11

391 69 56
                                    

"Bajingan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bajingan."

Fauzan mematikan sambungan ponselnya, ia berdecih kesal sembari melarikan tatapannya ke sembarang arah. Siapa pun yang melihatnya pasti bisa menebak bahwa laki - laki ini sedang dilanda emosi. Ia menyurai rambutnya acak lalu menghela nafas berat, berusaha menenangkan pikirannya.

Apa tidak cukup orang - orang itu mendatanginya saja? Kenapa orang lain harus terlibat?

Sudah lama Fauzan menutup diri agar orang - orang terdekatnya tidak terbawa, bahkan dengan titlenya sebagai idola sekolah pun tidak ada yang pernah mengoreknya sampai sejauh ini.

Bangsat, Sadewa! Lo beneran cari masalah sama gue!

Setelah menarik napas panjang Fauzan akhirnya memutar balik badannya, berjalan menuruni tangga rooftop Seo Corp ini dengan tergesa - gesa.

"Kak? Ya ampun dari mana aja?"

Fauzan melirik sekilas saat mendengar seseorang memanggil, namun tak lama ia mengalihkan pandangannya dan berjalan cepat tanpa memperdulikan jika orang itu mengejarnya.

"Kak Fauzan abis dari rooftop ya? ngapain disana Kak?"

"Kak astaga pelan - pelan jalannya! Sasya lagi make gaun!"

Fauzan membawa kakinya menuju lift di ujung lorong, berniat turun untuk ke basement sebelum perkataan gadis di belakangnya mengintrupsi.

"Kak Fauzan mau kemana lagi? Nanti di cariin sama ayahnya Kak Fauzan gimana?"

Langkah kaki itu kemudian terhenti, Fauzan berbalik badan membuat gadis yang sedari tadi mengikutinya ikut menghentikan langkahnya. Sasya meneguk ludahnya kasar ketika Fauzan berjalan mendekat, merapatkan tubuhnya ke dinding dan memberikannya tatapan tajam. Badannya seketika terdiam tak berkutik.

"Berhenti gunain nama ayah gue sebagai alasan." Fauzan menunduk, membisik ke telinga Sasya dengan nada rendah. "Lo tuh nggak ada capeknya ya? Belom puas juga gue tolak di depan tiga angkatan langsung? Perlu gue tolak lo secara resmi di depan orang tua lo?"

Fauzan bodoh

missed call (2)

| Lo dimana?
| Gue ke rumah lo sekarang.

Lah tunangan lo terus lo kemanain?|

|Siapa? Jans?

Halu lo bangsat.|
Sasya, lo habis makan malam sama keluarga dia kan?|

|Udah pulang bareng keluarganya.
|Tunggu gue, gue berangkat sekarang.

dan disini lah Fauzan sekarang. Duduk di sofa megah milik Tuan Muda Achilleo Samudra, — mengingat bagaimana pelayan di rumah Leo memanggil anak itu membuatnya terkekeh ringan.

Chairmate | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang