Murid baru

138 27 9
                                    

Pagi yang cerah di Shinu School.

Terlihat seorang remaja bersurai putih salju pendek dengan bola matanya yang sebiru langit berlari menyusuri lorong yang terlihat ramai akan murid-murid yang berlalu lalang menuju kelasnya tanpa menabrak satupun dari mereka.

Saat tiba di depan pintu kelas-

BRAKKK

Dia mendobrak pintu kelas dengan salah satu kakinya dan membuat seisi kelas menoleh kearahnya, lalu detik kemudian semuanya kembali pada kegiatan masing-masing setelah tahu siapa pelakunya.

"Yo, met pagi," sapanya sambil berjalan lurus ke arah kedua sahabatnya yang duduk paling belakang di dekat jendela, tanpa ada merasa bersalah karena mengejutkan orang lain di pagi hari.

"Gak perlu di dobrak kali tuh pintu udah mau rusak karena lu dobrak tiap pagi." Salah satu sahabatnya yang memiliki surai coklat kemerahan sebahu dengan mata tajam bewarna merah menegurnya yang menjadi rutinitas di awal pagi daripada membalas sapaan penuh cita darinya. Yang diceramahi tidak merenungi perbuatannya dan malah membalas dengan cengiran.

"Biarin aja, gak perlu di teladanin, namanya juga kebiasaan," ujar sahabatnya yang lain dengan surai coklat muda panjang bergelombang sepunggung, tanpa memandangnya dengan matanya yang secoklat susu, terlalu fokus memainkan game di ponsel miliknya.

"Nanti ada ulangan, kalian pasti gak belajar, 'kan?" tanya Natalie seraya menyimpan ponselnya menyadari sahabatnya tukang perusak pintu kelas yang bernama Farisya duduk manis di bangkunya.

"Kalau bisa nyontek, kenapa tidak, benar bukan, Risya." Sahabatnya yang bernama Clarissa yang duduk di samping Natalie berdiri dari bangkunya lalu mencondongkan badannya ke depan untuk memudahkannya merangkul bahu Farisya yang duduk di depannya sambil menaikkan sebelah alisnya, yang dirangkul membenarkan dengan menganggukkan kepalanya.

"Yoi' kalo ada yang gampang napa harus yang susah," tambah Farisya, mereka berdua memasang senyum yang mirip, Natalie yang melihat tingkah keduanya hanya bisa menghela napas, sahabat-sahabatnya tidak rajin, tapi pintar untuk hal yang diluar nalar.

Tak lama kemudian bel jam pertama berbunyi, pertanda para murid harus berada di dalam kelas untuk memulai pelajaran.

Natalie, Clarissa dan Farisya yang duduk rapi di belakang kelas di dekat jendela mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran pertama.

❀° ┄───────╮
The Next Life
╰───────┄ °❀

"Cepetan nanti bel bunyi, loh," ujar Farisya tak sabaran dengan berdiri di depan meja Natalie yang sedang mencari uang sakunya di dalam tas.

"Sabar kita kan baru istirahat masa' dah masuk." Natalie sebal dengan kelakuan sahabatnya yang tak pernah berubah.

"Tahu tuh, kalau soal istirahat pasti nomor satu," tambah Clarissa yang masih duduk di kursinya, tidak sadar sikapnya juga seperti itu.

"Halah, lu juga kali," ejek Farisya "palingan gitu biar dapet contekan, 'kan?" lanjutnya.

"Hehe, tahu aja lu." Clarissa tertawa hambar sambil membereskan bukunya yang berada di atas meja.

"Nah udah, yuk ke kantin." Farisya menarik lengan kedua sahabatnya, setelah Natalie menemukan uangnya.

Farisya begitu bersemangat berlari ke kantin, sedangkan yang ditarik sudah pasrah dengan perlakuan sahabatnya yang satu ini. Untungnya di perjalanan mereka tidak tersandung janji manis.g kaki mereka sendiri.

Clarissa membuka pintu kantin. Terlihat kantin sudah dipenuhi murid-murid yang juga sedang lapar.

Mereka mengedarkan pandangan mencari tempat yang masih kosong hingga mata mereka tertuju pada satu tempat duduk.

The Next LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang