6

455 120 93
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perpustakaan hari ini terlihat sedikit lebih ramai.

Jika biasanya hanya ada satu dua murid yang datang, maka kali ini bisa di hitung ada sepuluh siswa yang sedang duduk melingkar di ruangan penuh buku itu.

"Jadi konsepnya sama aja ya kayak tahun kemarin, ada tim bagian merekrut dan ada tim bagian wawancara, buat data siapa siapa aja yang bisa direkrut ntar malem bakal di kirim sama Jans, kalian tinggal pas - pasin aja waktu buat ketemuan sama anak kelas sepuluhnya."

Semua murid yang melingkar di ruangan itu mengangguk paham mendengar penjelasan Leo, salah satu dari mereka kemudian mengangkat tangan bertanya, "Untuk duta perpus, kapan ditentuinnya kak?"

"Tau deh, yang gak sabar buat nyalonin diri jadi kandidat hmmm."

"Aduh aduh, liat nih kak! Herin ngebet banget jadi duta perpus!"

"Udah sih kak, langsung angkat dia aja, gak ada penolakan!"

"Ih gak gitu ya anjir!" Herin menepuk paha David disebelahnya, mulutnya kadang perlu di lakban agar bisa diam. "Lo juga ngebet jadi duta perpus kan?! pake nunjuk - nunjuk gue segala, dasar."

Leo terkekeh, "Pemilihan duta perpus mah, nunggu anggota kelas 10 masuk dulu. Baru ntar gue sama Jans pikirin siapa yang kira-kira cocok."

Jans yang sedari tadi terdiam hanya mengangguk mengiyakan, tangannya sibuk mencatat hasil diskusi pertemuan hari ini, setelah selesai ia menutup bukunya, menatap jam dinding yang terpasang di ruangan itu.

"Udah sore, pertemuan sampe sini aja ya, jangan lupa tugas masing - masing oke? Kalau emang kalian kesusahan langsung chat aja ke gue atau Leo." ujar Jans menutup pertemuan hari ini. Mereka semua kemudian membereskan barang - barang mereka dan beranjak pamit.

"Siap, pulang dulu ya kak!"

Jans mengangguk ikut melambaikan tangan, melihat satu persatu anggota klub keluar ruangan sambil tersenyum kecil. Tangannya bergerak membereskan buku dan tasnya, memakai jaketnya dan bersiap untuk pulang juga.

"Eh, jadi gimana tawaran gue kemarin? Lo jadinya tertarik apa engga?"

Gadis yang ditanya terdiam, menoleh ke arah Leo yang juga sedang membereskan barangnya. Terdapat jeda lumayan lama untuknya menjawab, ia memiringkan kepalanya, menatap Leo yang berdiri menunggu jawaban.

Jans menghela napas, "Kalo gue nolak gimana?"

"Jangan lah anjir." Leo berdecak, "Gue sengaja nyariin guru private biar bisa belajar berdua, masa lo nya gak mau? mumpung lagi diskon juga tuh buat 2 orang pelajar."

"Lo pikir gue gak tau itu akal - akalan lo doang biar gue ikut les? Akhirnya lo juga kan yang bakal bayarin uang les gue?"

Leo menyengir, yang dibalas dengusan kesal oleh Jans. "Kan gue niatnya ngebantu lu doang Jans, elah. Kalo emang lo mau bayar sendiri sih gapapa. Asal lo gak nolak ikut les berdua sama gua."

Chairmate | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang