satu

142 18 0
                                    

Jaehyuk mengerjap ketika matahari dengan tak sopan masuk kedalam penglihatannya. Lalu Jaehyuk menyipit guna menormalkan pandangan nya yang agak kabur karena baru bangun dari mimpi indah.

Duk

Duk

Duk

Suara gedoran pintu terdengar, lalu suara cowok yang Jaehyuk kenali mengalun di indera pendengarnya dengan tak santai. Sebab orang itu berteriak marah-marah di pagi hari.

"Bangun! udah siang!"

"Enghhhh." Jaehyuk mengerang frustasi, ia benar-benar masih mengangtuk. Jinjja, suer deh Jaehyuk tadi malam bergadang gara-gara Jaeongwo sang adik kelas yang mengajak Jaehyuk duel dalam game online.

"Keluar, atau gue dobrak!"

Jaehyuk membulatkan mata, badannya jadi menegak yang semula akan ia rebahkan.

"Iya, iya bentar!" Jaehyuk jadi ikutan teriak, dirinya panik.

Satu, pakai celana.

Dua, pakai baju.

Tiga, elap muka yang sekiranya terdeteksi ada iler.

Ckleek...

Baru membuka pintu berniat buat nyambut, tapi Jaehyuk keburu di tinju.

"Eh bang Jihoon, sakit!"

"Rasain nih, mamam tuh tampolan gue."

"Aw, aw. Apa sih bang, sana ah pergi. Gue mau siap-siap buat ke kampus tau!"

Jihoon berhenti dari kegiatan pukul memukul nya. "Cepetan, jangan sampe terlambat ke ruang rapat. Hari ini yang jadi petugas keamanan Yoonbin. Jangan sampe lo ketangkep makhluk es itu."

Dengan malas Jaehyuk mengangguk kan kepala tanda mengerti, lalu ia menutup begitu saja pintu membuat Jihoon yang kaget berteriak mengumpati.

"Anjrot!"

***

Disambut Doyoung yang menatap Yedam dengan pandangan berseri-seri. Yedam tahu, pandangan macam itu pasti ada tujuan terselubung dari Doyoung.

"Yedam yang manis, baik hati, dan tidak sombong. Gue nyontek sejarah dong."

Nah kan, baru aja Yedam berfirasat buruk. Ini benar-benar terjadi, Doyoung meminta contekan. Doyoung kini tengah menengadah tangan, dengan mata puppy eyes yang dibuat-buat.

"Sudah biasa." Yedam bergumam, dengan sedikit tak ikhlas ia mengeluarkan bukunya dan menyodorkan ke arah Doyoung.

"Gc, sepuluh menit lagi bel bakal bunyi."

Doyoung hanya menjawab dengan acungan ibu jari. Yedam jadi tiduran di meja menunggu bel masuk berbunyi.

"Doy, kak Doy!"

Yang dipanggil jadi emosi, padahal dia lagi serius mencontek pr sejarah punya Yedam. "Apa sih, berisik amat!"

"Bang mabar yuk, ada game baru nih!" Jeongwoo berseru dengan semangat. Matanya berseri-seri menatap Doyoung.

Jeongwoo menunjukkan ponselnya yang terdapat satu gambar menyeramkan. "Ini, ini game yang lagi banyak dibicarain. Karena pas demo game ini banyak yang bilang gamenya seru dan menantang, dan ada juga desas-desus game ini terkutuk."

Jeongwoo duduk di kursi depan Doyoung dan tetap menghadap ke belakang bersiap melantunkan suara nya yang indah, "kita udah lama gak bikin konten kan? Subscribers kita juga berkurang karena kita udah jarang upload dan masalah yang waktu itu."

Doyoung menaikkan satu alisnya, "ya terus?"

"Ck, bego banget dah. Ya maksud gue, gimana kalau kita main ini game. Dengan kita main ini game, pasti subscribers kita bakal tambah banyak. Apalagi desas-desus tentang game ini terkutuk, ini game bakal jadi booming pas keluar tau." ujar Jeongwoo dengan senyum angkuh, merasa idenya ini sangatlah brilian.

"Terkutuk gimana?"

"Dua pembuat game dan dua pemain mati setelah main game ini. Mereka tewas mengenaskan tanpa ada jawaban dibalik tewasnya mereka. Sebenernya ini udah di luncurin tahun kemarin, tapi entah kenapa di take down lagi game nya karena alasan perbaruan. Dan sekarang keluar lagi yang katanya keluar bersamaan dengan kutukan itu."

Yedam yang sedari tadi tiduran di atas lipatan tangannya jadi mengangkat kepala, "udah tau desas-desus nya gak ngenakin, masih aja lo mau nekat wo."

