Rule buku ini simple :
"Kamu diperbolehkan menulis permintaan lain setelah permohonanmu terwujud."
Zeze benar-benar meyakini, jika pencapaiannya selama ini tidak lepas dari pengaruh diary ajaib pemberian mendiang mamanya. Apa pun yang ia tulis di di...
Halo. Apa kabar? Baik-baik aja, kan? Sesulit apa pun harimu, mari bersyukur atas segalanya. Coba cek domisili, dong. Kemarin aku abis dari Sukabumi. Ada yang dari sana?
Sebelum baca, ada yang mau nitip pesen buat kalian nih. Jangan lupa vote! Jangan lupa komen! Jan maen maen sama mas biaya🐍🐍🐍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💚💚💚HAPPY READING💚💚💚
^^^
“SEPATU baru datang!” kata Valeron sembari menyodorkan sneakers ke hadapan Zeze setelah lebih dulu memungut heels gadis itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Yang ini nggak bakal bikin luka-luka, Ze,” ujarnya lembut sambil tersenyum.
Di belakang Valeron, mulut Atha komat-kamit. Dia paling muak melihat lelaki berkelakuan soft boy, sok baik, sok santun, seperti yang dilihatnya saat ini.
“Beuuuuh! Liat Bro...” Topan merasa tersaingi melihat Valeron berjongkok, memakaikan sneakers itu ke Zeze.
“Baru tahu kalo scene di drama Korea benar-benar ada dan nyata," celetuk Zaka.
“Lo sih jomblo menahun,” hina Topan congkak. Kalau urusan cewek, Topan yang lucu dan chubby, boleh berbangga.
“Emang lo kalau sama pacar-pacar lo begini juga, Pan?” Zaka menatap sangsi kawannya itu.
Begitu juga dengan reaksi Atha. Ia menggembungkan pipi, Pura-pura mau muntah. Atha segera beranjak dari sana dengan tangan terkepal. Teringat bagaimana perlakuan manis papa ke mamanya dulu.