OSIS Topaz

62 15 7
                                    


Klub Misteri yang bernama Agen mata-mata yang diketuai Natalie, yang berisikan anggota bernama Farisya, Clarissa, Diantha, Elina, Vania dan Asher. Markas mereka terletak di ruangan bawah tanah sekolah.

Dulu ruangan tersebut hanya berisikan sofa dan meja beserta kursi, kini tersedia meja diskusi, papan tulis dengan kapur, lemari dokumen dan tempat menyimpan makanan, AC, serta sebuah TV.

"Aku benar-benar merasa seperti agen mata-mata sungguhan!" Farisya bersorak senang.

"Kita harus bisa menjalani tugas kita dengan baik." Natalie mengingatkan visi dan misi mereka.

"Ayo kita selidiki pulpen yang baru dibeli, belum sedetik sudah hilang di meja!" kasus pertama yang diusulkan Clarissa.

Tidak ada tanggapan, semua orang sibuk mengalihkan pandangan keberbagai sudut di ruangan itu.

"Kok diem?" Clarissa menatap mereka satu-persatu. Elina yang biasanya tampak biasa saja hanya menaikkan alisnya, Vania dan Asher yang hobi berdebat tiba-tiba sama diamnya.

"Oh, ya, kita melupakan sesuatu, TV itu belum disambung dengan jaringan, bukan? bagaimana jika kita mengakses CCTV dengan TV tersebut?" Diantha memberi tahukan mereka sesuatu yang penting.

Semua orang mengangguk.

❀° ┄───────╮
    The Next Life
╰───────┄ °❀

Sepulang sekolah mereka berkumpul kembali.

Mereka berniat ke ruang guru setelah seluruh murid tidak ada yang berada di gedung sekolah.

"Aku benar-benar bersemangat! kita perlu identitas!" Farisya yang kelewat senang tiba-tiba saja mulutnya dibungkam Clarissa.

"Diamlah! nanti kita ketahuan!" Natalie berbisik.

Terlihat beberapa guru-guru ke luar dari kantor.

Penghuni klub misteri yang bersembunyi di balik lorong mulai keluar dan berjalan pelan ke arah pintu.

"Apa yang kalian lakukan?"

Mereka membalikkan badan dengan patah-patah.

Mereka ketahuan.

"Menganggu saja!" Asher mendengus.

Vania di sampingnya menyenggol sikunya.

Diantha dalam pikirannya memikirkan cara meminta maaf.

Farisya, Clarissa dan Natalie tersenyum masam melihat salah satu dari mereka.

Di hadapan mereka ada Andhira dan teman-temannya.

"Kami hanya memastikan apa semua pintu sudah dikunci atau tidak." Elina berkata dengan santainya.

Semua orang menatapnya.

"Itu benar!" Farisya, Clarissa, dan Natalie meyakinkan Andhira.

"Terima kasih." ucap seorang remaja dengan kamera menggantung di lehernya bertanya. Rambutnya bewarna coklat kemerahan menutupi sedikit matanya yang bewarna hijau, Matthew.

"Apa kau yakin?" tanya seorang remaja yang dikenal sebagai pemain basket di Shinu School. Fisiknya berambut hitam dengan mata bewarna emas, Ryano.

"Santai." seorang remaja lainnya yang mempunyai rambut bewarna coklat dengan sebuah bunga kecil dibagian poni rambutnya, Tzuya.

"Kalian angkatan Titanium?" tanya seorang remaja yang rambut dan matanya secerah matahari saat senja, Liam.

"Jangan sok kenal sok dekat, deh!" ujar remaja lainnya dengan rambut yang bewarna musim panas dengan bermata orange, Cellynie.

"Kalian ini ... terima kasih." Andhira menatap jajaran OSIS di sampingnya lalu mengucapkan terima kasih kepada anggota klub misteri di depannya.

"Sama-sama," ucap Diantha.

Lalu mereka menjauhi ruangan tersebut.

"Jadi mereka yang kemarin kita lihat, ya?" tanpa sadar Asher bertanya.

"Iya." Diantha menjawab.

"Sudahlah, kita pikirkan itu saja lain kali. Sekarang kita harus menyiapkan persiapan untuk lomba besok!"

❀° ┄───────╮
    The Next Life
╰───────┄ °❀

Hari ini adalah hari perlombaan, tidak ada waktu untuk latihan.

Anggota klub misteri berkumpul pada jam istirahat, lomba pertama akan dilaksanakan nanti siang.

"Kita harus bergerak dengan cepat! lomba pertama adalah melukis!" Natalie duduk di meja yang terpisah dengan meja yang berbentuk 'U' di sekelilingnya, karena dia ketua.

"Farisya!, di mana Farisya?!" Clarissa baru sadar Farisya tidak ada di ruangan tersebut.

Diantha juga menengok ke sekeliling, mereka terlalu terburu-buru menuju markas sehingga melupakan satu anggota atau memang Farisya tertinggal dan karena malas kembali tidur di asrama?

Vania dan Asher mengedikkan bahu, tanda tidak mengetahui keberadaan tukang tendang pintu kelas Amethyst.

"Sepertinya dia pergi ke kantin." jawab Elina.

❀° ┄───────╮
    The Next Life
╰───────┄ °❀

Farisya tiba di depan pintu kantin. Farisya bertekad membeli beberapa makanan untuk teman-temannya. Karena kesalahannya di pagi hari yang merusak pintu, klub AMM terpaksa menanggung biaya kerusakan, hal itu karena sekarang mereka semua bersaing.

Farisya menggenggam kertas yang bertuliskan pesanan untuk anggota AMM.

Dirinya masih berdiri di depan pintu masuk kantin. Murid-murid Shinu School yang memasuki kantin tidak menyenggol Farisya sedikitpun walau jumlah mereka sangat banyak.

Farisya meremas kertas tersebut, lalu melangkahkan kaki menuju meja pemesanan, dengan tangan sedikit mengayun ke depan.

Farisya mencoba melihat depan meja tersebut dikarenakan murid-murid berkerumun untuk memesan, sistem antrean dilupakan karena perut yang sangat lapar, kenapa juga bel istirahat tidak berbunyi?

Dengan menyelip sekuat tenaga di antara murid-murid lainnya, Farisya berhasil berdiri di depan. Dengan masih saling dorong-mendorong dengan murid lainnya, Farisya memberikan kertas yang berisikan pesanannya yang beruntung petugas tersebut ambil lalu menggantungnya di belakang agar chef sekolah melihatnya.

Petugas tersebut kembali melayani murid-murid lainnya yang saling berteriak menyebutkan pesanannya, petugas tersebut tentu kerepotan dengan note kecil dan pulpen di kedua tangannya.

Setan yang tak kasat mata mencoba membisikkan sesuatu di samping Farisya "Udah ambil aja, tidak perlu bayar." malaikat di samping lainnya geleng-geleng kepala.

"Tidak, aku tidak boleh melakukannya!!" seru Farisya dalam hati. Setan yang mendengarnya merasa kehilangan harapan, sementara malaikat mempersiapkan hal tersebut ke catatannya.

"Pak, uang kembaliannya mana?!" teriak Farisya. Petugas tersebut langsung mengambil beberapa lembar uang lalu memberikannya pada Farisya.

Setelahnya setan tersebut resign dari pekerjaannya. Malaikat yang melihatnya tercengang di tempat.

❀° ┄───────╮
    The Next Life
╰───────┄ °❀

Farisya berjalan dengan riang menuju ruangan klubnya, dengan banyak makanan ditangannya.

Farisya yang baru saja akan mengucapkan password, tiba-tiba saja pintu terbuka.

"Farisya! kamu yang berlomba!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Next LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang