"woy! Ayo kesini! Ngapain coba di situ aja!" Teriak Deon teman sekaligus sahabat Bintang.
Bintang segera ke kawasan meja samudra, belum juga sampai ada yang tidak sengaja menabraknya.
"Shit! Lo ga bisa lihat jalan!? Lo ga punya mata!?" Hardik Bintang kepada perempuan berambut panjang itu.
Kantin yang awalnya ramai sekarang menjadi hening.
"Um... Matahari... Eng - engga sengaja nabrak kakak. Tadi matahari kejar-kejaran sama uel sama salsa," polos. Itulah yang ada di otak Bintang.
"Haahh, haaah, matahari lari Lo tadi kecepatan ish," ucap salsa yang sedang menggas-menggos.
Matahari menatap salsa dan imanuel dengan rasa takut,"huwwwaaaa! Kakak! Salsa sama uel nakaal!"
Tangis matahari pecah, ia tidak bisa menahannya. Ia ingin memeluk seseorang tetapi siapa?
Bintang
Grep
"HUWWWAAAA! KAKAK! TOLONGIN MATAHARI!" Tangisan matahari masih belum bisa diredakan hanya ada satu caranya.
Tolong siapapun itu! Bintang memerlukan oksigen! Bintang ingin rasanya tersenyum, tapi apalah daya gengsinya masih tinggi.
Setelah tangisannya mereda, Matahari meminta Imanuel untuk membelikan susu kotak rasa vanilla.
"Uel, hiks hiks mau susu yang vanila," rengek matahari yang masih memeluk Bintang.
"Untung lo sahabat gue, kalo ga udah gue buang," sindir Imanuel.
"Kakak..." Matahari mendongak ke arah Bintang.
Rasanya Bintang ingin mencubit pipi chubby tersebut.
Bintang melirik Imanuel, mungkin sebagai isyarat "cepetan beliin Matahari susu".
"Woy! Di-" ucapan Deon belum sempat ia lontarkan karena Deon kaget!.
Bintang memeluk perempuan!?
Ternyata Bintang normal?
Oh.
"LOH HEH, PAKETU UDAH PUNYA BINI TERNYATA!" Sontak membuat beberapa member dark anggota samudra berdatangan ke arah Kantin.
"Heh iya su, manis juga bini nya pak ketu"
"Andai pak ketu belum punya bini kayak matahari, udah gue pacarin dulu tuh anak"
"Matahari? Bintang? Btw cocok njir"
Ya begitulah bisik-bisik dari beberapa orang yang ada di kantin.
"Nih, Ar! Diminum, jangan dikasih," Imanuel sebal lantaran Matahari selalu memberi susu kotaknya kepada adik kelas yang tidak membawa bekal.
Bukannya apa, matahari selalu beralasan ia akan meminumnya. Tapi apa? Huft lupakan hal itu.
"Bukain," rengek matahari kepada salsa.
"Gue aduin ke Tante Risa Lo lama-lama," cibir salsa sambil menancapkan sedotan ke kotak susu itu.
"Hiks... Hiks... Kakak..." Rengek Matahari (lagi) kepada Bintang.
Apakah ia belum sadar jika yang ia peluk itu... Bintang samudra yang anti dengan perempuan apalagi jika sudah di peluk.
Tetapi kali ini ia merasa khawatir dan nyaman. Khawatir nya karena apa? Badan Matahari sudah bergetar-getar.
"Lo mau apa?" Tanya Bintang.
"Um... Mau kakak, boleh?"
"BOLEH BANGET!"
KAMU SEDANG MEMBACA
C a h a y a . (On Going)
De Todo"Kakak ganteng!" "Cukup jangan buat gue terlalu dalam menyelami semua hal ini" "Bintang!" Bintang samudra, berumur 17 tahun. Di umurnya yang seperti ini, Bintang selalu menyibukkan diri dengan tawuran, ke club, balapan, dan lain-lainnya. Sampai i...