Chapter 1

1.4K 82 9
                                    

Dari ambang pintu tampak sepasang mata tengah fokus melihat dua pengantin yang baru saja mengucapkan janji suci di hadapan pendeta dan para jemaatnya. Karena satu alasan, sosok itu diam-diam menghadiri pernikahan tersebut dan pernikahan itu merupakan pernikahan dari sosok wanita yang telah meninggalkan sosok yang sedang berdiri di ambang pintu tersebut. Sosok itu merupakan seorang gadis yang memiliki nama Park Jinny. Beberapa bulan yang lalu, Jinny telah di tinggalkan oleh kekasihnya secara satu pihak karena masalah perjodohan, dan kini mantan kekasihnya itu sudah resmi menjadi istri orang lain. Menyakitkan, namun hal itu tidak membuat Jinny enggan untuk melihat pernikahannya. Bahkan ia baru saja menyaksikan pengantin baru itu berciuman mesra.

"Congratulations Dami-yah." Gumam Jinny dengan senyuman tipisnya. Tidak lama karena merasa sudah cukup Jinny akhirnya meninggalkan gereja.

Selama dalam perjalanan, Jinny hanya berjalan santai dengan menyusuri tepi jalan yang cukup sepi, menghirup udara segar dan mencuci matanya dengan melihat pemandangan yang ada di sekitarnya. Saat menikmati pemandangan, matanya tiba-tiba terfokus melihat sosok seorang gadis yang sedang berjalan tidak jauh darinya. Jinny seketika menghentikan langkahnya ketika melihat paras cantik dari gadis itu hingga gadis itu semakin dekat dan berjalan melewatinya. Tanpa di sadari matanya juga mengikuti gadis itu dan menatap punggung gadis itu dengan kagum.

"Ku pikir hanya Soodam gadis yang paling cantik di dunia ini, ternyata aku salah." Ucap Jinny dengan lantang dan cukup terdengr di telinga gadis itu. Jinny masih menatap gadis itu sementara gadis itu hanya tersenyum dan menghentikan langkahnya sejenak untuk menerima telephone masuk.

"Halo eonnie?" Tanya gadis itu.

"Dita, apa kau di rumah?"

"Aku sedang pergi jalan-jalan, kenapa?"

"Ah... Tidak apa-apa, hanya memastikan kau tidak berdiam diri di rumah hehehe. Beritahu lokasimu saat kau hendak pulang, pekerjaanku sudah selesai dan aku akan menjemputmu nanti." Gadis yang bernama Dita itu kemudian melihat jam tangannya.

"Sepertinya aku akan pulang sebentar lagi, tapu aku ingin membeli sesuatu terlebih dahulu. Aku akan mengabarimu nanti."

"Okay." Dita menutup panggilannya lalu berputar balik menuju arah sebelumnya dan melihat Jinny masih berdiri tegak di tempatnya. Saat berjalan melewati Jinny, Dita memberinya senyuman manis dan senyuman itu berhasil membuat Jinny merasa terpesona dengan gelengan kepalanya.

"Daebak man! Andai aku bisa meminta nomor ponselnya hahahaha." Jinny kemudian melanjutkan perjalanannya ke arah yang berbeda.

***


13:00PM

Di sebuah persimpangan jalan, tampak kerumunan orang-orang sedang mengantri di sebuah cafe dengan di iringi lagu rap yang di nyanyikan oleh Jinny sekarang. Setelah menyaksikan pernikahan mantan kekasihnya, dia melepas penat dengan bernyanyi di sebuah cafe milik temannya hingga ia merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Sementara itu di luar sana, selagi asik bernyanyi Jinny tidak sadar bahwa ada seseorang yang sedang memperhtikannya dari luar yang tak lain adalah Dita, gadis yang beberapa waktu lalu berpapasan dengannya. Dita yang baru saja membeli makanan tidak sengaja mendengar sebuah alunan musik dan sengaja berdiri di depan cafe tersebut hanya untuk melihat siapa sosok vocalistnya. Merasa tidak asing, Dita kemudian menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas.

Bukan kah itu gadis yang berpapasan denganku tadi?

Dita semakin menyipitkan matanya dan menyadari bahwa Jinny adalah gadis yang berpapasan dengannya beberapa waktu lalu. Dita kemudian menyaksikan penampilannya sejenak hingga akhirnya Jinny juga melihatnya dengan kerutan di keningnya. Saat kedua mata mereka bertemu, Dita langsung meninggalkan cafe lalu menemukan tempat duduk di taman dan beristirahat sejenak di sana. Sementara Jinny segera menyelesaikan lagu yang di bawakannya lalu menyerahkan micnya kepada rekannya.

"Lanjutkan, aku harus mengejar sesuatu sebentar." Jinny meninggalkan panggung. Entah apa yang membuatnya penasaran dan tanpa alasan, Jinny mencari sosok Dita dan menemukannya duduk tidak jauh dari cafe.

"That's her!" Sebelum menghampirinya, Jinny melihat toko ice cream dan memutuskan untuk membeli ice cream terlebih dahulu. Sementara Dita sendiri saat ini sedang sibuk membalas pesan dari kakaknya. Derap langkah kaki seseorang pun terdengar di telinganya. Dita pun menoleh ke arah sumber suara dan melihat Jinny berhenti tepat di hadapannya.

"Hai pretty girl! Kita bertemu kembali hehehe." Sapa Jinny dengan senyum cerianya.

"H-hai juga." Jawab Dita canggung lalu Jinny duduk di sampingnya.

"Mungkin kau lupa, kita bertemu beberapa waktu lalu."

"Tentu, aku mengingatmu." Keduanya tertawa kecil.

"For you." Jinny menyodorkan ice creamnya dan Dita malah menatap ice creamnya dengan bingung.

"Terimalah, aku tidak meracuninya." Dita kemudian menerimanya dan mengucapkan terimakasih.

"Anyway, apa boleh aku mengobrol denganmu pretty girl?" Dita terkekeh.

"Apa kau mengenalku?" Jinny tertawa.

"Ice cream itu tanda perkenalan kita." Jinny winked.

"Tapi kita tidak saling mengenal, ottoke?" Keduanya pun tertawa bersama.

"Baiklah berarti kita harus berkenalan terlebih dahulu." Jinny sedikit menggeser posisinya agar lebih dekat dengan Dita.

"What's your name pretty girl?"

"Emh Dita!"

"Dita-ssi... Nama yang cantik sama seperti parasmu yang cantik." Dita blushing.

"A-aku tidak cantik seperti yang kau katakan." Jinny tertawa kecil.

"Aku memujimu sesuai fakta, kau cantik dan terlihat manis saat tersenyum. Aku masih ingat betul bagaimana senyumanmu saat kita bertemu di jalan tadi hehehe." Godaan Jinny malah semakin membuat Dita merasa tersipu malu.

"Kau membuatku malu."

"Hahaha. Anyway, namamu terdengar asing begitu juga dengan wajahmu." Dita terkekeh.

"Because I'm not Korean. Ngomong-ngomong, kau bekerja sebagai penyanyi cafe? Aku melihatmu bernyanyi tadi."

"No, aku hanya mengisi waktu kosong. Cafe itu milik temanku dan pekerjaanku hanya mengawasi semua pekerjaan karyawan di sana." Dita mengangguk mengerti.

"Alih-alih mengawasi karyawanmu, kau malah menghampiriku sekarang." Jinny tertawa.

"Seperti halnya sebuah besi yang tiba-tiba menempel saat bertemu magnet. Saat melihatmu aku seperti sebuah besi yang tertarik oleh magnet cantik dan sekarang aku sedang menempel dengan magnet cantik itu." Dita pun tak kuasa menahan tawanya karena itu terdengar konyol.

"Konyol sekali. Apa kau suka menggoda orang huh?"

"Maybe hehehe. Lagi pula yang aku katakan itu bohong. Aku tidak bekerja di sana, aku hanya berkunjung ke cafe temanku dan meminta ijin untuk membajak panggungnya. Dan maaf jika aku mengganggumu, aku memang sok akrab dan kebetulan suasana hatiku sedang buruk setelah melihat pernikahan orang yang aku cintai."

"Tidak sama sekali. Kau di tinggal menikah?" Jinny menjawabnya dengan anggukan.

"Kasihan sekali. Andai aku tau seperti apa rasanya cinta, mungkin aku tau seperti apa rasanya tersakiti." Kerutan muncul di kening Jinny.

"Maksudmu, kau tidak pernah berkencan atau apa?"

"Mungkin aku juga terdengar sok akrab, tapi aku ingin memberitahumu bahwa selama ini aku tidak pernah jatuh cinta. Bahkan aku tidak tau cinta itu seperti apa." Jinny melebarkan matanya.

"Mustahil gadis secantik dirimu tidak pernah jatuh cinta. Pasti banyak pria yang mengejarmu bahkan mungkin... Seorang perempuan pun? Karena kau cantik." Dita meledakan tawanya sembari memukul kecil bahu Jinny.

"Kau ini konyol sekali. Pria saja tidak ada yang mendatangiku apalagi perempuan, aku gadis lurus bleee!" Jinny kemudian menatapnya dengan bingung.

Apa dia tidak pernah bergaul atau semacamnya?

LOVE IS COMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang