Segelas penuh susu kedelai, 3 buah bronis coklat.
Dinikmati pelan-pelan dengan santai, diiringi hembusan manis. Nikmat.Tiba-tiba terdengar seruan di kepala,
persepsi bodoh mulai masuk, mendobrak, merusak suasana....Kuhidup diwarnai angka dan motif. Seakan ku berada di dunia fiktif.
Punya lengan namun hanya berputar. Berjalan ke arah yang sama hanya untuk melingkar.Digantung, dipajang ataupun dipergunakan. Semua hanya untuk memenuhi satu tujuan.
Dipangkali oleh energi kering, ku diperhatikan sesaat dan dibiarkan sampai mati.Namun meskipun terhiraukan dan meskipun diperggunakan, di dalam ini masih ada hati yang tetap berdetak.
Berdetak untuk berputar, berdetak dengan arah yang sama, namun dengan senyuman lebar di muka.
Biarpun aku dihiraukan, biarpun sekarang ku ingin menyerah, ketauhilah mulai sekarang setiap detakan, dan setiap putaran yang searah, kulakukan itu untuk mengingatkanmu akan hidup singkatmu yang hanya terbatasi oleh waktu.
Karena meskipun pangkalku habis dan tanganku berhenti berputar, sumberku kan kau ganti dan aku akan berdetak kembali.
Aku akan kembali lagi. Kembali menghitung mundur menuju tanggal kematianmu. Kembali menunggu untuk kegelapan bertamu. Kembali unt....
"Sudah, sekarang mau apa kamu?" sambil kucabut baterai dari jam dindingku.
Setengah gelas susu kedelai. 1 buah bronis coklat.
Dinikmati pelan-pelan seperti di pantai, teriringi angin dingin malam yang mengikat.sekian~
KAMU SEDANG MEMBACA
Brisik.
RandomPersepsi yang menggonggong di malam hari, yang dikemas dalam bentuk kalimat berima. Namun penulis tidak dapat berpuisi dengan asri. Balok,silinder,limas dan prisma.