"Duh bang Yedam, pake logika aja, ya kali nih game terkutuk beneran. Mati nya seseorang atau players di pertunjukkan demo game itu emang udah kuasa tuhan, emang udah jadwalnya dia mati. Ya kali beneran mati karena game, gak logis banget."

Benar, mana ada mati karena kutukan. Game kutukan? Doyoung juga tidak percaya tuh.

***

Jeongwoo tersenyum lega. Berhasil mengajak Doyoung dan yang lainnya, lalu selanjutnya ia akan mengajak Jaehyuk. Pokoknya demi konten Youtube nya, Jeongwoo akan bekerja keras demi itu. Lagi pula pasti Jaehyuk tidak sulit diajak. Karena Jaehyuk tuh pecinta game.

Pasti mau. Batin Jeongwo senang.

Jeongwoo kini berjalan di lorong asrama mahasiswa menuju kamar Jaehyuk. Ia berjalan pelan namun pasti. Ini sudah pukul 09.00 malam. Asrama kampus menutup akses kunjungan, jadi Jeongwoo harus mengendap-endap.

Kenapa tidak siang tadi? Siang tadi Jeongwoo sibuk latihan sepak bola bareng Haruto dan Yedam.

Fyi. Kampus Jaehyuk itu berdekatan dengan yayasan sekolah Jeongwoo, Yedam, dan Doyoung. Asrama pun bersebelahan. Kalo kata Jaehyuk 'lima langkah dari rumah'.

"Yailah nih anak kenapa gak bisa dihubungi sih. Padahal urgent." Jeongwoo menggerutu, kesel banget Jaehyuk tumben gak bisa di hubungi baik lewat pesan atau telepon. Tidak dijawab sama sekali.

Tok

Tok

Tok

Jeongwoo sudah mencapai pintu kamar asrama Jaehyuk. Ia mengetuk dengan pelan, takut jika ia ketuk dengan penuh tenaga nanti ia ditangkap satpam asrama.

"Nah kan, nih anak dimana sih?"

Jeongwoo mencoba menerobos masuk, tapi pintu terkunci.

"Ngapain lo disitu?"

Bulu kuduk Jeongwoo berdiri semua, kaget sekaligus takut. Takut ia tertangkap basah nerobos masuk asrama orang malem-malem begini.

"Wo, lo ngapain disitu?"

Cowok tampan kini menatap Jeongwoo dengan bingung. Melihat itu Jeongwoo jadi menghela nafas lega, ternyata Jaehyuk.

"Ck, lo dari mana aja sih?!"

Jaehyuk menggaruk tengkuknya, "hehe gue bolos seharian bareng bang Hyunsuk."

"Subhanallah, yaudah cepetan buka kamar lo!"

Jaehyuk dengan polos hanya mengangguk, mau-mau saja diperintah anak kecil.

Setelah masuk dalam kamar Jaehyuk, Jeongwoo duduk di kasur Jaehyuk sambil memandangi Jaehyuk yang kini tengah membereskan buku-buku yang berserakan di meja belajarnya.

"Jadi, ngapain lo ke asrama malem-malem begini?"

"Mau kasih info penting banget buat lo."

"Tapi wo, info dari lo itu selalu isi nya sampah mulu." Jaehyuk menatap malas Jeongwoo yang kini nyengir macam kuda.

"Lo tau kan, channel kita udah dua bulan ambyar. Bahkan subscribe kita pada kabur dan jadi ngatain kita kreator kibul."

Jaehyuk jadi mengangguk, teringat bagaimana subscribe mereka mengatai bahwa channel yang mereka buat tak berguna. Ia ingat, bahwa Jeongwoo, Jaehyuk serta kawan-kawannya membohongi penonton kala eksplorasi di sebuah kuburan yang ㅡkatanyaㅡ angker. Mereka merekam ada bayangan hantu yang tertangkap kamera, tapi nyatanya bayangan itu hanya manipulasi yang dibuat oleh Junghwan.

"ada game yang nama nya scream." ujar Jeongwoo setelah melihat Jaehyuk hanya terdiam.

"game apa tuh?"

Jeongwoo merogoh saku nya, mengeluarkan ponsel yang kini sudah menampilkan poster sebuah game. "horor, besok baru diluncurin. Pokoknya kita harus coba dan record buat konten. Soalnya itu lagi jadi perbincangan hangat."

***

SELAMAT UNTUK TREASURE ATAS KEMENANGAN NYA DI SEOUL MUSIC AWARD DAN MUBEAT<33333

screamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang