Chapter 5

624 58 26
                                    

Waktu menunjukan pukul satu siang. Setelah menghabiskan waktu dengan pekerjaannya, Jinny yang merasa lelah akhirnya mengistirahatkan tubuhnya dengan bersandar ke kursi. Sementara Dita kini berada di dapur kedai dan mendapatkan ijin untuk memasak sendiri. Setelah membuat hidangan special, Dita segera kembali ke ruangan Jinny dengan membawa hidangan yang ia masak sendiri.

“Taraaa!” Seru Dita sembari menaruh hidangannya di atas meja yang berbeda.

“Kemari, sudah saatnya kau makan siang.” Jinny pun menghampiri Dita dan duduk di sampingnya.

"Woah sepertinya enak." Jinny merasa antusias karena merasa lapar.

"Ngomong-ngomong, mana bagianmu? Apa hanya aku yang akan makan?" Tanya Jinny penasaran karena Dita hanya membawa satu porsi saja.

"I made it just for you."

"Lalu bagaimana denganmu? Kau tidak lapar?"

"Emmm… Aku sudah memakan beberapa potong kimbap saat di dapur tadi hehehe." Jinny menggelengkan kepalanya lalu menggeser posisinya agar lebih dekat dengan Dita.

"Kita harus makan bersama-sama, porsi yang kau buat cukup banyak untuk di makan berdua."

"Tidak usah, kau makan sendiri saja."

"Pokoknya kau harus makan, aaaaa!" Jinny mencoba menyuapi Dita dan dengan pasrah Dita menerimanya.

"Nanti perutmu tidak kenyang." Jinny tertawa kecil.

"Dari pada memikirkan perutku lebih baik pikirkan momen kita berdua saat ini. Bukan kah kita sangat romatis?” Goda Jinny yang berhasil membuat Dita tersipu.

"Again and again." Jinny tertawa dan kembali menyuapinya serta ikut menyantap makanannya dengan lahap. Melihat Jinny makan dengan lahap membuat Dita tersenyum puas hingga keduanya menghabiskan makanan mereka.

“Kau memang calon istri idaman. Terimakasih sudah memberiku makan siang, masakanmu sangat lezat.” Puji Jinny.

“Sama-sama dan terimakasih atas pujiannya. Ngomong-ngomong saat di dapur tadi, orang-orangmu sangat mirip denganmu.”

“Mirip denganku?”

“Yeah sikap mereka mirip seperti dirimu. Mereka terus menggodaku karena aku manis dan mereka juga mengatakan bahwa kau butuh pasangan baru agar hidupmu tidak lagi menyedihkan.” Jinny mengeluarkan tawanya.

“Really? Mereka seperti itu karena terlalu lama bergaul dengan bosnya hahaha.”

“Dan aku akan menjadi korban berikutnya karena aku akan sering bergaul denganmu juga hehehe.”

“Andwae, akan berbahaya jika kau terbawa dengan pergaulan kami. Kau hanya perlu menjadi anak manis saja karena wajah manismu adalah vitamin untukku.” Jinny winked lalu Dita memukul kecil bahunya.

“Kau mulai lagi aish!” Jinny terkekeh.

“Sebaiknya aku antar pulang kau sekarang dan tunggu sebentar di sini.” Jinny pergi memanggil pegawainya untuk membereskan ruangannya lalu megantar Dita pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, mereka di sambut oleh Lea yang tampak sibuk memasukan barang-barang ke dalam bagasi mobilnya.

“Eonni, kau akan berangkat hari ini?” Tanya Dita sembari turun dari motor.

“Aku akan berangkat besok pagi dan sengaja membereskan barangku lebih awal.” Dita mengangguk mengerti dan melihat Jinny bersiap-siap untuk pergi.

“Jinny-ssi, apa kau mau bersantai di dalam rumahku sejenak?”

“No thanks, ada yang harus aku bereskan di rumahku.”

LOVE IS COMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang