: NIKAH MUDA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang