BAB 5 : DIAMBANG

329 119 221
                                    

Apa kabar hari ini?

DiaryCle udah sampe bab 5, nih! 

Sadarkah kalian dengan judulnya? Berakhiran apa gess? :D

Readers jaman Happy Birth-die pasti tahu, nih, aku kalo bikin judul part selalu seragam.

By the way, aku minta doanya ya man ceman. Semoga Gemaya bisa dipinang PH. Aamiin.

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Selamat bertemu Si tukang ribut, kayak namanya, Topan! Apakah sumpahnya seampuh Vanila? Wkwk

          ***

"HEH, GUE NGGAK MAU PUNYA CEWEK MAHASISWI BANGKOTAN DI KAMPUS INI!" teriak Zaka sambil mencengkeram krah jaket Topan.

Sementara Atha hanya menatap keduanya tanpa banyak berkomentar. Menurutnya, reaksi Zaka terlalu berlebihan. Namun anehnya, ketika ia hendak mengambil ponsel dari dalam tasnya, tatapannya terusik oleh sesuatu.

DiaryCle.

Dan tiba-tiba saja, bayangan wajah Zeze memenuhi pikirannya. Ucapan Topan juga terus berdengung di telinganya.

"Cewek yang paling gue benci? Hmm..."

Tahu jika Topan hanya membual, Atha segera bangkit dari kursinya kemudian menghampiri Cak Arfan untuk membayar sotonya. Sedangkan Zaka yang dari dulu bercita-cita punya pacar dedek gemes, mendadak pucat begitu mendengar Topan menyumpahinya.

"Heh, tarik lagi omongan lo! Katanya, ucapan itu doa," kata Zaka sembari mengguncang-guncang heboh bahu Topan.

"Iya, ucapan adalah doa kalo yang ngucapin orang baik dan santun." Cak Arfan tak tahan ikut berkomentar. "Apa menurut lo, Topan ini termasuk dalam golongan itu, Zak?"

Zaka menggeleng mantap. Ia menjatuhkan pantatnya ke kursi, lega begitu mendengar petuah Cak Arfan. "Kalo gitu gue bisa tenang, Cak."

Atha memasukkan uang kembalian dari Cak Arfan. Setelah membungkus soto Cak Afran untuk dibawa pulang, ia berpisah dengan personel AmbyaRock yang lain. Motor besar 636 cc mungkin di mata orang-orang, tampak tidak sepadan dengan soto lamongan yang tergantung di setangnya.

Namun Atha tak peduli. Ninja ZX-6R hijau Atha yang ditumpanginya memang terlihat sangat gagah. Cocok dengan pengemudinya yang selalu mengenakan outfit jaket kulit hitam dan jins robek di dengkul itu. Atha segera memacu kendaraannya, menyalip beberapa motor di depannya, dan mencari jalan lengang agar cepat sampai ke tempat tujuan.

Dia sudah ditunggu.

Dan Atha tidak mau orang yang disayangnya menunggu terlalu lama.

Sebelum sampai gerbang rumahnya, Pak Muri sudah siaga membukakan pintu. Suara motor Atha memang khas berisiknya. Jadi, Satpam rumahnya langsung berlari membukakan pintu gerbang ketika suara motor tuannya sudah terdengar dari kejauhan.

DiaryCleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang