Crafting Bomb

346 53 100
                                    

   Warna jingga menghiasi langit sore, burung-burung berterbangan mencari tempat untuk bernaung melewati malamnya hari nanti. Kini, (Y/N) sudah berada dikediamannya, baru saja selesai membersihkan diri ditandai dengan handuk kecil yang melingkari tengkuknya. Gadis itu pun berjalan menuju sofa lantas menyalakan televisi di hadapannya. Menyender pada senderan sofa dengan malas.

   "Oh, Juliet." ujar lelaki dengan poni menyamping itu, menyautkan nama seorang gadis yang berada tak jauh darinya. Acara yang membosankan. Batinnya seraya meraih remote di sampingnya, mengganti saluran televisi itu ke saluran berita. Setelahnya, ia pun menikmati tayangan tersebut sembari mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.

   Ponselnya berdering, layarnya menunjukkan deretan angka yang diyakini sebagai nomor telepon tak dikenal. (Y/N) sedikit ragu untuk mengangkat panggilan tersebut. Namun, pada akhirnya ia tidak terlalu peduli, lantas memencet tombol hijau yang terletak disebelah kanan. Tangannya pun menggenggam ponsel miliknya lalu didekatkan ke telinga kanannya.

   "(S/N)-san? Apa benar ini (S/N)-san?" tanya seorang gadis dengan nada yang lembut. "Yaoyorozu?" (Y/N) balik bertanya pada gadis diseberang telepon. "Benar. (S/N)-san bagaimana kabarnya?" Yaoyorozu menanyakan kondisi gadis itu karena tak dibolehkan menjenguk saat (Y/N) ditempatkan diruang UKS.

   Yang ditanya pun terdiam sejenak, manik matanya tertuju pada apa yang sedang ditayangkan ditelevisi. Ya, reporter meliput kejadian yang baru saja terjadi di USJ tadi siang. "Baik." responnya yang sedikit terlambat. Yaoyorozu pun dapat bernapas lega sesaat setelah mendengarnya. "Aku dapat nomormu dari Iida-san, dia sempat meminta seluruh nomor ponsel kelas 1-A pada Aizawa-sensei."

   (Y/N) menganggukkan kepalanya, masih berkonsentrasi menonton berita yang ada ditelevisi. Yaoyorozu yang khawatir karena tidak mendapat respon pun menyautkan kembali nama temannya, "(S/N)-san?" Dijawab oleh dehaman dari sang pemilik nama itu. Merasa tak enak karena pembicaraan berakhir dengan cepat, Yaoyorozu pun kembali angkat bicara.

   "Iida-san hebat, bukan? Jika bukan karena pertolongannya, mungkin, kita akan dihabisi oleh villain-vilain itu." ujar Yaoyorozu yang berhasil merebut kembali perhatian (Y/N). Gadis itu mengubah posisi duduknya menjadi tegak. Pikirannya membawanya kembali pada momen dimana ia sedang berada dalam pengaruh dari efek samping quirk-nya.

   ... Iida-kun sudah meminta pertolongan ke sekolah.

   Iida-kun berlari ke sekolah tepat setelah Thirteen diserang oleh villain itu.

   Begitulah yang Uraraka katakan pada Yaoyorozu saat itu. (Y/N) menyunggingkan senyum miris diwajahnya. "Betul juga." jawabnya singkat dengan nada ramah yang dipaksakan. Yaoyorozu mengira (Y/N) butuh waktu untuk menyendiri, lantas ia menutup pembicaraan sebelum memutus panggilan.

   "Kalau begitu, aku tutup teleponnya, ya? Jangan lupa istirahat, (S/N)-san." Dibalas dengan perkataan yang serupa oleh (Y/N). "Yaoyorozu juga, jangan lupa istirahat." Panggilan pun diakhiri oleh Yaoyorozu. (Y/N) kembali menyenderkan tubuhnya pada senderan sofa dengan perasaan kecewa. Ditatapnya kembali layar televisi yang menayangkan polisi sedang diwawancara oleh wartawan di TKP.

   "Dari yang kita tangkap adalah murid-murid UA diserang oleh sekelompok villain dengan motif ingin membunuh sang Simbol Perdamaian, All Might, yang saat itu terlambat menghadiri sesi Battle Training yang berlangsung di USJ. Selebihnya, saya dan tim masih berusaha menyelidiki jejak dan latar belakang villain-villain tersebut."

   ---

   Keesokan harinya, gadis itu tetap pergi ke sekolah. Meskipun masih dengan suasana hati yang sedih akibat merasa tidak berguna. Kepalanya ia tundukkan seraya menyusuri gerbang sekolah itu. Memenuhi kewajiban untuk menuntut ilmu.

Estranged [MIDORIYA IZUKU X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang